
Saya melihat sebatang pohon Senggani dengan bunga yang sedang mekar di pinggir jalan. Di halaman rumah orang, tentunya. Saya sempat menghentikan langkah saya sebentar untuk mengagumi keindahan warnanya. Deep purple!. Warna yang begitu kuat merangsang imajinasi dan menebarkan inspirasi. Ungu selalu memberikan keseimbangan yang sangat baik antara tingginya energy sekaligus ketenangan yang dalam dan menghanyutkan.
Terus terang saya sangat senang melihatnya karena biasanya tanaman perdu berbunga ini hanya saya lihat di sawah, di ladang, di lereng-lereng bukit di tepi jurang. Kini setidaknya saya melihatnya ditanam di halaman rumah orang, di sebuah restorant dan halaman sebuah hotel. Walaupun yang ditanam kebanyakan yang berwarna ungu tua. Selain ungu tua, sebenarnya tanaman Senggani ada yang berbunga ungu muda, pink dan putih. Namun yang paling banyak kita temukan liar adalah yang berwarna ungu muda.
Mahkota bunganya terdiri atas 5 helai. Cukup lebar untuk menghasilkan bunga berukuran medium yang indah. Setidaknya agar cukup terlihat,mengingat daun tanaman ini juga berukuran cukup lebar dan rimbun. Daunnya sendiri sebenarnya berbentuk lucu dan berbulu halus. Demikian juga tangkai bunga dan buahnya. Buahnya yang kecil-kecil terasa agak asem segar jika digigit.
Bunga Senggani, di Bali sering juga disebut dengan nama lain Kedukduk. Saya ingat waktu masih kecil, di masa akses ke dokter masih sulit di kota kecil tempat saya tinggal – saya melihat seorang ibu tetangga saya mengambil daun tanaman ini dari pagar di pinggir sawah dekat rumah saya. Ketika saya tanya untuk apa, Ibu itu menjelaskan bahwa daun tanaman itu akan direbus dan digunakan sebagai obat Sudukan (Sakit perut karena gangguan lambung – bahasa Bali). Penenang perut yang oevr aktif. Saya pikir,itu barangkali penyebabnya mengapa daun tanaman ini juga disebut “Don Kedukduk” kalau di Bali. Daun tanaman ini secara tradisional juga digunakan sebagai obat keputihan. Walaupun saya tidak tahu, bagaimana sebenarnya khasiat ekstrak daun ini jika dipandang dari sisi medis.
Terlepas dari kegunaannya sebagai tanaman herbal, Senggani sangat layak di tanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Terutama jika kita memiliki halaman yang cukup luas. Memandang bunganya yang indah berwarna ungu, selalu memberikan kita ketenangan dan kedamaian..
Postingan khas Jeng Ade, nama lokalnya Senggani ya, tanaman yang digunakan sebagai bioindikator dari tanah masam. Kecerahan warna pink-keunguan hingga kemerahannya sering bervariasi sebagai pancaran kondisi lingkungannya. Trim jeng boleh ikut belajar di sini, salam
LikeLike
Ooh..ini pengetahuan baru buat saya, bu Prih.Jadi rupanya bisa digunakan sebagai indikator pH tanah ya. Berarti yang lebih kemerahan itu karena tumbuh di tanah yang pHnya lebih basa ketimbang yang ungu kebiruan ya? Jadi mirip bunga Hydrangea ya?
LikeLike
cantik2 sekali bunganya mb Ni:-)
“Deep Purple”….mengingatkan sya pada sebuah grup band legendaris….
LikeLike
Nah,begini ini kalau penggemar musik.. mendengar kata Deep Purple jadi teringat nama grup band he he..
LikeLike
senggani, nama ya ng cantik
saya pernah tulis singkat sekali duluuu mbak http://mondasiregar.wordpress.com/2009/10/08/senduduk/
buah senduduk ini jadi incaran kami sewaktu main, lidah jadi berwarna ungu
sekarang banyak di tanam di resort bergaya pedesaan
LikeLike
Ternyata mirip ya kata Senduduk dengan Kedukduk..
Ya,sekarang mulai banyak di tanam orang.Lumayan diperhatikan juga rupanya..
LikeLike
bunganya lucu, kecil dan ungu~ 😳
nenek saya masih menggunakan daunnya untuk obat~ 🙂
LikeLike
Iya,bagus bunganya dan daunnya juga bermanfaat..
LikeLike
maaf ni made kira kira ada ngak ya bunga senggani yang warna nya putih ? kalau ada setau ni made dimana tempatnya? saya mohon bantuan info nya ini mail saya giat.kelana@gmail.com
LikeLike
Sayang saya belum tahu ya..
LikeLike
Ya, saya taunya ini untuk obat sudu’an. Tapi sebagai bunga, dia cantik dan menarik; Ungu. Pasya pasti suka ini deh (*gak nyambung*) 😀
LikeLike
ha ha..kok kok larinya jadi ke Pasha Ungu ya..
LikeLike
di sini saya pernah liat bunga seperti gambar di atas itu tapi di hutan atau di pinggir sungai..
yang sengaja nanam di halaman rumah belum pernah saya liat..
LikeLike
Memang tadinya tanaman itu hanya perdu liar di semak-semak,Pak Uyayan.Gimana nih saya manggilnya.. he he
LikeLike
oh gitu ya..hehe panggil saja uyayan..kalau saya panggil saudari gimana,? maklum saya tidak paham budaya bali…
LikeLike
Uyayan..namanya bagus. Kalau di Bali kedengarannya mirip dengan kata Wayan (panggilan untuk anak yang paling besar di keluarga Bali. Sama dengan Putu atau Gede). Saya sih bisa dipanggil Made, Ade, atau ada juga yang manggil Sri atau Dani.
kalau Uyayan mau memanggil saya saudari boleh aja sih.. cuma kok kedengarannya kaya lagi pidato.. “Saudara saudari sekalian ..” he he.
LikeLike
saya senang warna ungu…..:) postingan yg indah..salam
LikeLike
Ya, warna ungu sangat menarik. Terimakasih,Pak Nanang
LikeLike
Bu Made, itu dua jenis tanaman yg berbeda atau sama ya?
LikeLike
Mas Harjo,ya.Itu dua tanaman yang berbeda. Sama jenisnya,hanya variant bunganya saja yang berbeda. Satunya Ungu tua, satunya lagi Ungu Muda.
LikeLike
Di Lampung kemarin aku juga motretin bunga ini Mbak, ketemu di tepi jalan juga. Tak potret karena cantik. Sungguh baru tahu kalau Senggani or Kedukduk ini bisa untuk mengobati sakit perut..Ternyata selama ini kita dikelilingi tumbuhan penyehat, kedodolan saja yg membuat saya tak tahu 🙂
LikeLike
Bunganya memang cantik dan bikin kita pengen mengabadikannya ya Mbak Evi.
Ternyata banyak sekali tanaman-tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai obat secara turun temurun.sayangnya memang tidak banyak yang diteliti secara ilmiah.
LikeLike
ditempat saya namanya juga buah keududuk, sewaktu kecil saya sukan makan buah ini sepulang sekolah….
LikeLike
Wah mirip banget ya Pak Gusti.
LikeLike
bunganya keren mba, salam kenal yah, eh, follow beck mba, blog mba dah saya follow makasih 🙂
LikeLike
Salam Kenalkembali,Im. Tadi saya sudah main ke sana dan follow. Thanks ya..
LikeLike
Bener mbak…orang tua saya pernah menggukan daun bunga ini…heee warnanya ungu…….sekarang udah ngak ada lagi mbak
LikeLike
Iya..jaman dulu memang umum digunakan untuk obat ya..
LikeLike
bunganya keliatan cantik di gambar. Tapi lebih cantik bunga desa deh, hehehe
LikeLike
Terimakasih ya
LikeLike
Serasa mengikuti kuliah morfologi tumbuhan. bahsa penyampaiannya mantap,..
nice post bu:)
LikeLike
Terimakasih banyak,Mas Nopex..
LikeLike
oh namanya Senggani ya? Sepertinya ada di Jepang, dan aku belum tahu nama jepangnya apa
LikeLike
Iya. Cantik ya namanya. Tapi lainnya agak kurang cantik Mbak.. Kedukduk atau Senduduk .. kedengerannya kaya diseruduk begitu.. he he. Mudah-mudahan di Jepang namanya cantik juga.
LikeLike
Thank’s infonya… Saya liat bunga ini di Sari Alam CIater Subang hampir 4 bulan lalu… baru sekarang tau namanya….. bunganya cantik…
LikeLike