Anak saya yang kecil baru saja habis belajar Science pada bab Adaptasi Mahluk Hidup Terhadap Lingkungannya. Sepulang kerja, saya memeriksa kesiapannya untuk menghadapi ulangan dengan memberikan pertanyaan random seputar jenis-jenis paruh burung dan kaki burung yang berbeda-beda sesuai makanan dan habitatnya, cicak yang memutuskan ekornya, cumi-cumi yang mengeluarkan tinta, kupu-kupu yang memiliki bulatan mirip mata pada sayapnya, bunglon yang merubah warna kulitnya dan lain sebagainya untuk mempertahankan dirinya. Setelah saya rasa ia mampu menjawab semuanya, saya menyuruhnya tidur agar besok ia tidak bangun kesiangan atau ngantuk saat ulangan.
Hari Minggu-nya, saya mengajaknya pergi ke bantaran kali di belakang rumah untuk mencari bunglon dan mengamati tingkah lakunya dari dekat. Saya pikir jika ia bisa melihat bunglon dengan mata kepalanya sendiri, tentu ia tidak perlu mengulang pelajaran lagi, karena semua yang dilihatnya akan terekam di dalam otaknya sebagai sebuah pengalaman dan ingatan yang panjang.
Mimikri.
Bunglon (Bronchocela jubata), atau yang juga disebut dengan Baluan (Bahasa Bali), atau Kadal Hijau Bersurai /Green Crested Lizard, merupakan salah satu kadal dari keluarga Agamidae yang umum bisa kita temukan di semak-semak yang rendah di Indonesia. Seperti kita tahu, bintang ini bisa merubah warna kulitnya mendekati warna lingkungan sekitarnya dengan maksud untuk menyamarkan diri entah saat menghindar dari musuhnya, maupun saat akan menyergap mangsanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa perubahan warna juga dipicu oleh suhu udara, sinar matahari, mood bahkan musim berbiak.
Umumnya ia terlihat berwarna hijau saat berada di dedaunan, namun terkadang ia bisa juga terlihat abu-abu jika latar belakangnya kelabu atau berubah coklat jika latar belakangnya coklat. Itulah yang disebut dengan MIMIKRI. Saya menjelaskan lagi kepada anak saya, walaupun saya tahu ia sudah membacanya dari buku.
Tepat ketika berdiri di dekat batang pohon pepaya yang masih kecil, sesuatu tampak bergerak diantara dedaunannya. Anak saya meloncat kaget. Kami melihat sejenis Bunglon hijau bersurai dalam jarak yang sangat dekat. Tubuhnya panjang, di bagian belakang kepalanya tampak bersurai pendek, warnanya hijau abu-abu. Saat itu ia hanya berdiam saja di sana. barangkali menunggu mangsanya lewat. Makanannya adalah serangga seperti kupu-kupu, belalang , kumbang atau capung.
Agak lama kemudian, ia bergerak perlahan menuju tembok perumahan. Saya melihat seekor lagi di batang pohon pepaya yang lain. Setelah puas melihat-lihat dan kaki menjadi bentol oleh gigitan nyamuk, saya dan anak saya pulang membawa cerita tentang Bunglon, hewan yang bermimikri.
Membunglon.
Walaupun secara umum, manusia mengagumi kemampuan Bunglon untuk mempertahankan diri dengan cara bermimikri, namun kemampuan Bunglon bermimikri ini tidak selalu dipandang positif oleh manusia. Misalnya jika ada yang berkata ” Dasar Bunglon lu!” Apa yang ada di pikiran kita?
Jika pernyataan ini ditujukan untuk kita, besar kemungkinan kita akan setuju untuk mengatakan bahwa disebut Bunglon itu tidak menyenangkan. Mengandung persepsi dan image yang negative, yang kurang lebih menganggap kita sebagai manusia yang plin plan. Yang tidak punya pendirian tetap. Tergantung situasi dan kondisi – dalam pengertian negative. Dimana tempat yang paling menguntungkan baginya , kesanalah ia memihak. Seseorang yang disebut Bunglon, selalu dianggap sebagai orang oportunistik yang selalu memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan pribadinya. Bukan memihak kepada kebenaran, melainkan memihak pada keuntungan.
Nah..kalau sudah begini yang kasihan Bunglonnya ya. Ia tidak tahu menahu soal untung rugi maupun sikap yang plin plan, namun namanya ikut terbawa-bawa.
mimikri,
lama ga dengar kata itu. Padahal dulu SD sering muncul di soal test.
😀
LikeLike
ha ha..iya. saya juga kalau nggak sedang meriksain kesiapan ulangan anak, sudah lama juga nggak dengar..
LikeLike
dulu pas kecil sering ketemu bunglon. gede2 kok rasanya bunglon semakin jarang ya…
LikeLike
ya.. wong semakin terdesak ke pinggiran he he
LikeLike
Padahal mimikri menyimpan makna adaptif tanpa kehilangan jati diri ya Jeng Dani. Senangnya putranda belajar pada alam bersama ibunda. Salam
LikeLike
ya Bu Prih, tapi sayangnya orang -orang menyalahgunakannya hanya untuk yang negative.
LikeLike
ada bantaran kali dekat rumah bawa berkah ya mbak.., bisa langsung kasih pelajaran tambahan buat anak2…., sekalian mama bisa foto2 ya..
LikeLike
ya bner banget Mbak Monda. ya..he he he.. sekalian motret motret..* nggak mau kehilangan kesempatan..
LikeLike
dipohon depan rumah kadang ada bunglon kecil hinggap bun. Kasihan ya bunglon tidak salah apa2 tapi namanya selalu dibawa-bawa 🙂
LikeLike
he he.. ya itu kasihan banget nasibnya..
LikeLike
Bunglon itu menyenangkan untuk pergaulan positif, artinya kita bisa menempatkan diri di lingkungan apapun dalam status apapun dengan gaya apapun. Iya ga sih Mbak?
LikeLike
ya. sebenarnya bisa juga berarti positif..cumaentah kenapa orang kok menghubungkannya dengan negatif ya..
LikeLike
iya kenapa ya Mbak?hiihii.. balik nanya ini mah
LikeLike
kalau di pakai atau ditempatkan kepada manusia selalu aja arahnya negative dalam arti orang yang tidak tetap pendirian pastia akan di anggap bunglon. Btw unutk bunglon gak minta royalti saat namanya disebut2 🙂
LikeLike
ha ha ha.. kasihan udah dinegative-kan, nggak dapat royalti pula..
LikeLike
Hihihihi nice posting mbak.. Btw aku blom pernah
Iiat bunglon aslinya lho.. Cm liat di gambar aja biasamya.. Boleh juga ide bawa anak lgs ke habitat alami hewannya, belajar pun lbh fun yaa..
LikeLike
kalau melihatnya sendiri biasanya akan memberikan memory yang lebih panjang Mbak
LikeLike
Beberapa hari yang lalu saya berjumpa dengan Cliring di Rumah. Katanya bisa mimikri juga. Tapi saya lihat pas di lantai koq gak me-mimikri ya.
Ini penampakan Cliring.
http://galeriidah.blogspot.com/2013/10/cliring.html
LikeLike
kayanya Bunglon yang perubahan warnanya cepat dan jelas itu yang jenis lebih tebal dan menggulung ekornya deh..
LikeLike
Eh, daku belon pernah mengamati seekor bunglon dari dekat termasuk perubahan warnanya, kalo ada yang jual daku mo beli ah biar nggak penasaran 🙂
LikeLike
yg lbh kasian itu BUAYA. aslinya hewan buaya kan termasuk hewan yg sangat setia pada pasangannya. tp manusia menggunakan namanya untuk diasosiasikan dengan manusia lain yg……. (isi sendiri)…… hehehe.
LikeLike