Dunia Pinggir Kali III: Mengajak Anak Mengamati Burung Terkwak.

Standard

 Burung Terkwak 1Sore mulai menjelang. Matahari mulai meredup cahayanya. Saya memutuskan untuk pulang dan merasa sudah menghabiskan waktu yang cukup dengan anak saya untuk mengamati burung-burung Pipit dan burung Peking. Persis ketika anak saya mengeluh bahwa kakinya dikerubungi nyamuk, tiba-tiba saya melihat sesuatu bergerak di semak-semak.  Sayapun segera meminta anak saya untuk menahan diri kembali. Yang saya khawatirkan hanya ular. Suara ribut terdengar dari balik semak-semak. Terrrrr…kwaakkk…. terrrrr kwaakkkk….terrrr kwaakkkkk…. Saya mengenali suara itu. Seketika kekhawatiran saya sirna, berubah menjadi senyum yang sumringah. Itu suara burung Terkwak!.

Benar saja!.  Beberapa detik kemudian, seekor burung Terkwak tampak terbang, keluar dari semak-semak. Lalu menclok di atas pagar kali. Dengan cepat saya mengarahkan kamera saya ke arah burung itu. Terus terang saya bukan ahli photography – saya membayangkan reaksi adik bungsu saya jika melihat hasil jepretan saya yang kabur dan kurang fokus. Tentulah ia akan berceloteh banyak. Tapi nggak apa-apalah.. sementara saya cukup happy bisa membidik burung ini di alamnya.

Burung Terkwak.

Burung Terkwak 6Burung Terkwak, atau  sering juga disebut dengan burung Ayam-Ayaman, atau Ayam Air Berdada Putih alias White Breasted Water Hen (Amaurornis phoenicurus) adalah burung air penghuni bantaran sungai yang umum kita temukan di tempat-tempat berarir di seluruh Indonesia.  Saya tidak tahu,apakah kata Burung terkwak itu adalah hanya dalam Bahasa Bali saja, ataukah di bagian lain Indonesia ada juga yang menyebutnya dengan nama yang sama. Yang jelas, nama “Terkwak” itu sendiri berasal dari suara burung itu sendiri yakni ‘ terrrr…kwaakkkk….terrr…kwakkkk…”. Atau kalau tidak  “rrrr… kwok kwok kwokk… “. Ribut dan berulang-ulang.

Saya merasa sangat mengenal burung ini. Ibu saya adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya kepada saya saat saya masih kecil. Saat itu kami bedua bermain ke sawah untuk menangkap capung dan belalang. Hari sudah sore,lalu ibu saya mengajak kami pulang menyusuri kali. Saat itulah terdengar suara terr..kwakkk ..terrr kwakkk.. berulang kali. Awalnya saya merasa takut. Tapi kata ibu saya itu suara burung Terkwak. Lalu ibu saya mengajak kami berhenti untuk melihat sejenak ke arah semak-semak gunggung (raspberry liar) tempat suara itu berasal. Sesaat kemudian saya dan ibu saya melihat burung itu berjalan berjingkat ke arah semak yang lainnya.  Sejak itu saya sangat sering melihat burung Terkwak dan sangat hapal akan suaranya.

Tidak seperti burung Pipit yang kecil, burung Terkwak berukuran sedang. Kurang lebih sekitar 30 cm. Sekitar 3 x ukuran burung Pipit. Warna punggungnya hitam abu-abu,mulai dari kepala sampai ke ekornya. Namun, wajah, leher dadanya sendiri berwarna putih bersih, sehingga tampak kontrast dengan warna punggungnya. Bagian bawah perut dan ekornya berwarna coklat kemerahan.

Yang menarik adalah warna di seputaran wajahnya. Paruhnya berwarna hijau muda kekuningan, dengan tanda merah terang pada pangkal paruhnya. Membuat keseluruhan tampilan burung ini menjadi sangat cantik dan menarik. Kakinya cukup jenjang berwarna kuning. Hobinya mengendap-endap di tepi sungai, danau dan tempat-tempat berair lainnya.Mungkin itulah sebabnya barangkali ia disebut dengan Water Hen.

Burung ini termasuk omnivora, karena selain memburu ikan-ikan kecil di sungai, cacing di endapan lumpur dan serangga,burung ini juga terkadang memakan biji rumput-rumput liar.  Saya belum pernah melihat sarangnya secara langsung. Tapi kata ibu saya, biasanya di semak-semak yang lebih lebat dan berduri di pinggiran sungai.

Burung Terkwak bukan saja hanya bisa kita temukan di mana saja di Indonesia, bahkan hingga ke Maldives-pun saya tetap pernah menemukan burung ini di semak-semak pinggir pantai.

24 responses »

  1. burung Terkwak mungkin mirip bebek ya jadi diberi nama seperi itu (analisa asal bun hehehe). Terima kasih penjelasannay untuk burung pipit dan gereja. Saya sering melihat ada penjual burung yang dicat warna-warni kasihan burungnya tapi saya tidak tau itu burung jenis apa

    Like

  2. wow, saya rasanya pernah liat burung ini waktu kecil di rawa2. tapi cuma satu. sejak saat itu ga pernah liat lagi.
    bytheway, salam kenal ya 🙂

    Like

  3. Dunia pinggir kali sekolah alam yang tak bertepi. Fotonya cantik2 Jeng Ade, blur juga bagian seni mengabadikan burung yang lincah. Salam dari pinggir kali

    Like

  4. De,,,,,,,ternyata saya baru tau nama Burung itu,sedangkan banyak ada di belakang rumah di renon
    Terima kasih infonya yang sangat menarik

    Like

Leave a comment