Jam 2 pagi. Saya terbangun dan mendapati diri saya sedang memeluk anak saya yang kecil. Rupanya tadi saya ketiduran. Pulang kerja agak malam dan saya merasa sedikit kelelahan. Anak saya yang kecil meminta tolong ingin dipijitin sebelum tidur. Jadilah saya ikut berbaring sambil memijit dan mengusap-usap punggungnya. Juga sambil berdoa dalam hati semoga anak saya kelak tumbuh jadi orang berbahagia, yang mandiri, yang baik hatinya dan suka menolong orang lain yang membutuhkan bantuannya. Standardlah itu dilakukan oleh semua ibu ibu di seluruh dunia ya?.
Tapi rupanya, entah saking khusuknya berdoa atau karena saya memang kelelahan…eh tanpa sadar saya tertidur. Belum mandi, belum ngapa-ngapain. Jadilah akhirnya terbangun jam 2 pagi.
Yang pertama saya lakukan adalah menyambar handuk dan segera ke kamar mandi. Lalu mengendap-endap ke kamar mengganti baju dengan yang bersih. Suami saya tertidur pulas. Nafasnya naik turun dengan teratur. Saya membetulkan selimutnya agar ia tidak kedinginan. Lalu saya memeriksa ke dua anak saya yang juga tidur dengan nyenyak. Memeriksa sekeliling takut ada nyamuk menggigit kulitnya. Lalu saya ke ruang tengah, memeriksa pintu depan dan belakang untuk memastikan semua terkunci dengan baik. Aneh…mata saya sekarang sulit dipejamkan. Mungkin karena habis mandi jadi terasa segar. Akhirnya saya memutuskan untuk duduk di ruang tengah. Membuka laptop saya dan bekerja. Memeriksa tumpukan e-mail dan proposal yang belum sempat saya baca dan periksa.
Tak terasa malam semakin larut. suasana sangat sepi dan hening. Hanya ada saya, dan suara laptop yang mendenging sangat halus. Tiba tiba saya mendengar suara kecil kecipak air. Saya kaget. Suara apa ya? Dari arah kamar mandi. Saya diam. Tidak ada apa apa.
Beberapa menit kemudian, ada suara gerakan air lagi. Kali ini agak lebih panjang. Saya memasang telinga saya baik-baik. Diam lagi. Hening.
Sebenarnya saya merasa agak takut. Tapi saya berusaha berpikir logis.Saya memberanikan diri untuk bangkit dari tempat duduk. Berdiri memeriksa kamar mandi. Aneeh!. Semua keran air mati. Baik yang di wastafel, di kucuran air maupun untuk jetwasher. Walaupun basah, tapi kerannya sudah mati semua. Ini sungguh aneh. Akhirnya saya kembali ke ruang tengah.
Sekarang saya ingin menulis. Saat beberapa kalimat sudah mulai terketik, eh…suara kecipak air itu muncul lagi. Suara apa itu? Kok datang lagi tapi tidak ada kelihatan wujudnya? Saya periksa lagi dan tetap tidak ada apa apa. Tengkuk saya mulai merinding membayangkan sesuatu yang tidak bersahabat. Hantu!!!!. Atau apapun namanya mahluk halus itu.
Tapi tidak!. Saya tidak mau menyerah sama hantu. Jika ini terjadi pada waktu saya kecil, sudah pasti saya akan ngibrit berlari ke pangkuan bapak saya. Tapi sekarang? Seumur segini? Kemana saya harus ngibrit? Ini tempat saya tinggal. Suami saya tentu tidak percaya akan cerita hantu ini. Alih-alih saya malah bisa ditertawakan dan dianggap nggak logis. Jadi saya memilih untuk tidak membangunkan suami saya.
Akhirnya karena tak punya pilihan lain, saya datang kembali ke kamar mandi. Saya berdiri di situ beberapa saat dan berkata kepada entah siapa “Ayo tunjukan dirimu!. Kalau kamu memang berani“. Tak ada yang menyahut. Hanya keheningan malam.
Saya bertahan di tempat itu beberapa saat. Menunggu sesuatu mungkin akan terjadi. Tetap tidak terjadi apa apa. Saya kembali ke tempat duduk.
Pukul 5 pagi anak saya yang kecil bangun. Saya menyambutnya dengan sapaan pagi. Tak berapa lama suara kecipak air itu terdengar lagi. Anak saya membungkuk di rak depan kamar mandi. Ia melihat ke dalam gelas berisi air kelapa yang tak habis diminum semalam yang diletakkan di situ. “Ya ampuuuun Mama. Kasihan amat cicak ini kecemplung ke dalam gelas” katanya sambil mengangkat gelas itu. Seekor cicak tampak memberontak, berusaha ingin keluar dari gelas yang berisi air kelapa. Waduuuuh. Ha ha ha… Jadi???
Sambil membantu cicak itu keluar dari gelas, saya pun bercerita kepada anak saya tentang apa yang saya dengar dan sangka sebagai hantu.
Anak saya hanya nyengir mendengar cerita saya. Ia masuk ke kamar mandi sambil berkata, “Lain kali kalau mama takut, mama bangunin aja aku…” katanya. Oya… bener juga. Anak saya sekarang sudah besar. Bisa juga dijadikan pilihan tempat ngibrit jika ketakutan. Thanks God.
hahahha mbaaak…. aku udah ikut berinding mbacanya 😀 Ternyata cicak ya?
Kalau aku pernah beberapa kali “dengar” sesuatu dan pastinya bukan cicak 😀 Tapi saya cuekin terus sih….
Senang ya mendengar anak-anak sudah mulai bisa dijadikan “pelindung” 😀
LikeLike
Haha iya Mbak… lumayan sempat tegang juga. Kirain apa..
Wah…kalau mendengar susuatu dan tak bisa dilogikakan tentunya lebih mengegangkan lagi ya Mbak..
LikeLike
hahaha pantesan gak ada yang nyaut pas disuruh menampakkan diri… 😛
LikeLike
Dia kaga ngerti bahasa manusia..
LikeLike
Hantunya ada pada diri sendiri, yaitu hantu rasa takut……
LikeLike
Yah kirain apaann bu..ternyatahh
LikeLike
Wkwkwwk mbaaaak!
LikeLike
cicak nakal kak hahahhah
LikeLike
Ahahaa saya juga sering malam-malam ada suara misterius dan itu asalnya dari cicak, menyebalkan hahaa. Saya ga suka cicak :p
LikeLike
Hahaha, cicaknya pengen minum air kelapa juga tuh Mbak.
LikeLike
Hahahha. Bayanganku sudah horor-horor gitu.. 😂😂😂
LikeLike
hahahaha judul ma gambarnya uda bikin merinding ternyata cicak xD
LikeLike
ngakak koprol deh wk.. wk..
LikeLike
Hahahaha..aku bacanya tengah malam loh mbak. Cicak ya ternyata. Hihihi. Lucu lucu. Tapi salut. Mbak gak penakut spt saya.
LikeLike
Sudah parno duluan ternyata cicak ya.
Beberapa kali di kos sering dengar gedubrak kalau malam mbak. dan ternyata….
rak di kamar ambruk hahaha
LikeLike
Endingnya penuh kejutan ya…hahaha jadi si cicak tokoh utama di cerita ini? Waduh cicak exist juga ya…wkwkwk
LikeLike
Awal cerita bikin parno. Coba kalo gak ditutup dengan adanya cicak orang banyak percaya ada hantu, 🙂
Kadang tetesan air dari kran bocorpun kita kira ada hantu.
LikeLike
Pingback: My Favorite Irresistible Bloggers – Berbagi Kisahku