Kecicang.. kelembutan elegant di alam liar..

Standard

Suatu pagi saat berjalan- jalan di puncak saya terkesima dengan keindahan rumpun bunga Kecicang (Bali) atau Honje (Sunda) atau Kecombrang (Jawa) yang bertebaran di pangkal batang tanaman keluarga jahe-jahean ini. Perpaduan character yang sangat unik; lembut, halus, elegant & romantis (yang dikesankan oleh warnanya yang pink halus), sekaligus kokoh dan liar (dikesankan oleh kelopak bunganya yang tebal dan kokoh untuk menghadapi hidup yang penuh tantangan di alam liar.

Ketika ditata diatas meja hotel, banyak orang mengira bahwa itu adalah bunga plastik, karena tampilan bunganya yang mengkilap, tebal dan kokoh dengan kecantikan yang seolah-olah hasil rekarayasa. Tak banyak yang menyadari bahwa Kecicang bukan hanya bunga alam yang cantik, namun juga salah satu tanaman yang umum dimanfaatkan di tanah air kita baik sebagai bahan makanan utama, sambal maupun bumbu. Di Bali, bahan bumbu aromatik ini sangat digandrungi sebagai campuran SAMBEL MATAH yang umum digunakan untuk menemani ikan/ayam bakar.

Kecicang atau kecombrang ini kelihatannya mudah ditanam dimana saja termasuk di halaman rumah kita, bila kebetulan memiliki lahan yang lebih untuk taman. Dengan menanam pohon ini, kita tidak saja menyediakan dapur hidup namun juga sekaligus mempercantik halaman dan menyediakan bunga potong yang tahan lama untuk menghias ruangan.

Menanam kecicang bisa dilakukan dengan memisahkan anakan kecicang yang muncul dari rimpangnya, lalu menanamnya kembali di tempat yang terpisah. Pohon kecicang mirip dengan pohon jahe dan lengkuas. Pohon kecicang menyukai sinar matahari, namun demikian tetap menyukai pinggiran/tembok paling tidak untuk mencegah batangnya (sebenarnya pelepah daunnya) patah jika menghadapi tiupan angin kencang.

 

Leave a comment