
Akhir tahun saya tidak merencanakan apa-apa & tidak pergi kemana-mana. Anak-anakpun rupanya lebih senang di rumah, bermain bersama anak-anak tetangga yang kebetulan juga tidak pergi. Jadilah saya mengisi liburan dengan bongkar ini, bongkar itu di rumah. Hingga kemudian saya menemukan foto dari “The Wheel of Manchester” dari album lama saya. Foto yang sempat saya ambil beberapa tahun yang lalu, saat saya mampir ke kota itu. Sebuah roda kincir yang sangat besar. Sebelumnya, saya sempat naik dan ikut berputar untuk melihat pemandangan kota Manchester dan sekitarnya dari ketinggian. Tentu saja sangat menyenangkan. Terutama saat beranjak naik dan berada di puncak serta berhenti di level itu beberapa saat. Semua terasa indah. Namun kemudian, kita terpaksa turun dari ketinggian karena waktunya habis. Berikutnya, orang lain akan datang menggantikan tempat kita, untuk naik perlahan lalu berhenti saat di posisi puncak dan kemudian perlahan turun dan berhenti. Demikian seterusnya dan seterusnya. Hmm.. mirip dengan putaran roda kehidupan manusia.
Melihat foto kincir raksasa itu, saya teringat akan cerita seorang teman tentang kehidupannya yang ia gambarkan sebagai mirip roda kincir raksasa. Seorang banker, yang meniti karirnya di dunia perbankan. Kerja keras, semangat dan usaha tak kenal lelah serta network pertemanan dan pergaulan membuat karirnya semakin naik. Promosi datang tanpa henti. Penawaran jabatan, posisi baru atau pindah ke bank lainpun datang bertubi-tubi. Karirnya semakin kinclong dan gilang gemilang.
Semakin hari ia semakin sibuk. Semakin banyak teman baru, namun semakin tak punya waktu untuk bersilaturahmi dengan teman-teman lama. Menerima telpon dari teman lamapun terkadang tidak sempat. Kalaupun ada yang telpon, ia hanya mengatakan.“Oh, hai!. Gimana kabar? Ya deh, lain kali kita ketemu ya? Sipp deh!” – basa basi saja, sambil buru-buru menutup percakapan. Apalagi kalau ada teman yang menelpon untuk minta tolong ini dan itu. Mulai pinjam uang, minta advise, minta tolong dicarikan pekerjaan, menawarkan asuransi, menawarkan kredit tanpa agunan, menawarkan produk kesehatan dan sebagainya – ia merasa sangat terganggu. Very annoying!. Cara yang terbaik adalah dengan mengganti nomor telpon. Ringkas dan cepat! Tak ada lagi yang minta tolong!.
Lambat laun, karena kesibukan dan tingkat pergaulan yang berbeda, temannya hanya tinggal sedikit. Hanya beberapa orang dan terbatas pada kalangan direksi dan komisaris perusahaan saja. Hubungan bisnis dan pekerjaan yang kental, namun hambar akan perhatian dan kasih sayang persahabatan. Namun ia menikmatinya. Karena kesuksesan itulah yang memang ia cari dalam hidupnya. Kesuksesan yang selalu menjadi “ New Year’s Resolution” nya setiap awal tahun baru. Hingga waktunya tiba. Kincir kehidupan itu mulai bergerak menurun. Dan menurunnya pun dengan sangat dahsyat.
Suatu pagi, ia menerima keputusan untuk tidak lagi memegang posisi penting di bank itu. Pergantian kepemilikan, membuat jajaran direksi harus diganti semuanya. Sambil gemetar dan tak percaya, ia membaca koran pagi itu. Mengenai perubahan management bank tempat ia berkarir. Tentu saja ia sudah tahu sebelumnya, namun tetap saja sulit untuk menerima kenyataan itu. Ia masih memiliki tanggungan yang banyak. Anak-anak dan istri yang harus dijamin kehidupannya, cicilan rumah & beberapa barang mewah lainnya, hingga ke tagihan credit card. Ia mencoba menghubungi beberapa teman untuk mendapatkan pekerjaan pengganti secepatnya. Namun karena temannya sekarang sangat terbatas, sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan selevel itu dalam waktu singkat. Akhirnya ia mencoba menurunkan grade-nya. Yang penting kerja dan mendapatkan penghasilan. Namun tetap saja hasilnya nihil. Tidak ada lowongan. Kehabisan akal, sekarang ia mulai teringat untuk meminta bantuan teman-teman lamanya. Tapi pada kemana mereka semua ya? Banyak yang sudah terhapus dari contact listnya. Alangkah menyesalnya.
Dalam kesedihan dan kesulitan yang memuncak, datanglah pertolongan dari seorang teman lama yang memberikan informasi adanya sebuah lowongan pekerjaan. Ia juga bersedia merekomendasikan dirinya untuk menjadi konsultan di sebuah bank swasta kembali. Teman itu sekaligus juga mengingatkan ia akan betapa pentingnya untuk tetap menjalin tali silaturahmi dengan teman-teman lama. Jangan menjadi sulit dihubungi saat berada di posisi puncak, lalu sibuk mencari-cari kembali contact saat mengalami musibah. Jangan berteman hanya jika perlu!. Oh,ia merasa sangat malu & menyesal dengan kenyataan itu. Namun ia juga merasa sangat beruntung dan bersyukur. Masih ada seorang teman yang ingat dan bersedia menolongnya saat ia susah.
Jaringan pertemanan, memang mengandung unsur “benefit” dan “burden” di dalamnya. Benefit, yang mungkin membantu kita untuk menambah rejeki dan peningkatan karir. Burden, yang mungkin membuat kita terganggu dengan permintaan tolong dan berbagai penawarannya yang menyulitkan. Namun kita tetap perlu memperlakukannya sebagai sebuah paket. Karena hidup memang mirip kincir yang berputar. Kadang di atas dan kadang di bawah. Dan jaringan pertemanan, mirip jari-jari kincir yang mampu membuat kehidupan kita naik ataupun turun. Menjaganya dengan baik, membuat hidup kita tetap nyaman baik dalam keadaan susah maupun senang. Dalam posisi puncak maupun saat kita di bawah. Nasihat temannya itulah yang diceritakan & diestafetkan kembali oleh teman tersebut kepada saya.
Di akhir tahun ini, saat semua orang membuat resolusi untuk tahun baru yang akan datang, saya tidak membuat resolusi apa-apa untuk diri saya. Saya hanya teringat kembali akan teman-teman dan para sahabat saya gara-gara memandang foto lama dari kincir raksasa yang ada di kota Manchester itu. Mereka adalah jari-jari yang membangun roda kincir kehidupan saya. Semoga mereka juga sedang teringat kepada saya.
Selamat Tahun Baru, teman-teman. Semoga semuanya berada dalam keadaan sehat dan mendapatkan kesuksesan serta kebahagiaan di tahun tahun berikutnya…
Selamat Tahun Baru 2012, bu Made. Saya juga nggak kemana-mana di Tahun Baru ini. Mending di rumah nonton TV acaranya bagus-bagus.
Ya, memang benar kehidupan ini bak roda berputar; kadang di atas, kadang di bawah. Kadang sedih, kadang gembira. Tapi katanya kita harus tetap bersyukur, karena hidup adalah anugerah, dan untuk perbaikan reinkarnasi…
LikeLike
Terimakasih banyak. Selamat Tahun Baru juga Pak Putu.
ya, tahun baru dirumah juga menyenangkan ya..
benar banget, kita perlu selalu bersyukur atas semua yang kita terima dan mengoptimalkan segala pikiran, perkataan dan pebuatan kita sebaik-baiknya untuk memperbaiki kharma kita di kehidupan ini..
LikeLike
setuju sekali mb Ni….
hidup mmg selalu berputar spt halnya kehidupan itu sendiri….
btw ttg tahun baru, sya dari dulu ngga terlalu ‘ngeh’ dengan hingar bingarnya malah kalau dulu msh kuliah sering nanjak ke gunung pas malam tahun barunya …
sukses slalu ya mb….
LikeLike
Wah.. tadi aku mampir ke tempatmu.Rupanya (mantan?) seorang backpacker nih rupanya. Naik gunung dan mencinta alam – termasuk malam tahun baru, mendirikan kemah dan membuat api unggun ya Ben/
Selamat tahun Baru 2012. Semoga selalu sukses
LikeLike
Selamat Tahun Baru 2012 jeng Ade, trim tuk pencerahan melalui ‘big wheel’nya. persahabatan bentuk keindahan yang tak lekang. Salam
LikeLike
Selamat Tahun Baru 2012 juga Bu Prih. Terimakasih atas persahabatannya selama ini.
LikeLike
met tahun baru …. semoga teman teman dan sahabat sahabat mbak suatu hari akan baca postingan ini 🙂
LikeLike
Selamat Tahun Baru, MbakEly. Semoga hidup Mbak Ely penuh kebahagiaan dan berkah di tahun 2012 ini..
Terimakasih atas doanya mengenai para sahabat dan teman-teman saya.
LikeLike
Yah hidup itu harus selalu mawas diri ya Mbak. Bhawa tidak selamanya kita akan berada di puncak. Bagitu pula tidak perlu pula berkecil hati karena tidak selamanya kita di bawah. Singkatnya kita mesti pandai-pandai melihat pemandangan saat roda itu bergerak. Begitu ya Mbak Dani 🙂
LikeLike
Ya benar banget Mbak Evi.Thanks for being my friend ..
LikeLike
Wah saya terlambat nih Selamat tahun baru 2012 Bu Made
LikeLike
Selmata Tahun Baru juga, Pak Eman. Semoga selalu sehat dan bahagia
LikeLike