– Mencari Bahan Untuk Membuat Sarang-
Keingintahuan akan sesuatu biasanya membuat kita berusaha mencari tahu lebih lanjut. Demikianlah yang terjadi dengan saya. Melihat burung Layang-Layang beterbangan di atas kali berburu jentik-jentik dan nyamuk, saya merasa sangat penasaran. Burung-burung itu terbang hilir mudik, naik turun, berputar-putar berkeliling tanpa mengenal lelah. Hebat! Kerja melulu. Kapan berhentinya ya? Dan dimana tempatnya bertengger jika ia kelelahan?
Setelah lama mengamat-amati, akhirnya saya tahu bahwa jika kelelahan burung itu akan hinggap sejenak di sebatang pohon mati di sebuah lahan kosong di perumahan. Biasanya hanya sebentar. Seolah-olah memiliki energy kinetik yang jumlahnya berjuta-juta Joule, burung itu akan kembali terbang berputar-putar lagi. Saya hanya pernah melihatnya dari jarak yang jauh. Belum pernah melihatnya dari jarak dekat. Sehingga warna aslinya hanya bisa saya tebak dari foto yang diperbesar sekian puluh kali.
Namun seperti kata pepatah, “Dimana Ada kemauan, Di sana Ada Jalan”. Beberapa bulan yang lalu, saat saya menunggu di lahan itu, tiba-tiba seekor burung Layang-Layang hinggap di tanah. Jaraknya sangat dekat dengan tempat saya berdiri. Sekitar 3-4 meter di depan saya. Dan pasangannya pun ikut hinggap tak jauh dari sana. Benar-benar sebuah mujijat yang membuat badan saya tiba-tiba terasa kaku. Saya belum pernah melihat burung Layang-Layang sedekat ini. Sekarang saya bisa melihat warnanya dengan sangat baik.
Burung Layang-Layang atau disebut dengan Pacific Swallow (Hirundo tahitica) ini kepalanya berwarna biru tua metalic dengan warna merah mirip karat besi di dahinya, pipi, leher dan bagian atas dadanya. Sayap bagian atasnya berwarna biru metalic namun seterusnya hingga ke ujung berwarna hitam. Dada bagian bawah dan perutnya berwarna putih kotor. Di bagian ekor bawahnya nampak garis-garis nyata hitam-putih. Paruh dan kakinya berwarna abu-abu. Sayapnya memang sangat panjang dan ramping melebihi ekornya.
Burung itu berdiri sangat lama di situ. tengak tengok kiri dan kanan seolah-olah memastikan tidak ada bahaya yang mengancam keselamatannya. Lalu ia berjalan berjingkat-jingkat ke depan. Apa yang dicari? Apakah sedang mencari makanan? Saya penasaran.
Rupanya ia tertarik pada seutas benang. Ia merunduk. Tampak oleh saya warna putih di batas leher dan punggungnya. Ia mematok benang itu dan berusaha menarik-nariknya dengan sekuat mungkin. Namun benang putih itu tampaknya tersangkut sesuatu di tanah. Sehingga tak bergerak. Jadi ia tidak berhasil menariknya. Hmmm…sayang sekali. Mengapa ya burung ini berusaha menarik benang? Apakah barangkali benang itu ia sangka cacing yang bisa dimakan?. Saya tambah penasaran.
Burung itu tidak berputus asa. Ia berjalan beberapa langkah lagi ke depan mendekati seonggok kotoran sapi yang sudah kering dan tinggal serat-serat rumputnya saja. Sisa-sisa pemotongan Idul Qurban sebelumnya. Sekarang ia mencoba menarik serat tanaman itu sekuat-kuatnya, sementara kaki kanannya dipakai untuk menginjak gumpalan kotoran dan serat yang lain. Mungkin maksudnya memisahkan seutas serat yang akan ia ambil dari kekusutannya dengan serat yang lain. Sekarang saya mengerti.Kelihatannya ia sedang mencari bahan-bahan untuk membuat sarang. Bukan mencari makanan.
Saya melihat perjuangannya yang sangat keras dan bersungguh-sungguh untuk berhasil. Ia terus berusaha menarik serat itu. Terus dan terus hingga hampir saja ia terjungkal ke belakang.
Namun ia seperti tak mengenal kata putus asa. Ia coba lagi dan lagi. Akhirnya iapun berhasil menarik dan melepasnya dari gumpalan kotoran. Luar biasa burung ini!.
Iapun terbang dengan membawa serat untuk bahan membuat sarangnya yang entah di mana. Demikian juga pasangannya. Ia melakukan kegiatan yang sama. Mengais kotoran demi mendapatkan seutas serat tumbuhan untuk dijadikan bahan pembuat sarang. Mereka terbang. Meninggalkan saya yang terbenong-bengong sendirian.
Saya terkagum-kagum akan ethos kerjanya yang luar biasa. Tidak berhenti sebelum berhasil!
*****
Burung Layang-Layang itu. Ia bekerja dengan tidak mengenal lelah. Terbang dan terbang berputar-putar mencari makan hingga sukses dan kenyang. Istirahat hanya seperlunya. Lalu bekerja lagi tanpa lelah. Demikian juga ketika berusaha mengumpulkan bahan untuk membuat sarang. Ia berusaha keras, walau nyaris terjungkal. Juga cukup kreatif berusaha mencari alternative, yang penting tujuannya tercapai. Coba lagi, lagi,lagi dan lagi. Hingga kesuksesan datang menghampiri.
Jangan berhenti sebelum berhasil!
sejauh-jauhnya burung terbang akhirnya pulang ke sarang jua, namun ada burung yang tidak pulang-pulang ke sarang, burung apakah itu?
LikeLike
Wah, senga banget baca posting mbok semacam ini yg ngehubungin tingkah laku hewan ke manusia, jadi kesentil nih aku sekaligus kagum jg sama burung layang layang itu
LikeLike
Harder and harder you work,bigger and bigger you’ll have party….
LikeLike
Luar biasa sekali mba Made. Effort untuk bisa menghasilkan foto series ini juga luar biasa. Makasih ya mba.. 🙂
LikeLike
lengkap fotonya, jadi bisa mengabadikan setiap gerak si burung
LikeLike
Pelajaran tentang hidup ternyata bisa juga didapatkan dgn memperhatikan polah prilaku binatang semacam burung.
Posting yg luar biasa yang saya baca pagi ini.
Selalu saya saya salut dgn tulisan Mbak, apalagi dgn foto-fotonya yg luar biasa ini…
LikeLike
mesti mencontoh burung layang2 ya…gak boleh menyerah! 🙂
LikeLike
Saya jadi malu dengan burung layang-layang ini. Fotonya cantik. 🙂
LikeLike
akhirnya datang kesempatan motret layang2 yg terbang cepat mbak..
buah kesabaran menunggu di tempat yg tepat…
serial foto luar biasa mbak…
mbak ikut komunitas bird watching ?
LikeLike
Ikut belajar dari etos kerja burung layang-layangnya Jeng Dani
Fokus dan pantang menyerah….
Matur suksma…serial fotonya juga lahir dari etos kerja Jeng Dani luar biasa
LikeLike
Salut dengan fotonya, Mbak. Rupanya Mbak Dani juga sudah tertular ethos kerja sang burung layang-layang, tidak mudah putus asa sampai mendapatkan rangkaian foto yang luar biasa ini 🙂
LikeLike
usaha yang bagus, etos kerja yang baik.
LikeLike
Luar biasa, semua tersusun dengan rapi lengkap dengan foto kronologisnya, semoga kita bisa seperti burung layang2 tak akan berhenti berusaha sebelum apa yg di inginkan tercapai, God job mba…
LikeLike
terimakasih atas kunjungan dan komentarnya Pak Dedy..
LikeLike
Pingback: Danau Batur: Burung Layang-Layang Asia. | nimadesriandani