Kisah Buku Agenda Baru: Hangat-Hangat Tahi Ayam.

Standard

Andani-Buku AgendaPernah suatu kali saya sedang duduk di studio menunggu pengerjaan sebuah iklan. Tidak ada yang bisa kami lakukan selain menunggu sang operator merampungkan pekerjaannya untuk kami komentari berikutnya. Karena prosesnya cukup panjang maka saya dan teman-teman memutuskan untuk mengisi waktu luang dengan mendiskusikan project yang lain saja. Daripada bengong. Maka kami pun menarik kursi dan merapat ke sebuah meja panjang. Seorang rekan kelihatan mengeluarkan buku catatannya (buku agenda), untuk mencatat hasil diskusi kami yang akan dijadikan patokan untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya. Saya sempat melirik sebentar ke buku agenda yang cantik itu.

“Cieee! Yang agendanya baru…” seorang rekan meledek ke sang pemilik agenda itu. Karenanya mata kami semua semakin terpaku pada agenda baru yang dimaksud. Wah! Tulisannya sangat rapi, bersih dan teratur. “Agenda baru selalu begitu. Pasti segala hal ditulis dengan rapi” kata teman saya yang lain. “Coba kita tunggu sebulan dua bulan kemudian. Kita lihat apa yang terjadi dengan agenda ini?.” Lanjut saya. Teman-teman tertawa.Demikian juga sang pemilik agenda. Dan semuanya mengakui bahwa semua mempunyai kebiasaan selalu menulis dengan rapi, rajin dan teratur setiap kali memiliki agenda baru. Dan jika agenda itu tidak lagi baru,maka semua orang juga mengaku bahwa tulisan di agendanya mulai acak-acakan, penuh coretan yang tepararuguh, gambar bintang, bulan, bunga, segi empat, kode-kode, nomor telpon sembarangan, dan bahkan gambar uwel-uwel sebagai refleksi kegundahan hati. Ha ha…

Yang menarik perhatian saya adalah, mengapa banyak orang memiliki kelakuan yang sama terhadap buku agenda? Rapi di depan, ruwet di belakang? Semangat di depan, kendor di belakang? Orang tua jaman dulu mengatakan hal itu dengan ibarat “Hangat-hangat tahi ayam”. Entah bagaimana dulu asal muasalnya,dan entah siapa gerangan yang pernah menyentuh kotoran ayam sehingga tahu persis bahwa kotoran ayam itu hangat di depan lalu dengan cepat mendingin kemudian.

Saya pikir banyak orang punya kecendurungan berlaku “Hangat-hangat Tahi ayam”  terbukti dengan kelakuan umum kita terhadap agenda baru itu. Hampir semuanya begitu. Di banyak bidang kita pun cenderung begitu. Misalnya,mau ikut nge-gym, di awal-awal semangat tinggi. Beli sepatu khusus, baju senam baru dan accessories persenaman yang semuanya serba baru. Jadwal ngegym 3 x seminggu terasa sangat lama. Kenapa ya ngga punya waktu untuk ngegym 3x sehari misalnya? Wow! Pokonya top bgt deh. Semangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari seharusnya. Sebulan berjalan lancar, hasil mulai terasa, tapi suatu hari ada kesibukan di kantor. Ngga bisa datang ke tempat gym. Ya udah deh..besok saja. Namun besoknya ternyata masih sibuk juga. Lusanya akhirnya bisa datang. Namun  hari berikutnya mulai malas lagi dan mulailah kita mencara-cari pembenaran diri untuk memafkan diri kita yang tidak disiplin datang ke gym. Makin lama makin jarang, akhirnya berhenti total.

Masih banyak lagi contoh yang serupa.Mulai urusan diit, bersepeda, mengkoleksi benda tertentu (misalnya perangko, pensil, mug, dst), menulis, menggunakan facebook, dan sebagainya hingga urusan kerja. Hey, hey.. barangkali juga soal urusan dengan pasangan. Awal-awalnya semangat, penuh gambar jantung, penuh bunga mawar,  lama lama bunga mawar layupun sudah tidak ada lagi. ..he he….

Banyak orang melakukannya dengan semangat ‘hangat-hangat tahi ayam’. Pertanyaannya adalah, mengapa kita cenderung cepat ‘dingin’ dan bosan terhadap sesuatu? Pertanyaan yang sangat menggelitik pikiran saya.

Satu hal yang pertama muncul ke dalam pikiran saya adalah, bahwa rasa bosan itu datang ketika kita tidak lagi menganggap penting apa yang ada. Alias ada hal lain yang lebih menarik lagi atau kita anggap lebih penting. Mengapa saya berpikir begitu, karena pada kenyataannya setiap kali kita melihat sesuatu yang baru, kita merasa sangat semangat untuk mengetahui, mengenal dan mengalaminya. Pengalaman pertama biasanya penuh dengan hal menarik. Bersamaan dengan kita menjalaninya, semakin lama semakin banyak yang kita ketahui dan semakin sedikit yang tidak kita ketahui dari object tersebut. Sehingga semakin sedikit juga yang tersisa yang membuat kita merasa tertarik. Semangat dan gairah untuk menjalani pengalaman yang sama dengan berulang mulai terasa melemah. Nah, itulah barangkali yang disebut dengan B O S A N.

Kalau melihat begini,saya jadi berpikir apakah artinya jika kita ingin semangat kita tetap pol-polan pada hal yang sama, kita harus membubuhkan sesuatu yang membuat kita menjadi semangat dan bergairah kembali? Bubuhkan sesuatu yang baru membuat kita tertarik. Mungkin saja itu jawabannya. Misalnya jika kita mulai bosan nge-gym, barangkali bisa kita coba ganti schedule?Misalnya yang tadinya Senin- Kamis lalu menjadi Selasa-Jumat?. Atau coba ganti baju senam dengan yang baru? Atau coba mengajak teman lain biar ada yang diajak ngobrol? Barangkali hal-hal sejenis begitulah yang bisa membantu kita untuk kembali bersemangat. Dan saya kira itu berlaku juga untuk jenis kebosanan yang lain.

Lalu kembali kepada buku agenda yang didepan rapi dan di belakang penuh gambar uwel-uwelan itu.. Lalu jawabannya apa ya? Apa yang bisa membuat kita agar tetap semangat memperlakukan buku agenda itu sesemangat saat kita baru pertama kali menggunakannya? Saya tetap merasa buntu untuk menjawab pertanyaan ini.  Apakah barangkali kelakuan kita mencorat-coret, membuat tanda bintang, kadang gambar bunga, gambar wajah, gambar mata, kadang gambar segita atau hanya gambar uwel-uwelan yang tak bermakna itulah sesungguhnya hal yang telah kita lakukan untuk meningkatkan rasa cinta kita pada agenda kita? Jadi sebenarnya kita sudah melakukan sesuatu untuk me’maintain’ cinta kita pada agenda itu, dong?.  Ha ha..jawaban yang  nyocok-nyocokin!

Hmm..memang! Membuat terori biasanya lebih mudah daripada menjalaninya ya? .. .anyway..

Let’s add excitement and sparkle in every single step of our life!.  Tetap semangat, friend!!!

25 responses »

  1. heheheh mbak… soal agenda, aku banget!
    aku sendiri tahu bahwa aku itu bosenan, tapi ternyata terhadap orang (sahabat/pacar) tidak berlaku. Bahkan ketika aku sudah memutuskan untuk memusuhi, aku masih memikirkan dia.
    Mungkin karena aku tahu sifatku, aku sendiri berusaha mengingatkan diri sendiri. Ada hobbyku yang sudah bertahun-tahun, yaitu koleksi perangko yang sejak SD dan masih kutekuni sampai sekarang. Atau… ngeblog, aku selalu berusaha menulis sesuatu dan tidak membiarkan tidak menulis lebih dari seminggu. Sebetulnya dulu sehari satu, tapi ternyata tidak bisa. Tapi begitu lewat dari 2 hari biasanya akan larut keenakan tidak menulis. Ya teori memang mudah, tapi praktek sulit tapi asal berusaha pasti bisa. Asal komit hehehe

    TAPI jeleknya, karena aku tidak mau berhenti tengah jalan, butuh SEMANGAT besar untuk MULAI. Biasanya kalau sudah mulai bisa lanjut terus. Tapi START nya itu loh yang susah 😀

    Like

  2. Aku juga begitu mbak Dani, gak konsisten. Banyak banget aspek hidup yg saya perlakukan seperti ini. AWalnya semangat belakangan melempem. Rasa bosan danrutinitas menenggelamkan semangat ku. Ini mungkin yg disebut AQ yang rendah ya..

    Like

  3. hangat hangat tahi ayam, wah sepakat nih seringnya kita diawal semangat semakin kesini loyo ya bu made. maka kita emang kudu ambil jeda setelah dirasa tahi ayamnya gak angetnya tidak anget lagi.

    Like

  4. Aku termasuk orang yang sulit konsisten mbak. Semangat diawal pertengahan dan akhir ga’ karu karuan. Suamiku lebih sadis lagi bilang ke aku,”Kamu tuch sering konsinten dalam inkonsisten” walah piye kui jal T_T

    Like

  5. Huaaa…. langsung tersindir deh, aku banget nih mbak.
    Sedang berusaha meminimalisir, susah banget. tetap butuh teman yang selalu bisa mengingatkan kalau semangat sudah mulai kendur.

    Like

  6. Rapi di depan, ruwet di belakang? …
    Isi didepan … melompong dibelakang …

    saya kira cuma saya saja yang begitu … ndak taunya ada banyak yang seperti ini ya Bu

    Bahkan tidak jarang ada agenda yang hanya saya isi data pribadi … tandai ulang tahun … lalu … plong … bolong ndak pernah ditulis lagi … (buat apa beli agenda kalo gitu yaaaa ???)(hahahahah)

    Salam saya Bu

    Like

Leave a reply to Ni Made Sri Andani Cancel reply