Telpon saya berdering. Oh, rupanya adik saya sedang memanggil di seberang sana. Ia bilang sangat kangen masakan ibu dan ingin mencoba membuat Taluh Menyar sendiri. Karena tidak tahu caranya,ia coba search kata “taluh menyar’ di Google. “Eh..malah keluar tulisan di blogmu yang menyebut kata Taluh Menyar di dalamnya, tapi tidak ada resep bagaimana cara membuat taluh menyar.” keluh adik saya. Mendengar ceritanya, maka terbitlah ide saya untuk menuliskan resep Taluh Menyar ini.
Taluh Menyar adalah salah satu masakan traditional Bali yang sangat serupa dengan Pindang Telur di tempat lain yang misalnya dijadikan sebagai lauk Tumpengan maupun teman Nasi Gudeg. Walaupun serupa, Taluh Menyar memiliki warna putih telur yang kuning kecoklatan, sedangkan Pindang Telur memiliki dinding putih telur yang warnanya jauh lebih gelap. Rasanya pun sedikit berbeda. Taluh Menyar terasa gurih mengarah ke asin, sedangkan Pindang Telur menurut saya juga gurih namun cenderung sedikit terasa manis. Warna dinding kuning telurnya saya rasa sama-sama biru. Semakin lama proses perebusan/perendaman dalam rebusan bumbu, maka semakin biru warna dinding kuning telurnya. Semakin bagus kwalitas telur menyar, dan tentunya…semakin gurih rasanya.
Taluh Menyar terutama sangat umum bisa kita temukan di Bangli. Namun banyak juga di kota-kota lain di Bali. Biasanya dimakan bersama dengan Nasi Putih, Nasi Kuning maupun sebagai pelengkap lauk Nasi Jenggo. Dipotong setengah atau seperempat, dan dibubuhi sambal cabai merah. Wah…mantap deh. Saya ingat dulu kami sering memakannya bersama dengan tipat dampulan (salah satu jenis ketupat yang biasa dibuat di Bali).
O ya.. kembali lagi ke resepnya. Cara membuatnya gampang sekali. Jika kita membersihkan bawang merah, bawang putih maupun bumbu umbi maupun bumbu rimpang lainnya, tentu akan menyisakan kulit-kulit yang umumnya kita buang. Nah, kali ini coba jangan kita buang. Namun kumpulkan dan tampung dalam sebuah mangkok.
1. Cuci bersih telor yang akan dimasak.
2. Masukkan telor ke dalam panci dan isi dengan air.
3. Tuangkan kulit-kulit bumbu dapur ke dalam panci
4. Tambahkan garam dan don janggar ulam (daun salam) secukupnya.
5. Rebus hingga telur matang dan berubah warna menjadi coklat kemerahan. Semakin lama direbus akan menghasilkan kualitas Taluh Menyar yang semakin baik.
6. Angkat telur, bersihkan dari sisa-sia kulit bawang yang menempel.
7. Hidangkan. Lebih mantap dengan sambal cabai merah.
Mudah, bukan? Benefitnya sudah sangat jelas. Selain masakan telur terasa lebih enak dan lebih bervariasi, telur juga menjadi lebih awet (karena cara ini sangat umum dipergunakan untuk mengawetkan telur). Sisa-sisa kulit bawang pun tidak terbuang percuma ke tong sampah. Masih ada pendayagunaannya lebih jauh.
Yuk, kita coba bikin Taluh Menyar sendiri! Anak-anak pasti suka…
- Taluh Menyar
- Kulit bawang dan bumbu dapur
- Bumbu Taluh Menyar
- Membuat Taluh Menyar
- Semakin lama direndam, semakin biru kuning telurnya.
- Taluh Menyar Muda
_
Kekerabatan kuliner telur pindang dan taluh menyar, bagian dari kesatuan nusantara nih Jeng. Nasi jenggonya unik pula senada dengan nasi rames. Selamat menik ati peran ratu dapur dan berakhir pekan Jeng Ade.
LikeLike
Wah, bisa dikembangkan dengan resep tradisional lainnya nich…
Agar kalau ada yang nyasar dari Google langsung dapat solusinya… 😀
LikeLike
trims banget mbak, variasi untuk telur rebus supaya anak2 nggak bosan ya …
resep sambalnya yg khas jineng seperti apa mbak ..?
LikeLike
Kalau yang digambar itu sih sambal cabe tomat saja Mbak. Cabe rawit merah dan tomatnya direbus, terus cuma dikasih garam saja terus diulek Mbak..
LikeLike
Hmmm, jadi pengen makan nich 🙂
LikeLike
Taluh Menyar, namanya kok manis banget kalau disebutkan Mbak Dani. Ternyata bikinnya simpel ya..Bersama sambel merahnya itu, hm, nyami kalau dimakan dengan nasi merah panas…
LikeLike
wah, kesukaan anak & suami saya nih. Tapi belum pernah bikin sendiri, karena selalu dapet kiriman mertua, heheh.
LikeLike