Mutiara! Semua wamita tentu menyukai mutiara. Bukan saja karena keindahannya,namun juga karena keistimewaannya. Tidak seperti batu permata lainnya yang baru menunjukkan keindahan optimalnya setelah dipotong, diasah dan digosok-gosok, mutiara sudah terlihat kemilau mempesona sejak diketemukan dari dalam kerang di alam, tanpa perlu mendapatkan perlakukan tambahan apapun dari manusia. Tidak perlu dipotong, tidak perlu digosok atau dipolish. Sudah begitu adanya. Indah dan berkilau. Itulah sebabnya banyak sekali cerita, legenda ataupun mythos yang pernah didengar manusia tentang mutiara ini. Ada yang mengatakan bahwa mutiara adalah tetes airmata ikan duyung yang tertangkap di dalam kerang. Ada juga cerita yang mengatakan bahwa mutiara adalah tetesan air liur naga yang tertangkap oleh tiram. Ada lagi cerita yang mengatakan bahwa mutiara adalah tetesan embun yang mengembang dalam asuhan sinar rembulan. Masih banyak lagi cerita yang lainnya seputaran mutiara.
Dalam perjalanan pulang dari Ha Long Bay, kami diajak mampir di sebuah toko mutiara. Sebenarnya, bagi kebanyakan orang Indonesia, mutiara bukanlah hal baru. Karena di beberapa tempat di Indonesia sendiri, seperti misalnya di Banggai (Sulawesi), Lombok, dan sebagainya, kita juga menghasilkan mutiara. Bahkan banyak mutiara terbaik di dunia (Southsea Pearls) dengan ukuran besar hingga 17mm dengan warna keemasan bahkan dihasilkan dari tiram Pinctada maxima yang hidup di perairan Indonesia. Selain itu mutiara air tawar juga dengan mudah bisa kita temukan dijajakan di lobby-lobby mall atau pertokoan di Jakarta.
Namun demikian, tetap saja kunjungan ke toko mutiara di Vietnam itu menjadi menarik, karena sang pegawai toko memberikan kami informasi tentang bagaimana kerang-kerang mutiara diternakan, bagaimana mutiara dibuat dan bagaimana membedakan antara mutiara air tawar, air laut ataupun mutiara yang palsu. Sebagian orang tentu sudah tahu, namun bagi sebagian lainnya tentu hal ini merupakan pengalaman baru.
Kilau Dan Warna Mutiara.
Kilauan mutiara sangat ditentukan oleh kualitas lapisan pembalutnya. Jika lapisannya tipis, sinar matahari atau lampu yang mengenai mutiara ini hanya akan dipecah dan dipantulkan oleh hanya beberapa lapisan saja. Sebaliknya jika lapisannya tebal, tentu cahaya akan dipantulkan dan direfraksi oleh lebih banyak lagi lapisan. Sehingga pendaran cahaya akan semakin berkilau.
Warna mutiara juga sedikit tidaknya ditentukan oleh tebal tipisnya ‘layering’, selain tentunya ditentukan oleh jenis tiram yang menghasilkannya. Misalnya tiram yang hanya hidup di perairan Tahiti menghasilkan mutiara hitam, sedangkan tiram yang hidup di perairan Jepang dan Indonesia menghasilkan warna yang bergradasi dari putih berkilau, pink, peach hingga keemasan. Semakin langka warna mutiara, tentu saja semakin mahal harganya.
Lalu bagaimana membedakan mutiara alami dengan mutiara hasil peternakan? Ini mungkin lebih sulit menjawabnya. Karena perbedaannya ada pada ketebalan inti dan lapisan mutiara, yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata. Yang pasti, mutiara alam memiliki inti yang lebih kecil namun lapisan mutiara yang jauh lebih tebal, sehingga memiliki kilau yang pasti lebih kuat dan indah. Mutiara hasil peternakan, memiliki ini yang lebih besar, namun lapisan mutiara yang lebih tipis, sehingga dengan sendirinya memiliki kilauan tidak sekuat dan seindah kilau mutiara alam.
Membedakan Mutiara Yang Asli Dan Palsu.
Mungkin bagian ini yang paling menarik bagi sebagian wanita. Karena di pasaran sangat banyak beredar berbagai ragam mutiara. Ada yang asli dan tentu saja ada yang palsu. Pegawai toko mendemonstrasikan cara membedakannya. Yakni dengan menggosok-gosokan mutiara pada sebuah potongan kaca. Mutiara yang asli, tidak akan tergores oleh kaca walaupun digosok kencang-kencang. Mengapa? Karena lapisan /layer yang membalutnya berlapis-lapis. Begitu kita gosok,dan lapisan teratasnya menipis,maka lapisan berikutnya akan muncul dan memperlihatkan kilauannya.
Sedangkan mutiara palsu, akan tergores dengan mudah begitu kita gosokkan pada permukaan kaca. Penggosokan mutiara palsu pasti akan meninggalkan bubuk pada permukaan kaca maupun permukaan mutiara, yang bilamana kita hapus akan meninggalkan goresan. Sehingga tidak jarang kita melihat permukaan mutiara itu menjadi compang-camping, terkelupas ataupun kelihatan warna dasarnya.
Mutiara Air Laut vs Mutiara Air Tawar.
Mutiara air laut, umumnya memiliki bentuk yang bulat sempurna karena biasanya dihasilkan tunggal oleh seekor tiram mutiara yang ukurannya lebih kecil dari mutiara air tawar. Sehingga proses pelapisan tehadap inti yang ditanamkannya jauh lebih sempurna dibandingkan dengan mutiara yang dikembangkan di dalam tubuh tiram air tawar.
Sedangkan mutiara air tawar, berasal dari kerang yang berukuran lebih besar, pengusaha bisa menanamkan 20-30 inti yang diharapkan akan menjadi mutiara. Itulah sebabnya mengapa bentuk mutiara air tawar biasanya lebih tidak bulat sempurna dan terkadang bergurat-gurat. Dan itulah sebabnya pula,mengapa harga mutiara air tawar lebih murah dibandingkan dengan harga mutiara air laut. Masuk akal lah.
Namun demikian sebenarnya ada juga hal lain yang menyebabkan bahkan mutiara air lautpun bisa jadi memiliki bentuk yang tidak bulat sempurna. Misalnya, pada jenis mutiara mabe, yang membentuk umumnya hanya berupa setengah bola, atau ada juga mutiara keshi yang bentuknya tidak beraturan karena tidak memiliki inti di dalamnya. Keduanya bisa terjadi pada mutiara air laut. Walaupun kalau di Indonesia, banyak sekali kita temukan mutiara yang bentuknya amburadul ini terdapat pada mutiara air tawar juga.
Informatif banget Bumda (y) baru tau
LikeLike
thanks ya Mbak Prita..
LikeLike
baru bisa membaa cara membedakan mutiara palsu dan asli buhn, belum pernah mencoba secara langsung 🙂
LikeLike
wah, kapan2 harus dipraktekkan nih
LikeLike
baru tahu mbak cara membedakan yg mutiara asli sama yg palsu 🙂
thanks ya
LikeLike
mutiaranya cantik banget Made….
makasi untuk info cara membedakannya….
LikeLike
Wah baru tau kalo mutiara asli tidak tergores kalo digosok. Besok kalo mau beli berarti harus digosok2 dulu nih
LikeLike
pembelajaran kearifan melalui kerang, mengubah ancaman menjadi mutiara berharga. Salam
LikeLike
wah, mbak kenal bangets ya….
kalo yisha, pas liat yang amburadul pasti nyangka palsu..hahhaaaaaaaaa..
*yisha ngga pernah liat mutiara beneran
LikeLike
Mbok dek..kirimin bedik mutiaranya heeeee
LikeLike
kalau buat saya mutiara itu keajaiban.. x)
absen kunjungan pertamaaa. salam kenal mbak 🙂
LikeLike
ih aku mau kalau dikasih mutiara alam ini hahaha..
kemana saja dirimu mbak, lama nian tak tampak…keluar negeri lagi ya..
nanti kalau sdh sempat tolong sms-in aku alamat mu ya..tks sebelumnya 🙂
LikeLike
Kalo menurut cerita beberapa temen di Bangai, untuk membuat agar mutiara jadi berwarna, pada kerang yg dibudidayakan diberikan perlakukan melalui suntikan. Tapi konon kualitas mutiara ini tetep di bawah yg asli tanpa perlakuan. Begitu ya mbak…
LikeLike
Catatan perjalanan yang indah mbak….
Mutiara di Indonesia sangat beragam dan indah-indah….sayang harganya nggak indah buat kantong saya.
LikeLike
sara membedakan mutiara yang asli dan yang palsu itu sungguh bermanfaat sekali mba, baru tau saya cara membedakanya dengan digosok2an gitu 🙂
LikeLike
Mbak Made…trima kasih informasinya ya!
Saya baru tau kalo mutiara itu jenisnya macem-macem, dan cara ngebedain mutiara asli dan palsu itu ternyata sangat mudah…ah, ah, kalo dilihat langsung kayaknya sama aja, eh, ternyata harus digosok dulu di permukaan kaca baru ketauan mutiara itu asli atau palsu…
Sssttt, mbak…saya nggak punya mutiara asli kayaknya 😉
LikeLike