Monthly Archives: February 2017

Bubuh Kalimoto, Bubur Sehat Saat Flu dan Musim Hujan.

Standard

Bubuh Kalimoto

Bali memiliki beberapa jenis bubur di dalam daftar di dapurnya. Tapi yang paling populer adalah jenis Bubur Sayur. Dan bubur sayur sendiri setahu saya setidaknya ada 2 jenis. Yaitu Bubuh Urab dengan kuah santan yang sangat umum dan mudah kita temukan di pasar pasar traditional di Bali. Satunya lagi adalah Bubuh Kalimoto. Bubuh =bubur dalam Bahasa Bali.

Bubuh Kalimoto adalah bubur yang terbuat dari beras dimasak dengan daun Kayu Manis (bahasa Bali untuk Daun Katu). Toppingnya biasanya diberi kacang kedelai goreng yang empuk dan renyah dan atau ikan teri goreng. Sambelnya terasi bakar yang diulek dengan cabe rawit pedas dan sedikit garam.

Bubur Kalimoto biasanya dibuat di dapur penduduk. Jarang dijual. Sangat umum dibuat saat musim hujan atau jika ada anggota keluarga yang kena flu. Biasanya seluruh isi rumah ikut makan bubur yang sedap ini. Daun Kayu Manis dipercaya secara traditional merupakan obat yang baik untuk mengatasi flu. 

Melihat daun Kayu Manis, kali ini saya membuat Bubuh Kalimoto. Untuk mengenang cinta dan kasih sayang ibu saya kepada kami anak-anaknya. Selain itu….memang kangen rasanya juga. 

Ada yang mau mencoba?.

Dapur Hidup: Cerita Saya Tentang Lobak Lalap.

Standard

Lobak Lalap

Tentunya semua tahu yang namanya Lobak kan? Itu lho sayuran umbi yang mirip wortel tapi warnanya putih. Masih sekeluarga sama beet. Biasanya saya lihat dijadikan campuran soto.  

Saya sendiri sebenarnya kurang menyukai rasa umbi lobak. Tapi begitu mendengar daun lobak untuk lalap, saya mendadak menjadi suka. Nah saya mau cerita tentang tanaman lobak saya. 

Benih lobak saya lupa dapat dari mana. Rasanya sih beli online. Makanya saya hanya punya beberapa biji saja. 

Biji lobak ukurannya agak besar ketimbang rata rata biji sesawi. Tumbuh cukup mudah juga, walaupun saya tidak punya banyak. Paling banter ada 8 pohon yang saya punya. Saya tanam di polybag.

Tumbuh dengan subur. Daunnya banyak dan hijau royo royo. Senang melihatnya. 

Pangkal akar Lobak sudah mulai terlihat menggembung.

Saya melihat pangkal akarnya juga mulai menggembung. Terlihat putih membenam di tanah.  Wah.. tak sabar rasanya menunggu. Pengen tahu.  

Tanaman Lobak sedang berbunga.

Saya membiarkan tanaman ini tumbuh. Tak berapa lama mulailah bunganya bermunculan. 

Bunga Lobak.

Cantik. Kecil kecil berwarna ungu. Mahkota bunganya ada 4. Mirip bunga sawi sih. Tapi kalau sawi biasanya bunganya kuning. Lobak ini bunganya ungu pucat. Saya senang sekali. Dan berniat membiarkannya hingga menjadi buah.

Buah Lobak.

Sebenarnya proses menjadi buahnya cepat. Tapi saya ingin menunggu buahnya menjadi tua dan kering. 

Nah kemarin saat hujan deras, tiba tiba saya keingetan akan tanaman lobak saya. Sayapun menengoknya. Rupanya sudah layu. Sebelum membusuk segera saya cabut tanamannya dan penasaran melihat umbinya.

Lobak

Tada!!. Beginilah umbinya. Kok kecil banget ya?  Hi hi… ternyata hasilnya jauh dari bayangan saya. Mungkin ada yang salah dari cara saya merawatnya. Atau jangan jangan jenis yang saya tanam itu memang yang jenis berumbi kecil?. Saya menghibur diri.

Tapi nggak apa apa. Saya tetap semangat. Saya petik buahnya.

Buah Lobak

Saya ingin mengambil biji bijinya untuk saya semai kembali. 

Biji Lobak

Saya akan coba tabur lagi di halaman. Siapa tahu bisa tumbuh kembali. 
Selalu semangat untuk berdapur hidup. 

Kali Ini Bukan Tomat Lagi. Tapi Bayam. 

Standard

Ah, jangan minta angpao dari Bu Dani. Ntar dikasihnya tomat“. Gurau seorang teman saat beberapa waktu yang lalu saya mengucapkan Gong Xi Fa Chai. Ha ha ha. Saya tertawa geli mendengarnya yang disusul oleh derai tawa teman teman saya yang lain. Tentu tahu dari mana datangnya, mengapa teman saya itu berkomentar seperti itu. Pasti karena belakamgan ini saya sering memposting status atau photo photo tomat. Jadi tomat seolah sudah menjadi symbol perwakilan diri saya. Ha ha.

Nah biar lebih beragam dan tidal melulu tentang tomat, kali ini saya memposting tentang sayuran lain saja. Bayam. Mengapa bayam? Begini ceritanya nih…

Saat ini saya di sebagian instalasi hidroponik saya sedang ditanami bayam. Sebenarnya sudah sempat dipanen sekali. Tapi karena memanennya dengan dipotong dan bukan dicabut, cabang cabang kecil yang tertinggalnyapun akhirnya tumbuh lagi dan 2 minggu kemudian menjadi bayam seukuran yang layak di panen. 

Entah karena kesibukan atau apa, lha saya lupa memanen bayam bayam baru itu. Ada 2 box yang sudah kepalang menjadi berbunga. Tentu nggak mantap lagi jika dipanen dan dijadikan sayur. 

Bayam Dapur Hidup.

Untungnya masih ada sebagian yang masih sangat layak panen.
Ini dia hasil panen bayam saya pagi ini. Lumayan ya. Seger seger. Setidaknya lebih seger dari yang di tukang sayur. 

Bayam Dapur Hidup

Memang punya Dapur Hidup itu nggak pernah ada ruginya. 

Benih Sayuran & Produsennya – Bagian I

Standard

Salah satu pertanyaan yang paling sering disampaikan oleh pembaca blog ke email saya adalah “Bagaimana caranya mendapatkan benih sayuran yang bagus Bu? “. Atau “Di mana ibu membeli benih sayuran?”. Ya jawaban saya biasanya adalah membeli dari toko Trubus, toko Ace Hardware dekat rumah saya atau beli online. Tapi malam ini saya lagi bongkar-bongkar box bibit, saya tertarik untuk mengelompokkan brand-brand dan produsen benih sayuran yang pernah saya beli. 

1. CAP PANAH MERAH.

Benih Sayuran Cap Panah Merah. 

Kelihatannya ini adalah merk bibit sayuran yang paling banyak saya beli. Setidaknya ada 15 sisa benih dan kemasan merk yang diproduksi oleh PT East West Seed Indonesia di Purwakarta  ini. Diantaranya yang pernah saya tanam adalah Pare Hijau, Terong Ungu Hybrida, Timun Putih, Bayam Hijau, Kembang Kol, Melon, Kangkung, Wortel, Tomat, Sawi Putih, Selada Hijau, Pakchoy Hijau, dan sisanya benih bunga / tanamam hias. 

Saya cukup happy menggunakan merk ini selama dua tahun terakhir. Daya tumbuhnya rata rata sangat bagus antara 85-95%. Keterangan pada kemasannya juga cukup jelas. Merk ini bisa saya dapatkan dari Toko Trubus atau Ace Hardware.

Belakangan ini Panah Merah memberi fokus pada kegiatan berkebun di perkotaan /urban farming dan keluar dengan kemasan Jumbo Pack untuk yang ingin menanam dalam jumlah besar dan Starter Pack untuk pemula. Harga per packnya cukup terjangkau walaupun jika dibandingkan dengan merk lokal lain terasa sedikit lebih mahal. Mungkin karena diproduksi di tanah air dengan menargetkan ke petani perkotaan. Sayurannya juga tentu sayuran lokal. 

Ada headline pada kemasannya yang saya suka banget bunyinya “Every one/where, can be a farmer”.  Ya..tentu saja. Asal mau. 

2. MR.FOTHERGILLS.

Benih Sayuran Mr. Fothergill’s

Merk ini menyediakan benih sayuran ‘londo’ karena memang benih import. Diproduksi oleh Mr. Fothergill’s Seds Kentford, Newmarket, UK. Sisa benih/kemasan yang ada di saya itu antara lain Sweet Pepper/Papprika, Cabbage/Kol, Leek/Daun Bawang, Pak Choi Red, Wortel, Chives dan Sweet  Pepper Mini. 

Saya suka dengan merk ini karena menyediakan benih sayuran yang jarang ada di Indonesia.  Terutama dulu saat saya masih rajin menanam bunga bungaan. Nge-fans banget deh. Menurut saya, merk ini yang memberi penjelasan tata cara menanam yang sangat detail. Mungkin keterangan sedetail itu memang diperlukan untuk negara yang memiliki 4 musim. Kadang untuk negara kita yang cuma mengenal musim hujan dan kemarau, keterangan detail itu menjadi agak kurang relevant. 

Walaupun menurut saya ini adalah merk benih yang paling keren, tapi juga memiliki kelemahan. Yaitu daya tumbuhnya tidak sebagus merk lokal -barangkali karena perbedaan cuaca dan temperatur (kecuali Chives-daya tumbuhnya cukup bagus).  Dan tentunya … harganya sangat mahal. Menguras kantong. 

Sama dengan Cap Panah Merah, merk Mr Fothergill’s juga bisa kita dapatkan di toko Trubus dan Ace Hardware.

3. DIOBA SEED

Benih Sayuran Dioba Seed.

Merk ini saya dapatkan dari Toko Trubus. Diproduksi lokal oleh Pt.Griya Tanindo Jaya yang belakangan menjadi PT Dioba Griya Huma Tani untuk PT Trubus Mitra Swadaya.

Benih yang pernah saya beli/ tanam adalah Pakcoy Hijau, Terong Hijau Bulat, Seledri dan Selada Daun. Daya tumbuhnya cukup baik sekitar 80-90%. Penjelasan pada kemasan tentang cara tanamnya sangat kurang. Belakangan saya tak pernah membeli merk ini lagi karena rasanya memang sudah tidak kelihatan lagi. Lot terakhir yang saya miliki yang expiry datenya tahun 2015 -2016. Tetapi saat itu saya cukup happy dengan merk ini. 

4. JAWARA.

Benih Sayuran Jawara.

Ini adalah merk yang paling sering saya pakai setelah Panah Merah. Diproduksi lokal oleh CV ENNO & CO SEED di Jember.Merk ini dangat cocok untuk petani lokal.Untuk skala pertanian yang cukup besar untuk industri.  Karena selalu memberikan quantity yang banyak dengan harga yang bagus dan quality juga baik. 
Daya tumbuhnya selama ini cukup bagus sekitar 85% kecuali jika sudah lama tersimpan. Dari merk ini saya pernah menanam Pare Hijau, Kemangi, Kangkung, Caisim Manis, Tomat, Bayam Merah, Bayam Hijau, Cabe Rawit Putih. Kelihatannya memang fokus pada sayuran yang umum diperdagangkan di pasar lokal. 

Sekian dulu cerita saya tentang benih sayuran kali ini. Nanti akan saya lanjutkan lagi dengan cerita Bagian II.