“Mama bisa bikin Baklava?” tanya anak saya. Baklava…baklava.. dimana rasanya saya pernah mendengar nama itu. Saya tak mampu memancing ingatan saya. Akhirnya saya menyerah. Anak saya lalu menunjukkan gambar makanan yang bernama Baklava itu. Oooh! Sekarang saya baru inget. Saya pernah memakan makanan ini dulu banget…saat suatu kali saya berkunjung ke rumah mantan boss saya. Mantan boss saya itu berkebangsaan Yunani. Waktu itu ia tinggal sendirian di Manchester dan rupanya suka memasak juga untuk dirinya sendiri. Tahu saya sedang berada di kota itu, beliau menjemput dan mengajak saya mampir ke rumahnya serta memasak berbagai makanan untuk menjamu saya. Salah satunya ada yang serupa dengan Baklava di gambar ini. Rasanya enak dan manis banget dengan rasa kacang beraroma kayu manis dan cengkeh.
Anak saya mengajak saya untuk mencoba membuat. Jadilah kami ngubek-ubek resep Baklava dan cara membuatnya di internet. Ada petunjuk yang cukup mudah diikuti. Dari sini saya baru tahu bahwa Baklava ternyata adalah makanan asli Turki. Lah..?! Kenapa ya saya menyangka itu masakan khas Yunani?. Anak saya yang sudah lebih dulu mengubek-ubek informasi tentang Baklava ini mengatakan bahwa makanan ini memang asli Turki, namun hingga kini Yunani juga tetap mengatakan kalau Baklava itu makanan khas mereka. Ahh.. saya pikir bagarangkali serupa dengan makanan Indonesia dan Malaysia yang nggak jauh-jauh berbeda. Nggak masalahlah….siapapun yang mengklaim sebagai makanan khasnya…wong kenyataannya memang di masak sehari-hari di kedua negara itu.
Akhirnya saya dan anak saya memutuskan untuk melakukan percobaan membuat Baklava. Kedengeranya keren. Bahan-bahannya kelihatan cukup mudah dibeli di Supermarket. Dibutuhkan Phyllo dough, gula halus, madu, kacang almond, kayu manis bubuk, cengkeh bubuk, mentega, vanilla dan kulit jeruk sunkist.
Buru-buru saya dan anak saya yang besar pergi berbelanja bahan-bahan. Phyllo dough – saya nggak nemu ada yang jual, tapi bisa saya ganti dengan dough untuk pastry yang ready to use. Nah..gula halus habis! Anak saya menemukan Gula tepung. Saya pikir sama..namun belakangan setelah masak saya baru tahu kalau gula tepung itu bukan gula halus, tapi gula halus + tepung. Walah!. Madu ok. Kacang almond dan walnut? Saya nggak nemu walnut. Cuma nemu almond saja. Jadilah saya berinisiatif menggantinya dengan kacang mede dan almond. Kayu manis dan cengkeh nggak ada yang bubuk. Adanya yang kasar. Ok nggak apa-apalah. Margarine saya pakai sebagai pengganti mentega. Vanilla dan jeruk sunkist Ok.
Langkah-langkah membuatnya (sebenarnya bukan membuat ya, tapi menyusun):
1/. Ulaskan mentega/margarine pada permukaan nampan gelas tahan panas.
2/. Letakkan selembar pastry dough di atasnya.
3/. Cincang kasar kacang Almond dan kacang mede. Bisa juga dengan memblendernya kasar. Kayu Manis & Cengkeh ditumbuk halus lalu diaduk ke kacang.
4/. Taburkan kacang di atas lapisan dough pertama. lalu tutup dengan lembaran dough lagi.
5/. Ulaskan kembali mentega di atas lapisan dough yang paling atas. lalu taburkan kacang lagi di atasanya.
6/. Tutup kembali lapisan kacang dengan lembaran dough. Demikian seterusnya sampai 10 lapis. Tapi saya hanya membuatnya 4 lapis saja karena lembaran dough yang saya beli terlalu tebal. Konon di Yunani orang membuatnya hingga 33 lapis lembaran dough tipis.
7/. Setelah disusun sedemikian rupa dan ditutup terakhir dengan lembar dough, potong-potong Baklava lalu panggang dengan api 230° selama 30 menit hingga Baklava matang.
Untuk sausnya, saya menjerang air di dalam panci kecil, lalu memasukkan gula halus. Setelah itu masukkan madu. Terakhir tambahkan dengan parutan kulit jeruk sunkist. Di aduk-aduk sambil dijerang di atas api. Dinginkan.
Hidangkan Baklava dengan saus madu. Hmm..enak banget!. Rasanya pas seperti apa yang saya bayangkan. Kombinasi rasa kacang dengan kayu manis yang sangat menggoda plus aroma cengkeh yang hangat.
Anak-anak dan suami saya menyukainya. Mencoba membuat sendiri Baklava menyenangkan juga. Bisa menjadi salah satu alternative untuk mengisi weekend bersama keluarga.