Monthly Archives: April 2012

Kehangatan Masakan India Di Malaysia.

Standard

Berhubung jadwal kerja sangat ketat, tidak ada hal-hal seru yang bisa saya lihat saat di Malaysia. Namun saya memiliki pengalaman yang tak kalah menariknya dalam hal petualangan culiner. Pada malam ke dua, atasan kami mengajak makan malam di sebuah restaurant India.  Maka berangkatlah kami bersama teman-teman yang kebanyakan berkebangsaan India ke restaurant itu. Tentu saja sangat menyenangkan. Karena selain bisa mencoba makanan  baru, juga mendapatkan penjelasan yang sangat menarik tentang masakan dan dapur India.

Masakan India, seperti yang mudah ditebak tentunya sangat beragam. Terutama jika kita memahami, bahwa India terdiri atas bagian-bagian yang memiliki adat istiadat, bahasa, kebiasaan termasuk jenis masakan yang memang berbeda-beda. Banyak diantaranya yang Vegetarian penuh, Vegetarian terbatas dan ada juga yang Non Vegetarian. Restaurant ini menyediakan berbagai pilihan itu, sehingga mengakomodasi kebutuhan semua golongan. Read the rest of this entry

Subang Jaya, Chinese Food Dan Burung Gagak.

Standard

 

Sebelumnya saya pernah berjanji ke diri saya sendiri akan menulis setiap perjalanan saya. Mengingat bahwa perjalanan-perjalanan saya di masa yang lalu  sebelum ada blog tidak saya dokumentasikan. Bahkan foto-foto atau cindera matapun  tidak ada. Saya merasa sangat sayang. Padahal jika saya dokumentasikan, barangkali banyak yang bisa saya kenang kelak bila saya sudah sangat tua dan tidak bisa lagi bepergian. Sama seperti perjalanan sebelumnya, perjalanan saya minggu ini ke Malaysia sudah pasti untuk urusan pekerjaan. Dan sudah jelas kondisinya: tak bisa jalan-jalan semaunya. Jadi yang bisa saya lakukan adalah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan waktu yang ada, tanpa merugikan perusahaan. Tentu saja saya sudah merasa sangat bersyukur dan sangat berterimakasih kepada perusahaan tempat saya bekerja sehingga saya bisa mendapatkan kesempatan berharga seperti itu. Read the rest of this entry

Marching Band SDN Batu Ampar 01 Pagi Berparade Di Bintaro.

Standard

Siang tadi saya melihat sebuah pertunjukan Marching Band kanak-kanak  di sebuah mall di Bintaro. Marching Band ini terdiri atas murid-murid SD Negeri Batu Ampar 01 Pagi. Sangat menarik dan tak kalah jika kita bandingkan dengan Marching Band orang dewasa.

 

Seperti umumnya,  Marching Band ini dipimpin oleh seorang field commander (gita pati) dan seorang mayorette. Tentu saja kedua pemimpin marching band ini terlihat sangat piawai memimpin laskar musiknya. Sang Gitapati sangat fasih memberi aba-aba dan sang mayorette sangat piawai memainkan tongkat komandonya yang juga memberi kode perintah atas setiap gerakannya. Mereka juga tampak sangat percaya diri dalam memimpin pasukannya. Read the rest of this entry

Hari Kartini: Setelah Kesetaraan Gender Itu Diperoleh…

Standard

Melihat  anak-anak sekolah berpakaian adat,  saya baru teringat bahwa hari ini adalah tanggal 21 April.  Hari Kartini. Hari yang ditetapkan untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah dalam usahanya untuk meningkatkan emansipasi wanita. Karena kita lahir belakangan, tentu hanya bisa membayangkan betapa sulitnya keadaan wanita pada jaman itu.  Saat ini, jejak-jejak keterkungkungan wanita sudah sulit ditemukan di negeri ini. Mungkin masih ada satu dua. Namun secara umum, wanita Indonesia sekarang sudah sangat maju.  Menikmati pendidikan yang sangat baik dan bahkan menempati posisi yang setara dengan pria. Read the rest of this entry

Nasi Kepel Teri Goreng Kacang…

Standard

 

Teri Goreng Kacang ! Lauk yang terbuat dari Teri Medan dan Kacang Tanah goreng dengan bumbu iris bawang merah,bawang putih, cabe dan daun jeruk purut ( ada juga yang menambahkan irisan jahe). Dimakan hanya dengan nasi putih, apalagi hangat. Wah…enak dan gurih. Banyak orang yang suka. Begitu juga saya. Akibatnya teri goreng kacang ini  cukup sering  terhidang di meja makan di rumah saya. Selain itu, karena lauk ini kering juga cukup awet dan tidak cepat basi. Read the rest of this entry

Cuci Mata: Asia Art Fusion Pada Keramik Vietnam.

Standard

Ketika menikmati sarapan pagi di hotel,  teman saya tertarik kepada sebuah teko di atas meja yang digunakan untuk menghidangkan teh bagi kami.  Saya jadi ikut mengamati teko itu. Teko cantik berbahan keramik. Dengan finishing coklat kelam mirip perunggu dan gagang dari logam. Terlihat sangat etnik dan elegant. Contoh sebuah ‘fine art’ yang tak akan saya lupakan. Teman saya rupanya juga jatuh cinta pada teko itu. Saya menghiburnya dengan mengatakan nanti kalau punya waktu, kita cari teko sejenis di toko-toko atau di pasar yang akan kita kunjungi. Namun sayang, hingga kami pulang kembali ke tanah air,  teko dengan buatan seindah itu tak berhasil kami temukan. Sayangnya pula, saya lupa mengambil gambar teko itu. Read the rest of this entry

Cuci Mata: Bangunan Menarik Di Saigon.

Standard

 

Karena perjalanan saya ke Saigon ini adalah untuk urusan pekerjaan,  maka urusan cuci mata benar-benar sangat kurang waktu. Saya mengakalinya dengan cara memanfaatkan setiap menit yang saya punya dengan sebaik-baiknya. Misalnya saya  memperhatikan dengan seksama dan mengambil foto-foto tentang hal-hal menarik yang saya temukan di jalan raya saat  melakukan kunjungan pasar.  Sangat beruntung,  karena  teman yang menemani saya,  sangat berbaik hati menjelaskan ini-itu yang saya temui saat melintas di jalan layaknya seorang tour guide yang professional. Salah satu hal yang menarik hati saya adalah bangunan-bangunan indah yang tertata rapi di kota Saigon di luar gedung-gedung modern  tinggi menjulang yang juga mulai banyak bertebaran. Read the rest of this entry

Cuci Mata: Lukisan Vietnam.

Standard

Cemerlang Di Atas Kelam.. 

 

 Memanfaatkan waktu perjalanan ke Tan Son Nath International Airport  dari HoChi Minh City, saya berhenti sebentar di sebuah artshop kecil.  Di tempat ini, saya justru menemukan lukisan bergaya lokal yang original. Sang pelukis, seorang pria Vietnam yang tidak berbahasa Inggris, melukis di tokonya yang kecil. Sementara istrinya melukis payung di sebelahnya. Toko kecil yang berlokasi di pinggir jalan itu, memuat puluhan lukisan hasil karyanya. Kebanyakan lukisan tradisional, namun sebagian ada juga karyanya yang dipengaruhi oleh aliran barat dan negara tetangganya seperti China dan Thailand.  Pelukisnya juga kelihatan menerima order untuk membuat duplilaksi lukisan. Bahkan tiruan Monalisa-nya Leonardo da Vinci pun ada juga dipajang di dinding toko itu. Tapi tentu saja saya datang ke toko itu hanya  untuk melihat lukisan tradisonal Vietnam saja. Sayang saya lupa menanyakan nama artist itu. Read the rest of this entry

Cu Chi Tunnels Part III: The Land of Many Gardens.

Standard

Sebagai wilayah yang dicanangkan untuk pariwisata, Cu Chi memiliki lokasi yang baik, karena letaknya tidak terlalu jauh dari Ho Chi Minh City yang merupakan bandar pusat perdagangan Vietnam. Karena letaknya ini,memungkinkan wisatawan untuk datang ke sana dengan mudah. Secara umum pengelolaan tempat wisata ini cukup baik.

Dari sudut “appeal’, tempat ini sudah pasti memiliki tingkat ‘ketertarikan’ buat pengunjung yang sangat tinggi. Semua orang  mendengar tentang perang legendaris Vietnam vs Amerika ini hingga bahkan selalu menarik jika ditampilkan dalam film-film. Akibatnya, banyak orang yang datang ke Vietnam ingin melihat sendiri  monument itu secara langsung. Sehingga potensinya sebagai tempat wisata sungguh sangat tinggi. Read the rest of this entry

Cu Chi Tunnels Part II: Bunkers, Tunnels & Booby Traps…

Standard

Cu Chi Tunnels, seperti yang sayaceritakan di bagian tulisan saya yang pertama, merupakan terowongan yang dipergunakan oleh para gerilyawan Viet Kong untuk bersembunyi dan mengatur strategy selama masa perang  melawan tentara Amerika. Terowongan ini sangat menentukan keberhasilan Vietnam dalam perang  yang berlangsung selama 20 tahun itu.  Dan terowongan ini sebenarnya juga merupakan bagian dari terowongan-terowongan serupa yang sangat banyak tersebar di Vietnam. Luas keseluruhan terowongan di wilayah Cu Chi ini  adalah sekitar 200 km. Read the rest of this entry