Welcoming October 2012 – Purnama Ke Empat.

Standard

Kartika, penedenging sari…

Semalam saya memotret bulan dan berhasil mendapatkan citranya dengan cukup baik. Walaupun tentu saja tidak sebaik yang bisa didapatkan dengan menggunakan lensa-lensa yang super canggih. Namun paling tidak, dengan segala upaya saya masih bisa melihat posisi beberapa titik penting dalam landscape permukaan Bulan seperti kawah Tycho, kawah Kepler dan kawah Copernicus. Demikian juga Mare Serenitatis, Mare Tranquilitatis ataupun Mare Fecunditatis. Semuanya terlihat baik dan cukup jelas, mengingat bahwa semalam adalah bulan penuh. Setengah permukaan bulan menghadap sepenuhnya ke permukaan bumi. Bulan Purnama ke empat atau disebut juga Purnama Kapat dalam perhitungan kalender Bali.

Purnama Kapat tahun ini, jatuhnya persis menjelang bulan Oktober yang dalam bahasa Balinya disebut Kartika (bulan ke empat),yang menandai bermekarannya berbagai jenis bunga. Bulan ini memang dikenal sebagai  penanda musim bunga. Kemanapun dan dimanapun kita pergi, bunga terlihat bermekaran di mana-mana. Merah, pink, putih, kuning, biru, ungu, jingga, semuanya merekah dan menebarkan wewangian yang semerbak ke udara.  Sedemikian indahnya alam yang penuh bunga pada bulan Oktober (Kartika) ini, sehingga keindahannya pun diabadikan dalam kidung Kawitan Wargasari yang biasanya dikumandangkan di tempat-tempat suci di Bali sebelum  melakukan doa dan persembahyangan.  Kidung puja-puji atas keindahan dan kebesaran alam yang diciptakan olehNYA.

 “Purwakaning/Angripta rum/Ning wana ukir/Kahadang labuh/Kartika, panedenging sari/Angayon tengguli ketur/ Angringring jangga mure//

Purnama Kapat ini juga merupakan puncak upacara di Pura Hulun Danu  Batur,  yang merupakan Pura dimana masayarakat Bali biasanya datang berduyun-duyun untuk melakukan penghormatan dan puji syukur atas kesuburan tanaman dan keberlimpahan hasil –hasil pertanian dengan dukungan air yang bersumber dari danau Batur yang luas.

Dan saat Purnama Kapat ini adalah saat yang terbaik untuk melihat keindahan danau Batur. Sinar bulan purnama  di atas danau  memancar penuh di langit malam.  Cahayanya yang putih keperakan menerangi permukaan danau yang terang benderang bagaikan cermin raksasa. Membangkitkan suasana romantis  yang teduh. Membuat setiap orang ingin melangkahkan kaki di tepinya.Bermain dengan ombak kecil di bibir danau. Berteman dengan angin danau. Berteman dengan  aroma bunga-bunga Kasna (Edellweiss) yang bermekaran di sela-sela batu bekas lahar. Mengingatkan setiap orang akan keindahan kasih bersama keluarga dan orang-orang dicintainya.

Bagi yang pernah melihat pemandangan bulan Oktober ini, tentu setuju bahwa pemandangan alam saat itu sungguh  sangat indah dan mengagumkan. Tak terlupakan. Jadi kangen, ingin pulang.

Selamat datang, Oktober!.

39 responses »

  1. Tks Dani atas tulisan2nya yang selalu menarik untuk di baca. Rangkaian kalimat, mengalir dan mudah dicerna. Aku selalu menyempatkan untuk membaca tulisan2mu.

    Like

      • Secara tradisional Bali mengikuti dua system kalender. Kalender bulan dan kalender matahari. Ada upacara yang mengikuti kalnder bulan ( Purnama, tilem – misalnya Nyepi, Cywaratri dsb). Ada juga yang mengikuti system matahari (pakai we wukuan – muisalnya Galungan, Kuningan, Carasvati, banyupinaruh, pagerwesi dan sebagainya – termasuk juga otonan /wetonan- harikelahiran). Selain tentunya juga mengikuti kalender Masehi..

        Like

      • Logikanya harusnya sama, Pak. Karena pada dasarnya Orang Bali adalah Orang Jawa yang mempertahankan kebudayaannya. Semua tradisi yg ada di Bali adalah bawaan dari Jawa yg kemudian sedikit bersentuhan dg kebudayaan asli Bali dan berkembang , sehingga kalau sekarang kita lihat barangkali terlihat sedikit berbedam (api hakikatnya sama. Bali menggunakan perhitungan tahun Saka, dengan memperingati Ajisaka sebagai patolkannya dg selish 78 tahun dg Masehi. Saka itu menggunakan system lunarBukan surya..

        Like

      • berarti akar budaya bali memang dari jawa juga ya..? berarti perbedaan budaya saat ini hanya karena pengaruh agama yang berkembang saja ya..?
        kasusnya beda dengan dayak maanyan yang menurut legenda merupakan campuran antara jawa dan cina dimana kosa kata masih banyak yang identik dengan bahasa jawa.
        bahasa bali dan jawa banyak kah persamaan kosa katanya..?

        Like

      • Ya ..saya pikir begitu.
        Benar, kosa kata bahasa Jawa dan Bali banyak persamaannya. Mungkin 80% dari kata-kata dalam bahasa jawa bisa saya mengerti maksudnya, walaupun bingung mengucapkannya. karena takut kebolak kebalik antara halus dan kasarnya. Ada kata dalam bahasa Bali dianggap halus ternyata di Jawa dianggap kasar. Misalnya kata “Cokor” yang artinya “kaki” di Bali digunakan sebagai bahasa halus, tapi di Jawa barangkali ditertawakan jika kita menggunakan kata cokor untuk kaki ibu kita. Sebaliknya kata ‘dahar atau daar’ yang artinya Makan, di jawa bisa jadi halus, tapi di bali kasar. Sejenis begitulah kurang lebih.

        Like

    • lah..padahal deket begitu. tinggal nyebrang saja, pak De. Mudah-mudahan kesempatannya segera datang.

      Saya belum pernah ikut kontes, Pak De. Pengen ikut sih. Tadi sempat main ke sana. Waahhh…pesertanya banyak sekali. Jadi gentar juga mau ikut ..

      Like

  2. Purnama kali ini di Jogja bersamaan dengan festival Jogja International Street Performance (JISP #3). Saya sempat mengabadikan penampilan para performer dari beberapa negara semisal India, Jepang, Meksiko, China, Belanda, dan tentu saja Indonesia di bawah naungan purnama yang nampak anggun dan cerah.

    Like

  3. Kemurahan Sang pencipta yang disalurkan melalui kemurahan alam. Menikmati sekali penuturan Mbok Ade atas Purnama Kapat di Pura Hulun Danu Batur, Selamat menapaki bulan Oktober melalui karya. Salam

    Like

    • iya. Lha,kok ketawa? Kurang oke ya? ha ha.. Tapi itu sudah lumayan daripada hasil jeprat jepret sebelumnya.
      Kemarin nggak pulang ya..karena banyak alasan.Mulai dari alasan kesibukan,nggak dapat cuti sampai ke urusan biaya he he.

      Like

  4. Kartika ~ bulan? saya juga baru tahu ttg nama lain bulan adalah kartika. Membaca deskripsi purnama kapat di danau Batur berasa ikut menikmati keindahannya di sana..apalagi kalau pas full moon beberapa bulan lalu ya Mbak, tentu penampakan kartika lebih
    menakjubkan lagi..

    Like

  5. setelah aku baca tulisan diatas, aku coba perhatikan lingkungan sekitar…….ternyata benar : aneka bunga bermekaran!! Tapi sayangnya …… pohon mangga didepan rumah belum tumbuh bunganya 😦

    Like

  6. Pingback: the red Ferrari back on my tv « the second chance

  7. kalau di sana bulan oktober bunga-bunga mulai bermekaran, kalau di sini mulai gugur dan jatuh ya. Di sini memang Oktober penuh dengan festival panen, panen segala jenis jamur dan chestnut. Juga dalam bahasa Jepang dikatakan sebagai “bulan tanpa dewa” krn konon para dewa berkumpul di kuil ISE.

    Like

Leave a reply to Muh Nahdhi Ahsan Cancel reply