Bunga Kenanga atau Ylang-Ylang atau dalam bahasa Balinya disebut Bungan Sandat (Cananga Odorata), adalah salah satu bunga unik yang banyak disukai & dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari di Bali. Bunga ini disukai lebih karena wanginya yang sangat kuat ketimbang keindahannya. Warna mahkota bunganya sendiri adalah hijau, sampai hijau kekuningan yang tak jauh beda dengan warna daun, sehingga jika tidak wangi, maka bunga ini bisa jadi luput dari perhatian kebanyakan orang. Terlalu mirip dengan daun. Hanya bentuk mahkota bunganya yang memanjang dan cenderung ikal yang membuat orang ngeh bahwa itu adalah bunga dan bukan daun. Read the rest of this entry
Monthly Archives: December 2010
Teratai Putih Kecil..
“Ring purwa, tunjunge putih, Hyang Iswara dewatanya
Ring papusuhan pernahira, alinggih sira kalihan
Pantesta kembange petak, ring tembe lamun dumadi
Suka sugih tur rahayu, dana punya stiti bhakti”
Itu sepenggal dari salah satu kidung Aji Kembang, yang umum dinyanyikan saat upacara keagamaan di Bali. Lyric kidung ini jelas sekali menunjukkan betapa pentingnya kedudukan bunga teratai/bunga tunjung (dalam hal hal ini Teratai Putih) dalam kehidupan masyarakat & aktifitas keagamaan di Bali.
Teratai Putih kecil atau Tunjung Putih (Nimphaea Alba) merupakan bentuk mini dari teratai putih besar yang umum dijumpai di kolam-kolam umum. karena ukurannya yang mini, maka teratai putih kecil ini sangat sesuai jika ditanam dalam pot batu/pot tanah kecil yang diperuntukkan bagi tanaman air.
Pot dapat ditempatkan di halan depan rumah, atau di sebelah pintu masuk. Di Bali banyak yang menempatkannya di dekat pintu merajan atau sanggah yang membuat keseluruhan tampilan pekarangan jadi tampak lebih artistik.
Merawat Teratai Putih Kecil, sama dengan merawat teratai lainnya, yakni cukup dengan pemupukan secara berkala & rajin menyiangi daunnya yang sudah tua kekuningan, maka teratai akan selalu tampak segar & rajin berbunga. Media yang terbaik untuk digunakan adalah lumpur kolam/lumpur sawah dan air. Bila tak mempunyai lumpur kolam/sawah, tanah biasa juga bisa digunakan.
Balinese Wind Chime… Mendengarkan Suara Angin.
Salah satu cara untuk bersantai di akhir minggu atau saat musim liburan begini, adalah dengan duduk –duduk di teras rumah sambil membaca buku, minum teh ataupun hanya sekedar bermalas-malasan sambil mendengarkan music kesayangan kita. Bagi saya yang menyukai alam bebas, mendengarkan suara kliningan angin membuat saya merasa sedang dibawa ke alam bebas. Mengingatkan akan suara pada pondok-pondok bambu beratap ilalang yang kadang dibangun orang di pojok sawah sebagai tempat istirahat para petani atau untuk mengusir burung-burung pipit.
Kliningan angin atau wind chime dibuat orang untuk menikmati musik sederhana di sawah atau tegalan dengan cara memperkuat suara angin. Di Bali, kliningan angin umumnya dibuat dari buluh bambu dan batok kelapa dengan sebuah pemukul di tengahnya. Nada diciptakan dengan cara mengatur panjang pendeknya bambu. Kliningan angin umumnya digantungkan di pojok atap pondok/bale atau di dahan pohon dimana dirasa di tempat itu banyak tiupan angin yang lewat. Kliningan akan berbunyi meninggalkan nada-nada yang alami tergantung kencang lemahnya tiupan angin dan arah angin yang bertiup. Rasanya damai dan tenteram mendengarkan suaranya.
Kliningan angin juga bisa kita pasang di halaman rumah, baik untuk digantungkan di dahan pohon maupun pada salah satu pojok atap, atau jika anda memiliki bangunan kecil misalnya gazebo atau jineng sebagai pemanis element taman.
Kisah Pohon Yang Tumbang…Perkokoh Akar Brand Kita Jika Tak Mau Bernasib Sama.
Beberapa tahun lalu, saya mendapatkan hadiah sebuah pohon penaung dari seorang teman. Pohon itu sudah cukup besar. Rantingnya dipangkas untuk menghindarkan penguapan berlebihan saat pohon harus menjalani masa pemulihan saat ditanam. Akar & sebagian tanahnya dibungkus rapat dengan karung goni yang diikat tali rafia. Baik batang dan daun pohon itu cantik. Setelah mengucapkan terimakasih pada teman itu, maka segera saya memanggil tukang untuk membantu menanam pohon itu. Tukang yang saya panggil adalah tukang yang biasa menangani tanaman dan cukup sering membantu jika saya membutuhkan tenaga extra untuk membongkar tanaman. Karena sudah sering di rumah, maka saya membiarkan tukang itu sendiri bekerja sementara saya ke dapur menyiapkan makanan untuk keluarga saya. Setelah selesai menanam dan memasang penyangga yang kuat dari bamboo untuk menopang pohon itu, saya lalu membayar upahnya dan tukang itupun pergi. Tidak lama kemudian, pohon itu mulai menunjukkan tunas mudanya dan segera tumbuh hijau dan rimbun. Read the rest of this entry
Jangan Berhenti Belajar..
Bulan Desember tahun ini saya memiliki liburan yang panjang. Memberikan kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan sejak lama. Pertama, pasti menikmati peran sebagai ibu dari 2 anak laki-laki yang sedang tumbuh besar, lalu pergi ke salon buat merawat diri, merawat tanaman, memasak makanan kesukaan, pergi ke pasar, pergi ke toko buku , dsb hingga membuat personal blog. Dan tidak lupa saya memasukkan kegiatan menambah ilmu apa saja yang berkaitan dengan bisnis, belajar nyetir lagi dan belajar desain grafis ke dalam daftar rencana saya.
Begitu hari pertama libur datang, saya segera melaksanakan rencana saya sesuai list tersebut. Tiap kali usai melakukan satu kegiatan, saya segera centrang agar saya bisa memfokuskan diri pada rencana kegiatan berikutnya dengan disiplin. Habis mengikuti business conference saya centrang. Habis mengikuti training business coach saya centrang lagi. Demikian seterusnya. Hingga tibalah pada daftar dimana sekarang saatnya saya harus mulai belajar menyetir lagi.
Menyetir kendaraan merupakan kelemahan saya selama ini. Belasan tahun nyaris tak pernah menyetir lagi, membuat saya tak memiliki kepercayaan diri lagi membawa kendaraan. Terlebih jika melihat kondisi lalu lintas di Jakarta yang penuh kendaraan motor bersliweran sekarang ini, menambah kegamangan hati saya. Tapi bulan ini saya sudah bertekad harus berani menyetir lagi. Saya tak mau selalu menggantungkan diri saya pada supir. Saya harus mengalahkan perasaan takut saya. Harus mengembalikan kepercayaan diri saya di jalan raya!.Bagaimanapun caranya. Harus! Harus! Dan harus!. Memikirkan itu, maka saya memutuskan untuk datang ke salah satu sekolah menyetir mobil di bilangan Bintaro, agar dekat dari rumah.
Saat saya datang ke kantor sekolah itu, dua orang penjaga counternya segera berdiri dari duduknya menyambut saya dengan ramah dan mempersilakan saya duduk. Dengan muka berseri seri, salah seorang darinya menyodorkan saya list program, hari, guru, paket peserta – apakah ingin private sendiri atau oke dengan paket bersama peserta lain dan termasuk harganya masing-masing. Setelah melihat list, jenis mobilnya serta harga dan timingnya, saya lalu menyetujui untuk mengambil salah satu paketnya. Sang penjaga counter terlihat senang karena pagi-pagi sudah berhasil mendapatkan klien baru. Segera ia mengeluarkan form dan mengisinya .
“ Siapa Bu, nama putranya yang akan belajar nyetir? “ tanyanya. Semula saya agak terperangah mendengar pertanyaannya, sehingga ia menegaskannya kembali dengan kalimat lain.
“Ini putranya kan ya Bu, yang mau belajar nyetir?” tanyanya dengan polos dan tetap ramah. Lho? Wah, ini salah menebak pasti, bathin saya.
“Bukan, Mbaaak… saya yang mau belajar menyetir” Jawab saya kemudian sambil tersenyum.
“Ooh.. maaf, Bu. Kirain…” Katanya tersipu-sipu. Lalu segera menanyakan data pribadi saya dan mengisi formulir dengan cepat serta meminta saya membubuhkan tanda tangan di sana. Saya melakukan pembayaran dan mulai hari itu saya langsung belajar menyetir dan setelah 6 jam pelajaran dalam 4x pertemuan dengan guru saya, saya lalu dinyatakan lulus. Lumayanlah. Sekarang saya mulai pede menyetir lagi. Paling tidak untuk pergi ke pasar atau ke salon yang dekat. Tidak lupa saya centrang lagi rencana kegiatan dalam daftar saya itu.
Usai menamatkan sekolah menyetir, saya lalu mencari informasi untuk belajar desain grafis. Kenapa desain grafis? Karena sejak kecil saya sangat suka menggambar & melukis. Bertahun-tahun bekerja dengan rekan Graphic Designer di kantor membuat saya gatal pengen juga memiliki kemampuan seperti itu. Tentu saja bukan untuk bersaing dengannya atau mengkudeta posisinya, namun untuk menyalurkan hobby saya menggambar. Sejak dulu pengen belajar, namun karena kesibukan baik di kantor maupun di rumah, keinginan itu belum pernah kesampaian. Nah sekaranglah saatnya.
Karena tidak tahu tempatnya, pertama saya search di internet terbih dahulu. Tidak saya temukan kursus Graphic Design di daerah Bintaro. Adanya di Kramat Jati. Weh..jauh!. Lalu saya memutuskan untuk menelusuri jalanan di Bintaro untuk melihat lihat papan reklame di pinggir jalan, barangkali ada yang memasang pengumuman menerima murid untuk belajar desain grafis. Usaha saya juga tidak membuahkan hasil. Terakhir saya coba masuk ke tempat-tempat kursus biasa. Ternyata banyak diantaranya yang menyediakan jasa kursus computer & Graphic Design walaupun di papan reklamenya tidak ada. Hampir sama dengan di tempat kursus mengemudi, saya langsung dberi penjelasan mengenai paketnya ( programnya apa saja, berapa kali pertemuan, berapa jam dan berapa biayanya) dan lalu saya setuju. Mengingat sebentar lagi libur Natal dan Tahun Baru, petugas administrasi lalu mengatur schedule kursusnya .
“ Memang putranya libur sampai kapan ,Bu?” tanyanya sambil membuka buka kalender. Seketika saya menyadari arah pertanyaannya. Pasti disangkanya saya sedang mendaftarkan kursus buat anak saya. Bukan buat saya sendiri.
“Kenapa menanyakan sampai kapan anak saya libur?” Tanya saya sambil tertawa geli.
“Loh? Yang mau kursus?” tanyanya sambil heran, sambil memandang saya dengan tatapan tidak yakin. Saya lalu menjelaskan bahwa yang mau belajar grafis adalah saya, bukan anak saya. Si Mbak petugas lalu meminta maaf sambil membela diri” Soalnya, yang biasanya ngambil kursus kan anak-anak sekolah atau mahasiswa, Bu..” katanya. Saya jadi ikut tertawa geli mendengarnya. Namun sempat membuat saya merenung juga. Apakah saya terlalu tua untuk belajar? Mengapa wanita, atau ibu-ibu , atau orang seumur saya tidak banyak yang mau belajar menyetir maupun menggambar grafis, sehingga membuat saya menjadi aneh kalau mulai belajar di usia ini? Apanya yang salah?
Dua kejadian itu menunjukkan dengan jelas bahwa saya memang dianggap terlalu tua untuk belajar (mengambil kursus). Padahal dalam hati, saya merasa belum tua. Wah.. bagaimana ini?
Kepala saya jadi penuh pertanyaan, mengapa banyak orang cenderung mengira bahwa belajar adalah hak & kewajiban orang yang muda saja, sedangkan orang yang lebih tua dianggap tidak umum memiliki hak & kewajiban itu?. Bukankah belajar adalah hak & kewajiban sepanjang hayat dikandung badan? Jadi hak & kewajiban setiap orang di usia berapapun. Proses belajar seharusnya tak pernah berhenti hingga kita mati.
Bila mengingat kembali pesatnya perkembangan bayi hingga deawasa saya jadi takjub. Mulai sejak lahir dan tak berdaya, lalu dalam usia hanya beberapa bulan, bayi mulai bisa tengkurap & menegakkan lehernya, usia 6 bulan mulai berceloteh, usia 9 bulan sudah bisa berbicara dan merangkak, lalu umur setahun mulai bisa berjalan, kemudian berlari, bercakap-cakap, bermain, bernyanyi, membaca dan berhitung…dan seterusnya. Lalu tanpa kita sadari tiba-tiba ia sudah menjadi besar dan pintar mendebat kita!. Hanya dalam hitungan beberapa tahun! Alangkah banyaknya ilmu yang bisa dipelajari manusia jika terus belajar seperti bayi dan kanak-kanak. Alangkah pesatnya pertumbuhan pengetahuan manusia. Dan pesatnya pertumbuhan itu terus berlangsung selama orang bersekolah.
Dan kemudian apabila kita amati berikutnya, setelah berhenti sekolah, maka peningkatan pengetahuan orang cenderung lebih lambat, makin lama makin lambat lagi, atau bahkan berkurang karena pikun. Jika kita bayangkan perkembangan pengetahuan sejak bayi hingga tua itu, saya rasa sangat mirip dengan kurva dengan garis yang meningkat cepat diawal hingga usia 22-23 tahun lalu mendatar setelahnya. Mengapa itu terjadi?
Menurut pikiran saya, hal itu terjadi karena setelah usai masa kuliah, orang cenderung berhenti belajar. Orang hanya menyerap informasi secara pasif dan tidak terbuka untuk mengksplorasi hal-hal diluar pengetahuannya secara aktif. Penyebabnya tentu sangat beragam, mulai dari tingkat kesibukan yang mulai meningkat untuk mencari nafkah, tidak ada system yang mewajibkan untuk belajar lagi, merasa tidak memerlukan pelajaran lebih banyak lagi, dsb, dsb hingga karena memang tidak pernah memikirkan dan tidak menyadarinya. Itulah sebabnya mengapa kurva pertumbuhan pengetahuan kita mendatar.
Untuk membuat kurva itu meningkat lagi, maka yang perlu kita lakukan adalah belajar lagi dan terus belajar hingga akhir hayat kita. Belajar apa saja. Hal-hal yang menarik hati kita. Hal –hal yang belum kita ketahui. Atau hal-hal yang menurut kita penting & berguna untuk memudahkan hidup kita. Apa saja! Tak perlu merasa malu bila harus mempelajari hal-hal yang umumnya dipelajari anak-anak kecil atau yang jauh lebih muda dari kita. Jangan pernah merasa diri terlalu tua untuk belajar. Ilmu itu tiada batasnya. Semakin banyak yang kita tahu, semakin kita tahu bahwa banyak yang belum kita ketahui.
Memikirkan ini saya jadi teringat akan sebuah pupuh Ginada, lagu kanak-kanak yang saya pelajari saat di bangku Sekolah Dasar dulu di Bali. Begini lyrics-nya:
“ Eda ngaden awak bisa, depang anake ngadanin
Geginane buka nyampat, anak sai tumbuh luu.
Ilang luu, ebuk katah.
Wyadin ririh, enu liyu pelajain”
Artinya kurang lebih:
(Jangan pernah mengira diri pintar, biarkan orang lain yang menilai.
Ibaratnya menyapu, setiap saat sampah pasti muncul kembali
Bila sampah bisa kita hilangkan, debupun tetap banyak
Walau telah pintar, masih banyak yang perlu dipelajari)
Sungguh sebuah nasihat bagi kita untuk selalu belajar dan belajar kembali sepanjang hayat. Belajar apa saja. Yang penting belajar!
Jadi mengapa kita berhenti belajar?
Liburan ke Bali Ya? Mampir ke Bangli Yuk..
Kalau ada yang merencanakan liburan ke Bali, mungkin ada baiknya mampir ke Bangli, kota kecil yang letaknya di tengah tengah pulau Bali. Bangli, adalah kota kelahiran saya. Di sana rumah saya. Di sana keluarga yang saya cintai tinggal dan menjalani kehidupannya. Selain memang menyimpan banyak kenangan indah dengan orang –orang yang saya sayangi, kota itu memang indah, sejuk dan tenang. Mungkin sebagian orang yang menyukai kehidupan kota yang hingar bingar mengatakan bahwa Bangli terlalu sepi, namun bagi orang yang menyukai ketenangan & ketentraman jiwa, Bangli yang sejuk & tenteram merupakan tempat tinggal yang menyenangkan. Sehingga tidak heran jika sebuah Rumah Sakit Jiwa yang besar (barangkali yang terbesar untuk kawasan Indonesia timur) mengambil lokasi disana. “Dari Bangli ya? Orang gila dong..” olok teman saya waktu saya kecil. “Lah..justru Bangli, tempatnya buat pemulihan jiwa!” begitu selalu jawab saya . Read the rest of this entry
Mengadopsi Anak Kucing Liar..
Anak saya yang kecil sangat menyukai kucing. Terutama anak kucing. Tidak heran karena kucing memang selalu terlihat lucu dan menggemaskan. Tiap kali melihat kucing ia selalu minta agar bisa memilikinya. Bahkan kalau melihat kucing liarpun ia ingin mengadopsinya untuk dipelihara di rumah. Namun sayang ayahnya kurang menyukai kucing. “Kucing sangat berisik!” itu selalu komentarnya tiap kali anaknya ribut ingin memelihara kucing. Ia lebih suka anaknya memelihara binatang peliharaan lain misalnya kelinci, kura-kura, burung dsb. Tapi bukan kucing!. Read the rest of this entry
Perfuming Your Garden, Cara Membuat Halaman Rumah Semerbak Mewangi..
Jika kita hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat dan bersantai di rumah, tentunya sangat menginginkan agar kwalitas waktu yang cuma sedikit itu menjadi optimal. Saat di rumah mungkin kita memilih aktifitas bersama keluarga dengan bercengkerama bersama, minum teh atau hanya sekedar duduk duduk sambil ngobrol di teras rumah. Salah satu cara untuk memberi nilai tambah pada aktifitas kebersamaan kita di teras rumah adalah dengan membuat teras rumah selalu sejuk, segar dan wangi sepanjang waktu. Selain menjaga kebersihannya dengan menyapu & mengepel lantainya, kita juga bisa menanam tanaman-tanaman hias yang berbunga harum untuk mewangikan halaman rumah kita, sehingga jika ada angin yang bertiup maka wangi bunga-bunga itu akan sampai di teras tempat kita duduk-duduk. Berikut adalah contoh beberapa jenis tanaman hias yang bunganya menghasilkan wewangian yang enak meyegarkan dan mudah ditanam, yang bisa kita tanam di halaman rumah kita.
1. Gardenia atau Bunga Kaca Piring
Gardenia atau Bunga Kacapiring (Gardenia jasminoides) adalah tanaman perdu dengan bunga berwarna putih bersih, memiliki harum yang lembut dan feminine. Di Bali tanaman ini disebut dengan Jempiring. Bunga Jempiring ini bertahan dengan wangi optimal selama sehari, namun bunganya yang telah layupun masih tetap wangi. Walaupun bunganya berukuran cukup besar, namun karena tanaman ini umumnya berdaun rimbun dengan warna hijau tua mirip beludru, maka bunga pada umumnya tidak terlalu menonjol, kecuali jika sedang musim bunga dimana satu tanaman bisa memiliki bunga yang sedang mekar hingga 5-10 kuntum. Karena tanaman agak tinggi menyemak, maka bagus jika ditanam dekat dinding atau pagar. tanaman akan menghasilkan wangi yang terbaiknya pada pagi hari dan senja hari dimana angin bertiup lembut mengarah ke teras rumah.
2. Ylang-Ylang atau Bunga Kenanga.
Ylang-Ylang atau Bunga Kenanga (Cananga odorata) aslinya adalah tanaman yang berpohon tinggi. Namun dewasa ini sangat umum kita temukan jenis Kenanga yang hanya setinggi semak – bukan pohon. Kenanga semak ini layak ditanam di halaman rumah. Bunganya berwarna hijau kekuningan dan menebarkan wangi yang sangat kuat, terutama jika sedang ada angin yang bertiup. Kelopak bunganya memanjang dan terpelintir. Karena warnanya yang hijau kekuningan, bunga tidak terlalu mencolok mata. Wanginya sangat orientalis. Di Bali, bunga kenanga disebut dengan nama Bungan Sandat. Sangat banyak dipergunakan untuk persembahyangan maupun untuk merias rambut pengantin serta membuat air kumkuman (air wangi). Bunga Kenanga juga tetap mengeluarkan wangi yang semerbak, walaupun bunganya telah layu.
3. Old Garden Rose atau Bunga Mawar.
Beberapa jenis mawar atau rose (Rosa sinensis), terutama mawar dari jenis jaman dulu (yang umum kira temukan di rumah kakek/nenek kita waktu kecil), menghasilkan wangi yang sangat kuat, walaupun beberapa jenis mawar hybrid yang banyak diperdagangkan di tukang tanaman belakangan ini banyak juga yang tak memiliki wangi . Kita bisa menanam jenis mawar yang wangi untuk mengharumkan halaman kita. Wangi mawar sangat elegant dan klasik. Beberapa merk parfum ternama menggunakan wangi mawar dari Rose Essential Oil sebagai penanda merknya. Di Bali bunga mawar disebut dengan Bungan Mawa.Banyak dimanfaatkan dalam persembahyangan.
4. Frangipani atau Kamboja Bali.
Beberapa jenis Frangipani atau Kamboja atau sering juga disebut Plumeria, menghasilkan wangi yang sophisticated. Terutama 2 jenis Kamboja Bali yang dikenal dalam bahasa Balinya sebagai Jepun Cenana (Kamboja Kuning Bali) dan Jepun Sudhamala (Kamboja Merah dengan tengah warna kuning dari Bali). Wanginya tidak terlalu kuat, namun sangat memukau. Tidak umum dan tidak biasa. Frangipani kering sangat baik dijadikan sebagai bahan dasar untuk potpourri. Di Bali saya lihat banyak anak-anak kecil memungut bunga-bunga frangipani yang berjatuhan namun masih terlihat segar di rerumputan di bawah batang pohon ini.
Karena wangi dan indah bentuknya, sangat menarik bila ditanam di halaman, terlebih jika pohonnya mulai tua dengan batang yang sangat artsitik sebagai element pendukung taman.
Semua orang tahu kalau Jasmine atau Melati (Jasminum sambac) merupakan penghasil parfum yang baik. Bunganya yang kecil-kecil putih menghasilkan wangi yang lembut dan feminine. Di Bali bunga melati disebut Bungan Kemenuh. Dan umumnya penduduk lokal lebih menyukai jenis melati gambir dibandingkan melati biasa. Namun sebenarnya keduanya memiliki type wangi yang serupa.
Melati bisa kita tanam dekat pagar/tembok mengingat batangnya membutuhkan sandaran. Upayakan tanaman agar menghadap ke arah teras, sehingga kita bisa menikmatinya saat duduk-duduk di sana. Melati bagus juga jika ditanam di bawah jendela.Sehingga jika jendela kamar kita buka dan angin bertiup, maka wangi melatipun akan semerbak terhembus ke kamar.
Tanaman berbunga ungu yang ditukang tanaman disebut sebagai Lavender ini juga merupakan penghasil wangi yang cukup kuat dan paling sering terbawa angin hingga jarak beberapa meter. Bunganya yang kecil-kecil bergerombol menghias tangkai yang pajang dan langsing, menghasilkan wangi yang sangat lembut dan feminine. Wanginya banyak dimanfaatkan untuk membantu merelaksasikan pikiran. Satu rumpun tanaman Lavender bisa menghasilkan 20 – 40 batang bunga (tergantung tingkat kesuburan tanaman), sehingga jika angin bertiup ke arah teras, wanginya benar-benar kuat. Tanaman ini sangat baik jika ditanam di halamn belakang ataupun halaman samping.
7. Scorpion Orchid /Anggrek Kalajengking.
Tidak banyak yang ngeh bahwa Anggrek jenis Kalajengking/Scorpion menghasilkan wangi tipis yang sangat sophisticated dan elegant. Terutama anggrek kalajengking yang berwarna ungu gelap. Sedemikian wanginya, membuat bunga anggrek ini mendapatkan posisi tingginya diantara bunga-bunga yang dimanfaatkan secara tradisional untuk persembahyangan.
Wangi berasal dari kelopak bunganya yang paling panjang mirip jari tengah, sehingga tidak heran di Bali anggrek jenis ini disebut Anggrek Linjong (Linjong = Jari Tengah). Anggrek bisa kita tanam di bawah pohon (mis mangga/jambu/kamboja dsb) dan batangnya kita sandarkan pada batang pohon penaungnya. Dalam beberapa minggu, akar hgantungnya kan keluar dan segera memeluk batang pohon penaung dengan kuat.
8. Sedap Malam.
Bunga Sedap Malam atau Polyanthes tuberosa meninggalkan wangi yang segar & agak misterius. Walaupun namanya Sedap malam, karena pada sore sampai malam hari bunga ini menunjukkan intensitas wangi yang lebih kuta, namun jenis fragrance yang dikeluarkan oleh bunga ini sangat fresh sehingga cocok untuk dinikmati pagi hari. Bunganya bertajuk panjang dan jamak berwarna putih. Mekar bergiliran. Menanamnya cukup mudah, yakni dari anakan yang muncul dari umbinya.
Tanaman paling cocok ditanam di bawah jendela.
Menyulam Bantal Kursi
Mendandani perabotan rumah dengan karya tangan sendiri sungguh menyenangkan. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menyulam Bantal Kursi. Dibandingkan dengan merenda atau merajut, menyulam sebenarnya merupakan pekerjaan yang lebih ringan, karena kita tidak harus menyulam seluruh permukaan kain. Cukup bagian yang kita mau dengan pola dan gambar yang kita sukai. Bentuk, ukuran dan warna sesuka-suka kita.
Bahannya cukup sepotong kain polos (warna , jenis & ukuran terserah namun sesuaikan dengan ukuran bantal kursi kita). Saya lebih memilih bahan blacu yang murah meriah dan kuat dengan warna putih kotor. Menurut saya warnanya klasik, menarik dan berkesan etnik. Di atas ini kita bisa menggambar pola dengan pensil. Bila kita tidak yakin gambar pensil kita cukup baik, sketsa pola bisa digambar terlebih dahulu di atas kertas, lalu ditimpakan ke kain dengan menggunakan kertas karbon. Saya menggambar kumpulan bunga warna warni yang sederhana. Setelah gambar siap, lalu saya siapkan benang warna warni, jarum dan pemidangan. Semuanya bisa didapatkan dengan mudah di toko benang. Saya sulam satu persatu bunga, tangkai dan daunnya dan dalam waktu kurang dari setengah hari keseluruhan sulamanpun jadi. Tinggal menjahit bagian belakang dan restluiting maka bantal kursi yang baru siap dipasang.
Mengajak Anak Memancing Ikan..
Memancing memberikan kesenangan tersendiri pada anak-anak, juga sekaligus memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis ikan air tawar yang ada di kolam dan ditemukan saat dipancing seperti ikan mas/karper, mujair, nila,patin, lele, dsb.. , berbagai jenis umpan yang bisa diambil dari sekitar kita (cacing, telor semut rangrang, roti, tahu, sisa makanan lain) dan berbagai umpan lain yang umum bisa kita temukan di toko ikan.
Mengajak anak memancing juga sekaligus melatih kesabaran anak – bahwa kesuksesan tidak datang dalam sekejap, namun perlu kesabaran, ketenangan dan ketekunan.
Memancing juga perlu strategy. Umpan tertentu disukai oleh jenis ikan tertentu, ukuran kail juga menentukan besaran dari ikan yang akan terkail, karena jika mata kail terlalu kecil, hanya ikan kecil yang akan tersangkut, sedangkan ikan besar akan mudah terlepas kembali.
Selama memancing, anak juga akan mengamati dan menyadari area-area tertentu dengan kedalaman tertentu dan lingkungannya akan lebih disukai ikan, dibandingkan area lain. Jadi mengapa memancing di tempat yang memberikan peluang keberhasilan rendah?
Memancing, mengajarkan biologi sederhana pada anak-anak. Bahwa ikan bernafas dengan insang, sebagai pengganti paru-paru. Ikan memiliki sirip yang digunakan untuk membantu pergerakan dan keseimbangannya. Beberapa ikan memiliki sisik, sementara yang lain tidak. dan juga… mengapa lele memiliki patil..
Memancing juga mengajarkan anak nillai-nilai fisika sederhana tentang mengapa batu pemberat tenggelam dalam air sementara pelampung mengapung…
Melatih kepekaan perasaan anak, kapan saatnya membiarkan ikan menarik kail dan kapan saatnya anak menarik batang pancing..
Memberikan anak kebahagiaan, kesenangan dan kebanggaan saat berhasil mendapatkan seekor ikan..
Satu lagi… memancing memberikan dasar-dasar “survival” …. bahwa sumber makanan ada di mana-mana di alam. Asal kita rajin dan mau, kita tak akan pernah kelaparan…