Sampel: Novus- Puncak, Bogor.
Sebagai penggemar keindahan alam, mata saya sangat sulit untuk dilepaskan dari bunga-bunga liar, burung-burung ataupun kupu-kupu yang bertebangan di sekeliling saya. Kemanapun saya pergi, yang saya lihat ya itu lagi, itu lagi. Kalau bukan bunga liar, kupu-kupu, atau burung. Demikian juga ketika liburan yang lalu, saya sekeluarga bermain-main ke daerah pegunungan yang berudara sejuk di Bogor. Saya berharap menemukan speies Kupu-Kupu yang berbeda dari yang biasa saya lihat di dataran rendah seperti Jakarta.
Sayang sekali, kabut turun selama dua hari berturut-turut. Jadi saya tidak bisa mengoptimalkan waktu saya untuk menjelajah lahan-lahan terbuka di sana. Untungnya saya sempat memiliki satu hari yang agak terang, cukup untuk menikmati keindahan Kupu-kupu yang beterbangan di sekeliling.
Karena di tempat itu ukup banyak ada pepohonan dan tanaman berbunga, saya menemukan cukup banyak species yang beterbangan di sana, mulai dari keluarga Papillionini, Leptorcini,Pierinae, Danainae,dan sebagainya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Kupu-Kupu Delias, dari keluarga Pieinae – karena kupu-kupu ini, meskipun ada di juga di Bali dan Jakarta, namun belum pernah saya amati dalam jarak yang cukup dekat. Karena kupu-kupu ini sangat senang bermain di pepohonan. Kadang-kadang memang ada turun sebentar, namun biasanya akan terbang membubung tinggi ke puncak pepohonan lagi. Jadi agak sulit juga untuk saya memotretnya.
Kupu-kupu ini sering saya lihat di antara pepohonan yang menaungi jalan-jalan di daerah Kebayoran Baru dan sekitarnya. Saya belum pernah mendapatkan fotonya sebelumnya, selain karena ia terbang tinggi, juga karena setiap kali saya melihat Kupu-Kupu ini, kebetulan saya sedang tidak membawa kamera. Selama di Puncak, Kupu-Kupu ini terbang tidak terlalu jauh dari tempat saya. Kadang-kadang terbang tinggi di pepohonan, namun cukup sering juga turun dan mencari makan di bunga-bunga yang ada di situ, sehingga saya bisa mengambil fotonya.
Mengamati Kupu-Kupu Delias ini terasa sangat seru. Karena ada beberapa jenis, dengan warna pokok yang sama namun sedikit beda dalam corak dan tata letak pewarnaan pada sayapnya. Selain itu, belakangan saya baru tahu bahwa ternyata antara yang jantan dan yang betina pun ada juga yang berbeda coraknya.
Delias descombesi.
Jika sayapnya sedang menguncup, Kupu-Kupu ini secara keseluruhan akan terlihat Kuning dan Hitam. Itu disebabkan karena bagian luar sayap belakangnya yang lebih lebar didominasi oleh warna kuning, dengan beberapa goresan warna hitam pada ujung sayap belakangnya. Ada bintik berwarna merah yang mencolok pada pangkal sayap belakang luarnya, yang menjadi pertanda bahwa Kupu-Kupu itu adalah Delias descombesi. Sayap atas bagian luarnya didominasi warna hitam dengan beberapa garis oretam yang berwarna putih. Sayap atas tidak terlalu dominant kelihatannya, sehingga jika saya bertanya kepada anak saya, apa warna kupu -kupu itu? Maka saya berani menjamin ia akan mengatakan Kuning.
Namun yang mengejutkan adalah , jika kupu-kupu ini membentangkan sayapnya, Kupu-kupu ini berwarna putih. Maka jika kita hanya melihat Kupu-kupu ini dari atas dengan keadaan sayap yang sedang mengembang, tidak ada seorangpun yang setuju jika ada yang mengatakan warnanya kuning. Seperti foto di atas – saya ambil dari Kupu-kupu yang sama. Tampak samping dan tampak atasnya jauh berbeda bukan?
Delias periboea
Kupu-Kupu Delias yang satu ini serupa dengan Delias descombesi. Bedanya adalah, jika pada Delias descombesi memiliki bintik merah pada pangkal sayap bawahnya, Kpu-kupu Delias periboea tidak memiliki bintik merah itu. Sebagai gantinya, ia memilki sapuan warna merah dalam jumlah yang lebih banyak pada area ujung sayap belakang bagian luarnya. Sayang di gambar ini tidak terlalu jelas kelihatan. Sisanya hampir sama, didominasi warna kuning, jingga kemerahan dan hitam serta putih.
Di Puncak, saya melihat populasi Delias periboea tidak sebanyak Delias descombesi. Tapi itu mungkin saja karena saya hanya sempat mengamatinya di satu tempat dan hanya sehari. Barangkali jika saya memiliki kesempatan lebih banyak,mungkin saja ceritanya akan berbeda.
Kupu-Kupu Delias ini berukuran sedang, kurang lebih 3.5 cm. Paling suka hinggap di bunga jatropha, bunga benalu dan bunga sikat botol yang berwarna merah cerah.
Indah sekali warna nya…
Saya berharap masih bisa menemukannya jika berlibur ke dataran tinggi nanti 😀
LikeLike
Subhanallah, cantik banget kupu2nya
LikeLike
terimakasih
LikeLike
sangat memesona bu, lihat kupu -kupu tak kan ada bosannya
LikeLike
kupu kupu…selalunya saya suka sama binatang ini mbak..:) entah kenapa…cantik aja menurutku… tapi sayang suka sebel dengan dengan pemakaian nama hewan cantik ini untuk istilah yang menjurus atau pelabelan pada profesi dalam tanda kutip..seprti “kupu kupu malam”….walah….kasihan kan hewan nggak salah apa apa di jadikan kiasan…..*opini saya lho mbak…walah malah salah fokus nieh komentnya ..maaf 🙂
LikeLike
tante hapal semua jenisnya ya? saya penasaran bagaimana caranya. saya sering lihat juga kupu2 di dekat rumah, tapi perasaan, mirip2. hehehe
LikeLike
Kalo lihat hasil foto speperti ini sih udah sama kayak porfesional, ditambah ulasan lengkap tentang kupu-kupu itu sendiri jadi seru baca tulisannya. Terima kasih !
LikeLike
tips untk memotret kupu-kupu gimana bun supaya tidak terbang?
LikeLike
Delias…, kupu-kupu cantik bernama cantik…., kayaknya pernah lihat yang di foto kedua mbak..
LikeLike
Variasi kupu-kunya banyak ya Jeng. Si cantik Delias…
Foto2 Jeng Dani selalu dan semakin kereen. Jeng yook coba mulai dengan galeri kupu-kupu dan burung, pastinya sangat memperkaya khasanah bacaan loh.
Salam
LikeLike
terimakasih Bu Prih.
Gimana maksudnya/caranya membuat Galeri Kupu-Kupu itu Bu Prih? Bikin galeri foto burung atau kupu -kupu ya? Kalau fotonya aja saya punya ribuan sih di file Bu..
LikeLike