Setelah kain Endek, jenis kain traditional lainnya yang sangat banyak penggunaannya dalam upacara traditional Bali adalah kain Songket. Walaupun mungkin tidak seterkenal kain Songket Palembang yang sangat mahsyur akan keindahannya itu, kain Songket Bali tetap menjadi tuan rumah yang disegani di tanah kelahirannya.
Secara umum kain songket dianggap lebih “wah” dan mewah dibandingkan dengan jenis kain lainnya. Sehingga harganyapun jauh lebih tinggi dari kain-kain lainnya (kecuali barangkali jika dibandingkan dengan jenis kain-kain yang bernilai sakral seperti misalnya kain geringsing, kain cepuk -mungkin kain songket masih lebih murah). Itulah sebabnya secara umum kain songket digunakan terutama oleh kalangan bangsawan dan masyarakat berada. Bagi masyarakat biasa, kain songket hanya digunakan untuk acara-acara yang dipandang memiliki arti penting bagi seseorang saja. Misalnya, ketika menikah. Kebanyakan pengantin menggunakan kain songket dibandingkan dengan jenis kain lainnya pada hari pernikahannya. Atau mungkin hanya digunakan saat menghadiri acara yang perlu show up atau acara resmi yang membutuhkan penampilan premium.
Secara umum, songket bisa dibedakan dari jenis benang penyusun motifnya.
Songket Benang Emas.
Sesuai dengan namanya, songket ini praktis hanya menggunakan benang emas saja dalam designnya. Dan tentu saja, karena benangnya yang mahal, harga songket benang emas biasanya sangat mahal. Terutama bila songket ini didesign dengan motif yang sangat rapat dan padat. Semakin rapat tingkat kepadatan motifnya, tentu semakin banyak benang emas yang dibutuhkan dan semakin rumit cara pembuatannya yang mengakibatkan harga jenis songket ini menjadi sangat tinggi.
Entah disebabkan oleh faktor harga atau barangkali akibat trend di dunia persongketan di Bali, menurut pendapat saya, songket emas yang beredar saat ini di pasaran Bali kelihatannya memiliki tingkat kerapatan motif yang tidak terlalu padat dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Saya pikir tentu pedagang di tempat umum tidak mudah begitu saja menggelar songket jenis ini. Rak kaca yang terkunci biasanya merupakan pilihan yang baik bagi pedagang untuk memajang songket jenis ini.
Songket Benang Perak.
Lagi-lagi sesuai namanya, songket ini memiliki bahan baku benang perak. Walaupun keberadaannya sudah diakui sejak dulu kala, namun saya pikir pada saat ini songket benang perak memiliki tingkat popularitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan songket benang emas. Tentu saja ini adalah pendapat pribadi saya. Ini terlihat dari lebih banyaknya jenis songket ini yang beredar di pasaran. Dimana-mana orang menggunakan benang perak, sehingga benang emas menjadi terasa agak ‘jadul’.
Saya mencoba mengkaitkannya dengan trend emas putih, platina dan perak yang memang beberapa tahun terakhir ini juga melanda kategori perhiasan wanita di Bali. Banyak sekali accesories traditional untuk wanita di Bali yang menggunakan warna putih kemilau ini. Mulai dari perhiasan rambut, bross, giwang, kalung dan sebagainya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan, jika kemudian para wanita memadu-padankan accesories perak , platina ataupun emas putih itu dengan songket yang berbahan benang perak juga, untuk membuat penampilannya menjadi lebih serasi.
Songket Benang Katun.
Selain berbahan benang emas atau benang perak, Bali juga memiliki Songket Benang Katun. Bahkan sangat jelas sekali, bahwa songket benang katun inilah yang justru paling banyak digunakan masyarakat di Bali.
Tentu saja karena harga songket ini lebih terjangkau dibandingkan dengan songket dua jenis benang di atas. Dengan menggunakan songket benang katun ini, masyarakat kebanyakan bisa menggunakan kain songket dengan designnya yang indah-indah dengan harga yang relatif lebih miring. Walaupun yang namanya songket, semurah-murahnya kain songket benang katun, tetap saja cukup mahal jika kita bandingkan dengan jenis kain traditional lainnya. Bentuk kemewahan yang lebih terjangkau.
Kelebihan songket benang katun,sudah pasti adalah memiliki warna warni yang sangat indah yang tidak dimiliki oleh jenis songket benang emas maupun perak. Designnya pun kelihatan jauh lebih menawan dan lebih kreatif. Selain itu, jika digunakan juga tidak seberat dan sekaku kain songket yang menggunakan benang emas atau perak. Sehingga lebih disukai untuk acara yang tingkat keresmiannya lebih rendah.
Songket Campuran & Kombinasi.
Di luar ketiga jenis songket ini, masih ada lagi jenis songket yang lain. Yakni kain Songket Benang Camputan. Seongket jenis inilah yang sedang sangat nge-trend pada saat ini. Sangat disukai!.
Menggunakan kombinasi jenis benang. Benang Katun – Emas, atau benang Katun- Perak, atau benang Emas- Perak. Kombinasi ini tentu memberikan alternative dan dukungan bagi pengembangan motif-motif dan design baru yang dikeluarkan oleh para designer kain songket traditional. Kombinasi tidak saja menghasilkan songket berkwalitas baik dalam harga yang lebih terjangkau, namun sekaligus juga memberikan inovasi dan trend yang lebih disukai oleh generasi yang lebih muda.
Selain material, motif yang digunakan untuk songket juga mengalami perkembangan dari jaman ke jaman, walaupun motif-motif kuno tetap juga banyak digunakan dalam kombinasi. Namun secara umum, bisa dirasakan bahwa kain ini berhasil keluar dengan baik dari zona ke ‘jadul’an menuju ke zona ‘masa kini’ tanpa harus terserabut dari akar tradisinya.
Penerimaan generasi muda akan style dan design busana lokal – termasuk kain songket ini, memungkinkan terjadinya ‘sustainability’ bagi seni budaya daerah itu sendiri, sehingga tetap bisa bertahan walaupun mendapat serbuan gencar oleh arus budaya luar. Tidak mengherankan, mengapa kain songket Bali tetap berhasil dengan sukses menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri.
Selain kombinasi benang dan motif, sayapun melihat kolaborasi dan penggunaan kombinasi dengan jenis bahan kain dan tenun lainnya, misalnya antara tenun ikat dengan songket dan sebagainya.
Sedikit catatan: kain Songket Bali biasanya tidak bisa dicuci, karena kain biasanya akan pudar. Setelah pemakaian, kain hanya boleh dikibas-kibas dan dijemur di bawah terik matahari saja, kemudian dilipat dengan rapi. Saya tidak tahu kebenarannya, namun banyak juga tetua yang menyarankan agar songket tidak dilipat tapi digulung, guna menghindarkan agar benang emas jangan mudah patah.
Kain songket memang aduhai. Saya baru punya kain songket Palembang. Beli waktu dinas di sana.
Terima kasih sajian artikelnya yang menarik dan bermanfaat dengan dukungan gambar yang cakep.
Saya sedang menggelar kontes unggulan. Jika bermiat silahkan mengikuti di
http://abdulcholik.com/2013/05/29/kontes-unggulan-blog-review-saling-berhadapan/
Jangan lupa mengikuti kontes saya yang lain di http://jatuhcinta.me/fiksi/flash-fiction-writing-contest-senandung-cinta
Hadiahnya bukan barang mewah tetapi sensasinya luar biasa.
Salam hangat dari Surabaya
LikeLike
songket itu memang kesannya mewah ya …
LikeLike
Ya Bu. Mungkin karena penggunaan benang emas/perak, selain design dan motifnya yg memang membuatnya terlihat mahal…
LikeLike
songket Bali yg pernah kulihat cuma songket benang tenun mbak..,
Bali istimewa ya, punya banyak kain dengan aneka teknik pembuatan, di daerah lain umumnya kan nggak
iya mbak orang tuaku juga kasih pesan kain songket nggak boleh dicuci, habis dipakai cuma dianginkan di tempat teduh, simpannya digulung pakai pralon
LikeLike
Masuk akal sih Mbak. Karena songket yg paling sering digunakan hari hari oleh kebanyakan masyarakat adalah Songket benang katun biasa atau kombinasi sedikit dg emas atau perak. Selain itu, setahu saya kain traditional bali yg dipakai upacara (spt songket, endek dsb) tidak dipasarkan di tempat_tempat pasar untuk wisatawan, tp di pasar pasar lokal tertentu utk konsumsi orang lokal, atau di desa-desa industrinya spt Jinang Dalem, Sidemen atau Klungkung. Kalaupun ada, jmlhnya sangat sedikit. Sehingga tidak terekspose banyak ke dunia luar.
Saya pikir daerah lain di Indonesia mungkin jg sebenarnya punya banyak jenis kain, hanya barangkali kita saja yg kurang tahu krn kurang diekspose.
LikeLike
wah… warnanya bagus2 mba.
kecuali yang perak. gak terlalu suka. 🙂
LikeLike
ooh nggak suka warna putih metalik ya, Mas Ryan? tapi memang setiap orang punya preferensi warna masing-masing ya..
LikeLike
sebenernya sih suka mba. tapi kok lihatnya kayak kusam ya?
LikeLike
Aslinya sih nggak kusam. Paling cemerlang bahkan.
Mungkin karena lightingnya yang ngga terlalu bagus untuk memotret kain perak yang dipajang di dalam rak kaca he he..
soalnya yang lain aku potret langsung – jadi cahaya kamera contact langsung dengan kain- kecuali yang full benang emas dan full benang perak. Dua jenis kain ini ada di dalam lemari kaca
LikeLike
oooo.
jadi terkena kaca dulu ya. 🙂 i see. jadi pengen lihat langsung.
LikeLike
Wow aku ngiler pengen punya songket bali, mbak dani. Cantik2 motifnya. Mengenai songket jangan dicuci, ksyaknya berlaku pula di minang. Gak pernah melihat nenek atau ibu melakukan itu soalnya…
LikeLike
Wah.. kapan-kapan kalau ke Bali, mampir ke daerah Klungkung, Karangasem atau Singaraja.Di sana dekat dengan desa yang memproduksi Songket. Mbak Evi.
LikeLike
Suka benang dan peraknya,indah…
LikeLike
thanks Erit..
LikeLike
Wahh indahnya….saya belum punya songket khas Bali, padahal selama ini kalau berkunjung ke daerah tertentu, suka beli kain khas nya.
LikeLike
Songket Bali tak hanya indah sekaligus agung, keterlibatan generasi muda masih cukup tinggi kah Jeng, upaya estafet nilai budaya. Salam
LikeLike
saya suka sekali songket bali. kalau pakai songket bali terlihat seperti putri raja
LikeLike
Ha ha.. kalau sudah cantik dasarnya, belum pake songket juga sudah terlihat seperti puteri raja.
LikeLike
Koleksi Songket Baliku cuma 3 tapi disayang – sayang & ngga pernah dipake. Bagus sekali ini. Memang benang perak/emas membuat kesan mewah.
LikeLike
Adakah nama-nama yang spesifik untuk menjelaskan setiap motif dari Songket Bali tersebut. Seperti motif Barong dan lainnya. Karena banyak sekali motif-motif Songket, tapi kadang kita tidak paham namanya. Bisakah dibantu mba Made? Suksma nggih.
LikeLike
Saya mempunyai beberapa Kain songket milik saya dan peninggalan orang tua. Saya sejak thn 88 tinggal di Roma Italia. Bulan september saya akan mengadakan pameran pakain tradisional bali di kota tempat saya tinggal.
LikeLike
mba, kalo saya mau songket benang perak nya itu, saya bisa dapetin dmn ya? Tks mba..
LikeLike
Hmm… saya lupa minta nomer telpon pedagangnya mbak. tapi dia membuka toko di Klungkung, Bali.
LikeLike
gmana carany saya bisa pesan kain songket warna putih? tolong kasi info ya?
LikeLike
Maaf saya lupa minta no pedagangnya waktu itu Mbak..
LikeLike
Bahan-bahan ny bukan utk d dagangkan yah??
Gimn caranya utk pemesanan??
LikeLike
Gimana caranya utk pemesananya yah…
Tolong infonya dong??
LikeLike
Pingback: Kucing Batu – Wapqu