Ketika melihat foto seorang keponakan saya yang sedang diupacarai menek bajang di Bali, seorang teman bertanya kepada saya tentang perhiasan rambut yang dipakainya dan di mana bisa memperolehnya. Karena teman saya itu di Jakarta, tentu agak sulit bagi saya untuk memberikan informasi di mana bisa mendapatkan perhiasan rambut itu di Jakarta. Saya tidak tahu persisnya.
Lalu saya pikir-pikir kembali, daripada saya menjelaskan sesuatu yang saya tidak tahu, mungkin lebih baik saya menjelaskan dimana kita bisa mendapatkan perhiasan itu jika kita di Bali. Perhiasan-perhiasan lapis emas yang banyak digunakan apar wanita saat melakukan upacara, menghadiri pesta dan sebagainya banyak disediakan oleh salon-salon kecantikan dan penata rias di Bali. Bisa kita beli, namun bisa juga kita pinjam atau pun sewa dari tukang rias. Lebih jauh, jika telusuri lagi, dimanakah tempat perhiasan-perhiasan ini dibuat. Jawabannya adalah di Bangli. Tepatnya di Banjar Pande di Bangli, dan di desa Undisan,kecamatan Tembuku di Bangli. Hasil kerajinan di daerah Bangli inilah yang kemudian dipasok dan disitribusikan ke salon-salon dan ke penata rias yang pada akhirnya menyebar di seluruh Bali.
Kebetulan saya berkesempatan pulang kampung, maka dengan diantar Ibu Murniadi, sayapun diajak adik saya berkunjung ke rumah Ibu Kadek Astri, salah seorang pengrajin perhiasan lapis emas dan perak ini di banjar Lokasari desa Undisan, kecamatan Tembuku Bangli. Sebenarnya di desa ini sangat banyak terdapat pengrajin seperti ini. Menjadi pengrajin perhiasan barangkali menjadi mata pencaharian hampir sebagian besar penduduk desa ini. Menurut penuturan Ibu Kadek Asri dan Murniadi, usaha ini sudah dilakukan secara turun temurun di desa itu. Bermula dari dua orang sesepuh desa yang bernama Pak Mantra dan Pak Kasur pada jaman dulu bekerja dan belajar membuat perhiasan di Banjar Pande, Bangli. Setelah mendapatkan ilmu yang cukup sebagai bekal, maka pulanglah kedua sesepuh desa ini kembali ke desa Undisan, merekrut dan melatih orang-orang di sekitar dan mengembangkan industry perhiasan lapis emas di desa Undisan ini hingga sukses seperti sekarang ini.
Ada berbagai perhiasan lapis emas dan bertahtakan berbagai jenis permata yang diproduksi di sini,antara lain mahkota kepala pengantin (gelung) untuk payas agung dan payas madya (Rias besar dan rias menengah), badong (kalung leher), gelang, subeng, bross, cincin, bunga dan sebagainya.
Jaman dulu,semua perhiasan ini tentu saja dibuat dari bahan dasar emas, namun dewasa ini mengingat bahwa harga emas sudah sedemikian tingginya, maka perhiasan ini kebanyakan dibuat dengan bahan dasar kuningan yang dilapis dengan perak ataupun emas. Dengan demikian maka lebih terjangkau bagi kebanyakan masyarakat.
Jadi jika kita sedang berlibur di Bali, mampirlah ke Bangli. Barangkali memiliki minat akan perhiasan-perhiasan tradisional Bali, bisa mendapatkannya langsung di pusat industrynya baik di Banjar Pande di Bangli,maupun di Banjar Lokasari, desa Undisan, Kecamatan Tembuku – Bangli. Tentu dengan design yang terakhir dan harga yang lebih miring ketimbang jika kita membeli dari toko. Betapa tidak, karena dari banjar-banjar inilah berbagai perhiasan yang banyak kita temukan dipajang di salon-salon, toko perhiasan maupun di artshop-artshop yang banyak bertebaran di Bali sesungguhnya sebagian berasal. Sementara daerah lain sibuk memasarkan hasil kerajinan ini, Bangli tetap giat memproduksi dan memasoknya.
Bagi saya, selalu menyenangkan setiap kali dapat kesempatan pulang kampung ke Bangli. Karena selalu ada hal yang menarik dan menyenangkan yang bisa dilihat dan dialami. Main ke kampungku, yuk!
Mb klo pengen pesan online set payas agung dmana ya ? Sy tinggal diluar pulau bali soalnya…..
LikeLike
Coba hubungi Ibu Kadek Asri kalau nggak salah nomer telponnya 085238105103.
LikeLike
Halo mba, boleh tau alamat lengkap nya yang di Bangli? Untuk saya datang ke sana. Terima kasih 🙂
LikeLike
Ibu md selalu mengonspirasi…
Kalau boleh tau itu kerajinannya dijual ya
LikeLike