Hi! Dunia pinggir kali belakang rumah, apa khabar?
Rasanya belakangan ini saya banyak bepergian meninggalkan rumah dan jadi kangen juga pada kedamaian pagi kehidupan liar tepi kali belakang rumah. Walaupun hujan mulai turun sedikit-sedikit, namun jejak musim kemarau belum membuat air kali menjadi penuh. Tepi kali masih agak kering, tapi kehidupan di dalamnya kelihatan masih tetap exist.
Seekor Burung Cerukcuk (Pycnonotus goiavier) hinggap di atas tembok perumahan. Menarik perhatian saya, karena berada dalam jarak yang cukup dekat dengan tempat saya berdiri. Ia berkicau dengan merdunya. Seolah sedang bercengkrama dengan sinar pagi.
Tak seberapa lama seekor Burung Cerukcuk lain hinggap sambil membawa makanan di paruhnya. Sobekan buah Coccinia yang sudah matang memerah, yang ia cabik dari pohonnya yang merambat di kawat tembok kali. Ia mendekat dan memamerkan makanan yang didapatnya pagi itu, seolah berkata kepada temannya “Mengapa kau tak nikmati juga anugrah alam yang merah merekah ini?”
Melihat temannya makan dengan nikmat, maka burung Cerukcuk yang pertamapun ikut menclok di rambatan pohon Coccinia, lalu makan di sana.
Saya menggeser posisi saya berdiri agar bisa melihat burung itu dengan lebih jelas. Ia sibuk mencabik-cabik buah Coccinia yang matang. Kulitnya sobek dan memperlihatkan biji dan isinya yang berwarna jingga kemerahan. Rasanya tentu sangat manis. Betapa riangnya mereka mencari makan di pagi hari. Sementara temannya yang sudah menghabiskan makanannya kini kembali berkicau riang. Ah.. rasa gembira itu ikut menjalar ke dalam hati saya.
Saya terus memperhatikan tingkah lakunya hingga ia kenyang dan akhirnya mereka terbang entah kemana. Kembalilah besok, wahai burung-burung!
Alam memberikan kelimpahan makanan bagi burung-burung dengan gratis. Alam memberikan kelimpahan kegembiraan bagi burung-burung dengan gratis.Alam juga memberikan kelimpahan kebahagiaan bagi hati saya yang melihat kegembiraan burung-burung itu… juga dengan gratis.
Betapa alam sesungguhnya mencintai kita manusia. Sekarang tergantung bagaimana kita memaknainya…
Tergantung kita mau untuk melihat alam disekitar kita ya Bu.
LikeLike
alam mencintai kita jadi kita juga harus mecintai alam ya 🙂
LikeLike
kebaikan alam yang mendamaikan hati ya mbak, nggak usah pergi jauh di sekitar kita masih ada keindahan itu
LikeLike
di bali yg terkenal dgn taman burung dmana ya mbak?
LikeLike
Mba Daniii.. Selalu kagum dengan kejelian mata dan kecekatannya tangan Mba Dani mengoperasikan kamera. Terimakasih sudah berbagi keindahan alam ini Mba. 🙂
LikeLike
Indah dan damai betul melihat pemandangan ini ya 🙂 Selayaknya kita mencintai balik alam dengan menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah 😀
LikeLike
Burungnya lagi makan. Ciyan dia kelaperan. Mihihihi.. 😛
LikeLike
Di dalam lensa Mbak Dani, burung-burung ini romantis sekali. Masih asyik keliling tugas ya Mbak. Semoga tambah sukses. Amin 🙂
LikeLike
Burung di udarapun dipelihara oleh ibu alam….sejuknya pembelajaran dari kali dan burung oleh Jeng Dani.
LikeLike