Setelah lima jam berjuang agar lepas dari kemacetan di Pintu Ciawi, akhirnya kami kembali berjuang untuk naik ke Puncak.Walaupun pergerakannya lambat saat di bawah, namun kendaraan bisa melaju dengan baik setelah Cipayung ke atas. Sepotong Pizza kecil setengah jam yang lalu, tentu tidak berasa seperti sudah makan siang. Maklum anak-anak dibesarkan dengan nasi. Suami saya menyarankan kami untuk tidak berhenti dulu guna makan siang (eh sore, ding..) sebelum benar-benar sampai ke Puncak. Takutnya ntar penutupan jalur berikutnya keburu dilakukan lagi. Saya dan anak-anak setuju.
Sepanjang perjalanan,kami hanya melihat-lihat. Puncak kelihatan seperti berbenah kembali, setelah sempat meredup akibat penurunan jumlah pelalu lintas sebagai dampak dibukanya tol Jakarta-Bandung beberapa tahun yang lalu. Saya lihat banyak sekali Hotel, Villa, Resto dibuka baru atau direnovasi kembali. Read the rest of this entry