
Pagi-pagi terbangun oleh sms seorang teman “ Selamat Hari Ibu…”
Oh menyenangkannya menjadi Ibu. Banyak orang memberi selamat kepada kita hari ini. Setidaknya mengingatkan, bahwa kita adalah ibu. Ibu dari anak-anak yang lahir dari rahim kita. Namun sebenarnya agak linglung juga memikirkannya. Saya duduk di tepian tempat tidur memikirkan itu. Memandang kepada ke dua anak saya yang masih tidur lelap. Belum bangun, karena hari ini mereka sudah libur. Saya sengaja membiarkannya bermalas-malasan hari ini.
Hari Ibu!. Dan melihat keduanya, rasanya berat juga mau berangkat kerja. Sangat ‘tempting’ untuk membolos atau minta cuti untuk menghabiskan waktu bermain-main dengan mereka selagi mereka libur. Tapi apa boleh buat. Kerjaan masih juga menumpuk di akhir tahun. Banyak juga ‘dead line’ yang harus dikejar. Banyak juga proses kerja & system yang harus dipikirkan dan dibetulkan. Besar juga target pencapaian yang harus dipenuhi. Dan sebagainya dan sebagainya.. Bah..semua kebersamaan yang menyenangkan untuk bersama anak, terpaksa harus dicoret dari daftar hari ini.
Ketika kita tidak menemukan kesenangan dari apa yang ada di permukaan pikiran kita, maka carilah akal agar hidup tetap senang dan bahagia! Alias menghibur diri. Nasihat untuk diri sendiri…
Saya bekerja hari ini, sejak kemarin dan hari setelahnya tentu saja untuk memudahkan saya sebagai orangtua dalam membesarkan anak-anak. Punya uang sedikit lebih banyak dari apa yang hanya sekedar diberikan suami, agar bisa buat membayar sekolah anak-anak, membelikan keprluan anak-anak dan sebaginya dan sebagainya. Oh ya, tentu saja saya harus melakukan itu. Demi masa depan anak saya. Demi kesejahteraan anak saya. Nah, mengerjakan segala sesuatu untuk orang yang kita cintai, tentunya harus tulus dan ikhlas kan? Sesungguhnya itu juga pekerjaan yang menyenangkan. Hanya masalahnya,saya harus tetap bisa me’manage’ bagaimana caranya agar rumah tangga saya tetap bisa berjalan dengan mulus, anak-anak terawat dengan baik, makan dengan baik, bermain secukupnya , belajar pada waktunya dan mendapatkan kwalitas kasih sayang dan perhatian yang sebaik-baiknya ( walaupun quantitasnya sangat menyedihkan), sehingga anak-anak tumbuh sehat dan baik dalam kasih sayang kita.
Saya membaca sepotong surat yang ditulis anak saya untuk saya baca hari ini. Banyak yang salah tulisannya. Namun sungguh mengharukan dan sangat menyentuh. Anak-anak paham, bahwa saya selalu mencintainya. Itu sangat penting buat saya. Dan sangat mendukung mental saya. Mereka sangat supportive. Sekarang saya semakin menyadari, betapa pentingnya peranan dan pemahaman anak-anak saya terhadap perkembangan emosi, mental dan bahkan hingga ke pekerjaan saya. I’m feeling great! Sangat menyenangkan menjadi seorang Ibu.
Yess! Saya harus bekerja dengan sebaik-baiknya hari ini. Demi tanggung jawab saya sebagai seorang ibu.
Selamat hari Ibu, kawan..
Bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, dilema seperti ini pasti selalu terjadi ya Mb Dani. Semua orang mencintai anak-anaknya namun tidak semua orang dapat memberikan quantitas waktu untuk anak dan keluarganya. Tapi seperti kata orang bijak bahwa hidup harus lah memilih, kita pilih saja bahwa kualitas lebih penting dari kuantitas. Selamat hari ibu Mbak 🙂
LikeLike
Iya Mbak Evi.Hidup memang harus memilih. Kita cuma perlu memastikan bahwa yg kita pilih adalah yg terbaik untuk diri kita dan keluarga. selamat Hari Ibu Mbak..
LikeLike
Jika anak-anak yang diasuhnya bercita-cita ingin menjadi seorang seperti ibunya, itulah kesuksesan dan kebahagian terbesar dari seorang ibu. Selamat hari Ibu.
LikeLike
Ya Bli. Mudah-mudahan anak-anak bisa menjadi lebih sukses daripada ibunya. Suksma, Bli.
LikeLike
Bunda kebanggaan 2 jagoan dan keluarga, kamipun bangga dengan kiprah Jeng Ade dalam keluarga, karya dan bakti, Salam
LikeLike
Selamat hari Ibu, Bu Prih. Terimakasih banyak atas supportnya selalu. Salam buat Bu Prih & keluarga.
LikeLike
sesuatu banget ya mbak, dapat surat dari anak
pernah juga kuposting surat si bungsu di hari ibu, bahagianya dicintai anak
LikeLike
Ya, Mbak Monda. Sangat mnyentuh. Sama ya Mbak, sangat beruntung kita memiliki anak-anak yang baik dan penyayang. Salam buat si bungsu, Mbak
LikeLike
Selamat hari Ibu Mbok made yach…
LikeLike
Suksma, Pak Budi.
LikeLike
pasti terharu ya mbak, baca surat dari anak tercinta 🙂
LikeLike
Ya Mbak Ely..Surat yang ditulis anak buat kita selalu bikin kita terharu. Happy week end,Mbak..
LikeLike
Selamat Hari Ibu juga, mbaaaak…
Peran seorang ibu itu selalu banyak. Dan betul seperti mbak bilang, hanya kita yang bisa membuat semua peran itu menyenangkan.
Semoga kita senantiasa bisa menjadi penyejuk dalam keluarga.
Amin.
LikeLike
thanks banget Mbak.Sesama Ibu,mari kita saling mendukung ..
LikeLike
Mbak…. kita sama-sama punya 2 anak dan bekerja ya…meskipun saya tidak reguler setiap hari. Senang membaca pengalaman mbak, seperti membaca pengalaman sendiri.
Selamat hari ibu dan salam kenal ya mbak
LikeLike
Wah.. terimakasih Mbak Imelda. Saya senang sekali Mbak Imelda berkunjung ke tempat saya. Senang banget membaca pengalaman dan kegigihannya yang luarbiasa. Memberikan inspirasi bagi banyak orang. Semoga selalu sukses dalam karir dan mengasuh kedua putranya di negeri Sakura ya Mbak.
LikeLike