Category Archives: Baby, Kids & Motherhood

KEEMPATAN SEPAKBOLA

Standard

Belajar Fleksibilitas Dari Anak-Anak.

Suatu pagi seusai berolah raga di taman perumahan, saya melanjutkan lari kecil di lapangan di sebelah rumah. Kira kira baru dapat sekitar 500 langkah, dua orang anak kecil datang, memarkir sepedanya lalu ikut masuk ke dalam lapangan. Disusul oleh dua orang temannya lagi. Jadi totalnya sekarang ada empat orang anak kecil. Mereka bermain bola dengan riang.

Saya tetap berlari mengelilingi lapangan multifungsi yang kadang menjadi lapangan futsal, kadang jadi lapangan bulu tangkis, kadang lapangan basket, lapangan volley dan bahkan arena jogging. Tergantung situasi.  Beberapa kali bola itu tertendang ke arah saya. Mau tidak mau saya jadi meladeni anak-anak dengan ikut menendang bola untuk mengembalikan bola ke arah mereka.

Lama-lama saya jadi ikut memperhatikan apa yang mereka lakukan juga. Sepakbola yang umumnya dimainkan oleh 2 kesebelasan dengan total pemain 22 orang, sekarang ini hanya dimainkan oleh empat orang pemain. Bahkan untuk bermain Futsal dengan jumlah total pemain yang lebih sedikitpun (total 11 orang) tetap tidak cukup.


Yang tentunya jika berhadapan terdiri atas dua orang vs dua orang anak. Lalu bagaimana caranya mereka bermain?

Karena cuma berempat,  semua pekerjaan dirangkap-rangkap. Penjaga Gawang alias Goal Keeper merangkap sebagai  Pemain Belakang dan sekaligus juga sebagai Gelandang dan sesekali juga menjadi Penyerang.  Atau jika di Futsal, pemain anchor merangkap sebagai pemain flank juga sebagai pivot dan keeper.

Demikian juga anak yang awalnya saya lihat menjadi Penyerang,  juga merangkap sebagai Gelandang dan Bek. Hanya jadi Keeper yang tidak dilakukannya. Kelihatannya  untuk posisi Penjaga Gawang memang tidak ditukar-tukar.

Jadi jelas ini bukan “Kesebelasan Sepak Bola”.  Tapi “Ke-empatan Sepak Bola” atau malah “Ke-dua-an Sepak Bola”.

Walau cuma berempat, saya lihat anak-anak itu tetap bermain dengan semangat dan seru. Sesekali bertengkar ringan, berbeda pendapat, lalu berdamai dan bermain kembali dengan riang. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Saya merasa sangat senang melihat anak-anak itu. Semangat dan kecepatannya dalam menyesuaikan diri dengan situasi sangat tinggi.

Yang sangat menarik untuk dipelajari dari anak-anak ini adalah Fleksibilitasnya dalam bermain.

Anak-anak memilih untuk tetap bermain, walaupun jumlah pemain sangat tidak mencukupi. Tidak ada yang merasa keberatan jika harus melakukan tugas rangkap-rangkap, entah jadi keeper, bek, gelandang maupun penyerang, tidak masalah. Fleksibilitas membantu anak-anak bisa tetap bermain. Karena jika harus menunggu teman sejumlah 22 orang untuk bermain bola atau 11 untuk bermain Futsal tentu akan sulit. Bisa-bisa tidak jadi bermain.

Walaupun tidak sempurna, tetapi fleksibilitas juga membuat anak-anak belajar multi tasking dan memahami permainan dengan lebih baik. Anak-anak tidak hanya berlatih di satu posisi, tetapi juga di posisi lain.

Saya rasa dalam kehidupan orang dewasa, fleksibilitas seperti ini sesungguhnya juga sering dibutuhkan. Memahami situasi dan fleksible, mampu menyesuaikan dengan keadaan akan sangat membantu saat kita menghadapi kendala kehidupan, sehingga tidak harus membuat kita semakin terpuruk.

Hal yang menarik lagi adalah cara anak-anak bertengkar dan berbaikan kembali dengan cepat. Seolah-olah tidak mau membuang waktu untuk menyimpan amarah dan dendam. Ada hal lain yang mereka kejar dan anggap lebih penting dari sekedar bertengkar, yaitu kegembiraan, pertemanan dan kebersamaan.

Dunia kanak-kanak, dunia yang indah. Dunua yang fleksibel, tidak kaku dan tidak dicemari dengan amarah dan dendam.

Menonton Drama Musikal “Kita Indonesia Milenial”.

Standard

Sabtu kemarin, saya berkesempatan hadir dalam pagelaran drama musik yang diselenggarakan sekolah Pembangunan Jaya. Mengambil tempat di Gedung Teater Global Jaya, pagelaran kolosal yang melibatkan siswa siswi Pembangunan Jaya dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA ini terlihat cukup grande.

Menurut pihak penyelenggara, ide datang dari fakta bahwa saat ini sekolah TK, SD, SMP dan SMA Pembangunan Jaya letaknya di lokasi yang terpisah pisah. Masing masing melakukan aktifitas sendiri sendiri. Bagaimana kalau sekali- sekali diadakan pentas gabungan ?. Hmm… ide yang menarik juga. Dan thema milenial yang diambil juga sangat menarik dan berlatar situasi yang dihadapi bangsa kita saat ini, yakni tentang ke-Bhineka Tunggal Ika -an. Rupanya Pembangunan Jaya ingin memperlihatkan peran dan partisipasi dalam memperat persatuan dan kesatuan bangsa lewat drama musikal ini.

Alur cerita.

Drama bercerita tentang anak perempuan yatim piatu bernama Putu Dini, berasal dari desa Penglipuran di Bali. Karena kedua orang tuanya sudah tiada, Putu lalu berangkat ke Jakarta untuk tinggal bersama Om dan Tantenya dan pindah belajar ke sekolah di SMA Pembangunan Jaya.

Di masa awal masuk sekolah, Putu mengalami beberapa masalah karena dibully oleh Gangs sekolah yang bandel dan suka bolos pelajaran. Ketika ibu guru memperkenalkannya sebagai anak baru, Putu diminta menari. Putupun menari Bali. Tetapi Gangs sekolah yang merasa lebih jago nge-dance mengatakan tari traditional seperti itu sudah tidak jaman lagi. Merekapun menunjukkan dance yang lebih modern yang lebih kekinian. Putu diejek sebagai kampungan.

Juga preman yang banyak berkeliaran suka memalak dan merampas hape yang baru saja diberikan oleh tantenya.

Hal ini membuat Putu merasa sangat sedih. Ia merasa ibu kota sangat jahat padanya. Dan ia rindu ingin pulang ke kampung halamannya yang tentram dan damai. Di sini kedamaian kampung Indonesia digambarkan apik dengan berbagai tarian daerah.

Tapi dengan berjalannya waktu, Putu akhirnya bertemu dengan teman teman yang mau menerimanya dengan baik dan mengajaknya ikut aktif dalam kegiatan ekskul nge-dance. Saat itu kebetulan sedang ada Pembangunan Jaya Dance Battle.

Beberapa group dance tampil. Termasuk gangs yang membully Putu sebelumnya.

Mereka semua bagus -bagus.

Nah…terakhir tampillah Putu dan groupnya. Mereka datang dengan Dance baru yang merupakan kombinasi Traditional Bali dance dengan tarian modern.

Ternyata tari baru ini bukan saja bagus dan penuh energi, tetapi juga mampu menunjukkan bahwa tarian Traditional pun bisa menjadi sangat bagus dan harmonis disandingkan dengan tarian modern. Team Putu menang.

Semuanya memberikan applaus dan selamat. Termasuk teman-teman yang sebelumnya membully Putu. Semuanya menerima Putu dengan baik.

Di akhir cerita, Putu dan teman-temannya saling berbagi pendapat bahwa kita semua adalah Bangsa Indonesia yang satu, tanpa harus membesar-besarkan perbedaan ras, suku ataupun agama yang dianut. Bhineka Tunggal Ika.

Overall alur cerita sangat menarik. Masing -masing anak juga menjalankan peranannya dengan baik. Dan pesan moral yang disampaikan untuk lebih mencintai budaya kita sendiri tersampaikan dengan sangat baik.

Musik dan Lagu.

Yang membuat drama ini menjadi semakin menarik adalah musik dan lagu yang digarap dengan serius. Tidak tanggung tanggung, minimal ada 3 group yang mensupport drama musikal ini.

Pertama adalah group musik traditional Bali yang berlokasi di sudut kanan penonton. Walaupun hanya terdiri atas beberapa gangsa, tapi musik ini diperlukan untuk mendukung adegan terutama saat pembukaan.

Kedua , di sebelah kiri penonton adalah Pembangunan Jaya music assembly yang mendukung banyak adegan dari drama musik itu.

Dan ke tiga, berdiri berjajar di kiri depan panggung adalah group paduan suara yang menghasilkan kwalitas lagu ysng baik dan indah.

Di luar itu drama music ini masih dilengkapi dengan permainan drum dan alat music bambu yang dimainkan anak anak.

Kombinasi permainan music dan lagu lagu ini membuat keseluruhan drama musikal ini menjadi lebih terlihat keren.

Tata gerak dan koreografi.

Gerak dan koregrafi drama musik ini juga terlihat cukup apik. Walaupun di sana sini juga sedikit berantakan, tapi saya tetap ingin ngasih jempol. Mengingat bahwa sangatlah tidak mudah mengelola ruang dan tata gerak para pemain yang jumlahnya sangat banyak, apalagi sebagian darinya adalah anak-anak TK dan SD yang tentunya sulit diatur. Tapi justru di situ letak kelucuannya yang alami, yang mengundang tawa dan senyum penonton. Yang penting di sini adalah bagaimana membuat anak-anak berani tampil di panggung.

Di luar itu masih ada lagi tata cahaya, permainan laser dan backstage display yang merupakan elemen penting untuk membuat keseluruhan pagelaran menjadi semakin hidup dan wah.

Begitulah pengamatan saya terhadap pagelaran kolosal ini. Semuanya berjalan dengan sangat bagus. Anak anak sangat percaya diri dan bangga dengan apa yang mereka lakukan.

Walaupun ada beberapa kekurangan kecil, tetapi tidaklah banyak. Seperti misalnya jika dilihat dari aspek Marketing, (Brand Imagery Building) – saya pikir jika dalam drama ditunjukkan figur ibu guru yang lebih serius dan tidak terkesan sangat sering meninggalkan kelas gara gara rapat (sampai murid sangat hapal alasannya: Raaapaaaat!!!), tentu citra sekolah Pembangunan Jaya akan berhasil dibangun dengan lebih baik.

Juga saat ketua murid membacakan pengumuman, mengapa semua murid harus membolos?. Karena adegan ini justru membuat kening penonton (orang tua murid) jadi berkerut. Saya pikir dengan adegan membully anak baru oleh beberapa anak nakal saat guru tidak ada, sebenarnya sudah cukup untuk membangun konteks. Nggak usah ditambahin.

Juga ada adegan saat menjelang battle dance tiba tiba serombongan ibu ibu ke sekolah, sehingga memicu keributan kecil yang memaksa sang pembawa acara harus meminta maaf kepada ibu ibu itu. Mungkin adegan ini sengaja diselipkan sebagai twist, untuk membangun kejenakaan tetapi treatment nya agak kurang pas. Sehingga dari unsur pendidikan terasa agak mengganggu.

Tapi …terlepas dari sedikit area yang sebetulnya masih bisa dibangun dengan lebih baik itu, secara keseluruhan pagelaran ini layak diacungi jempol yang banyak. Salut pada Pembangunan Jaya yang telah berusaha membangun kesadaran tentang kebhinekaan bangsa kita lewat drama musikal.

Salam sukses dari saya, untuk perguruan Pembangunan Jaya!.

Tips Ibu Bekerja: Membuat Stock Lumpia Beku.

Standard
Tips Ibu Bekerja: Membuat Stock Lumpia Beku.

Sebagai seorang ibu, tak semua dari kita beruntung bisa mengurus anak-anak dengan exclusive di rumah. Banyak juga yang terpaksa harus bekerja meninggalkan anak di rumah. Pemecahannya, kebanyakan orang merekrut asistent rumah tangga yang handal untuk menangani urusan domestik termasuk memasak.

Tapi sayangnya hidup tak selalu semudah itu. Terkadang asistent rumah tanggapun tak ada. Atau kadang kadang masakan si Mbsk nggak cocok dengan selera anak anak dan suami.

Lalu bagaimana?.Ya…harus meras otak ya. Bikin sendiri masakan yang disukai anak-anak.

Dalam keadaan seperti itu, saya butuh hal hal yang cepat dan praktis. Salah satu yang bisa dilakukan adalah membuat makanan beku yang bisa disimpan beberapa hari dan siap dimasak lagi jika dibutuhkan.

Nah..bagaimana kalau kita membuat stock Lumpia? Ini makanan cukup mudah dibuat dan bisa kita simpan beberapa hari dalam kondisi beku. Bikinnya tentu di hari libur. Sabtu atau Minggu sehingga bisa dimanfaatkan saat hari kerja.

Kali ini saya membuat stock Lumpia hingga 70 buah. Lumayan banyak ya. Jika sekali menggoreng menghabiskan 15-20 lumpia, maka stock ini cukuplah buat nambah nambah lauk ataupun cemilan selama hari kerja.

Lumpia Udang.

Yang dibutuhkan adalah Kulit lumpia, dada ayam, udang , wortel, daun kucai / daun bawang, seledri, bawang bombai, bawang putih, garam , merica, gula, minyak wijen, kecap inggris, telor ayam. Sedikit minyak untuk menumis.

Cara membuatnya:

1/. Cuci dada ayam dan udang hingga bersih, lalu cincang halus.

2/. Siapkan bumbu rajang halus : bawang bombai, bawang putih, daun bawang /kucai, seledri. Parut wortel.

3/. Tumis ayam dan udang cincang dengan bumbu yang sudah disiapkan halus. Gunakan api kecil.

4/. Tambahkan garam, gula, merica halus, kecap inggris, minyak wijen. Aduk hingga matang lalu angkat buat isian lumpia.

5/. Bentangkan kulit lumpia. Isi dengan adonan ayam dan udang pada salah satu ujungnya, lalu lipat dan gulung.

6/. Rekatkan ujung kulit lumpia dengan telor kocok atau putih telor.

7/. Tata dalam box makanan dan masukan ke dalam Freezer.

Ambil sesuai dengan kebutuhan. Tinggal goreng saja. Biasanya stock segitu habis dalam 3 -4 hari.

Lumayan kan? Irit waktu dan irit pengeluaran.

Bakpia Yang Tak Utuh.

Standard

Suatu kali, di tengah malam saya merasa agak lapar. Mau makan buah melon dan mangga potong yang ada di kulkas, tapi rasanya kok perut saya agak dingin ya. Jadi saya mencari alternatif lain.

Nah… ketemu box kertas bakpia pathok. Walaupun disimpan di kulkas juga, mungkin yang ini bisa jadi pilihan yang lebih baik. Karena tak berair.

Saya ambil box bakpia itu. Berharap masih ada 1-2 buah isinya yang tersisa. Tidak dihabiskan oleh anak-anak. Lalu saya buka. Astaga!!!. Betapa terkejutnya saya melihat isinya.

Bakpia tidak utuh dan kelihatan seperti bekas gigitan lalu dimasukan kembali ke dalam box. Tidak bundar seperti seharusnya. Sebagian tak beraturan, sebagian mirip bulan sabit🙄🙄🙄

Aduuuh… siapakah yang melakukan perbuatan ini?. Iseng banget. Mungkinkah anak-anak? Tapi mengapa mereka melakukan hal konyol ini? Sekarang mereka sudah besar-besar, sudah tumbuh remaja. Masak begitu ya?. Kalau dulu waktu masih play group mereka begitu saya mungkin bisa mengerti. Tapi kalau sekarang? Hadeuuuh…

Saya tidak bertanya apa-apa karena kedua anak saya sudah tidur nyenyak. Sayapun lalu ikut tidur.

Esok paginya saya bertanya kepada anak saya mengapa ada bakpia yang terpotong potong bekas tergigit dimasukkan kembali ke dalam boxnya di kulkas? The moon crescent cake?.

Anak saya yang kecil segera mengatakan tidak. Bukan ia pelakunya. Dan ia juga ikut heran, mengapa ada kue bekas gigitan disimpan kembali di kulkas.

Lalu anak saya yang besar keluar dari kamar. “The explanation is….” katanya

Sebelumnya ada semut yang masuk ke dalam box bakpia itu. Untuk memastikan kalau semutnya tidak menginvestasi ke dalam kue, jadinya kuenya kupecah pecah. Aku periksain satu per satu. Tapi karena semutnya nggak ada, kupikir kuenya masih bisa dimakan. Jadi, kumasukkanlah lagi ke dalam box dan kutaruh di kulkas” kata anak saya.

Oalah…😀😀😀. Jadi itu ya penjelasan tentang kue terpotong-potong itu. Ya…masuk akal juga sih. Tapi tanpa penjelasan itu tentu tak seorangpun mau memakan potongan-potongan kue itu karena menyangka itu kue bekas gigitan. Untung saja kue itu tidak saya buang ke tong sampah semalam.

Ya ya!. Memahami keseluruhan permasalahan itu sangat penting gunanya agar kita tidak salah mengambil kesimpulan dan tidak salah mengambil tindakan.

Kayanya sering terjadi juga dalam kehidupan kita sehari-hari ya? Seringkali kita melihat sesuatu, agak aneh menurut pandangan kita. Tanpa bertanya, entah karena enggan, malu atau tidak tahu bagaimana caranya bertanya atau kepada siapa bertanya, kita jadi cenderung menduga-duga sendiri apa yang terjadi.

Walaupun ketika kita tahu keseluruhan ceritanya, ternyata sangat jauh dari apa yang kita pikirkan atau sangkakan sebelumnya.

Kita jadi sering under-estimate orang lain atau over-estimate orang lain. Kadang berburuk sangka pada hal yang sebenarnya baik. Atau kebalikannya, terlalu berbaik sangka pada apa yang terlihat sangat indah padahal sebenarnya banyak motivasi buruk dibaliknya.

Selamat hari Minggu siang, teman-teman semuanya.

Corat -Coret Dua Generasi.

Standard

image

Malam minggu kemarin tak punya acara khusus. Paling enak melewatkan waktu dengan anak-anak. Ngapain ya?
Aha!. Ada kertas gambar, pensil dan drawing pen. Bakalan seru juga nih…
Nah, apa jadinya jika ibu dan anak disodorin kertas gambar dan drawing pen? Ya..pasti corat -coretlah!. Saya dan anak saya sama sama senang mencorat coret. Tentunya corat coret yang sehat -bukan corat coret tembok orang.

Menghabiskan waktu beberapa menit bersama-sama, untuk mencoret suka -suka yang ada di pikiran kita, ternyata hasilnya jauh berbeda…
Begini nih jadinya.

image

Gambar saya…generasi lawas.
Corat coret saya dipenuhi bunga dan kupu-kupu.

image

Gambar anak saya…generasi anyar.
Corat coretnya dipenuhi dengan hal-hal yang menjadi kesukaannya: Anime, Dota, uang untuk nembeli burger, sleep, impiannya untuk menjadi “the maker”, kucing, dan lain sebagainya. Saya tercengang melihat apa yang ia coretkan di atas kertas.
Kreatifitas grafis yang baru. Yang sangat ekspresif dan berbeda alirannya dengan saya yang datang dari generasi di mana Titiek Puspa dan Mak Wok masih bermain operette.

Kegiatan mencorat coret, sebenarnya adalah kegiatan  memindahkan “drama” yang terjadi di pikiran kita ke atas kertas. Apa saja yang melintas di kepala. Tanpa harus khawatir coretannya bagus atau tidak. Mau diapresiasi orang lain atau tidak. Wong judulnya hanya menyenang-nyenangkan hati kita sendiri saja.

Daripada bengong. Yuk kita corat coret..

Tips: Jeruk Nipis Menghilangkan Cegukan Dengan Cepat.

Standard

20151129_124002.jpgAnak saya keluar dari kamar dan mengeluh “Mama..aku cegukan. Obatin Ma” katanya sambil diselingi suara ceguk ceguk. Kalau dulu saya sering panik tiap kali anak saya cegukan. Biasanya saya kasih air minum hangat. Atau kalau tidak saya suruh dia memaksakan diri untuk bersendawa guna mengeluarkan gas dari lambungnya. Biasanya sih hilang, tapi memakan waktu yang cukup lama.Tapi kemudian, saya tahu cara yang paling cepat menghilangkan cegukan yaitu dengan jeruk nipis atau lemon.

Caranya, pertama saya cuci bersih jeruk nipis atau lemon. Iris tipis. LALU Saya minta anak saya untuk memejamkan maranya, mendongakkan kepala dan nembuka mulutnya. Saya teteskan air perasan jeruk nipis ke dalam mulut anak saya dengan hati-hati agar mendekati kerongkongannya. Biasanya anak-anak bereaksi kaget karena kekecutan. SIM SALABIM ABRAKADABRA!!!. Cegukannya hilang!. Anak anakpun kembali riang. Anak saya yang kecil yang suka sekali rasa air perasan lemon malah teriak “Lagi Ma! Lagi Ma!”.

Saya pikir mungkin ada baiknya saya ceritakan di sini. Walaupun sudah banyak yang tahu rahasia sederhana ini tetapi barangkali masih berguna bagi mereka yang belum tahu sebelumnya.

Sangat perlu untuk menyediakan stock jeruk nipis di dapur.

Klappertart Sederhana Buatan Rumah.

Standard

wpid-20151114_201904.jpgTinggal di negeri dengan salah satu lagu wajibnya berjudul “Rayuan Pulau Kelapa” membuat saya sangat menyukai kelapa muda.  Terutama airnya. Demikian juga anak anak. Tapi sayangnya kadang-kadang airnya saja yang diminum, sementara daging kelapa mudanya tidak. Sayang banget ya kalau dibuang-buang?
Bagaimana kalau kita olah jadi makanan kesukaan anak anak? Bisa dibikin apa ya biar anak-anak suka?
Aha!. Coba buat klappertart sendiri saja. Bisa mengopimalkan kelapa muda yang tersisa. Selain itu kalau beli lumayan mahal kan?
Lalu lihat-lihat bahan lain yang ada di dapur. Masih punya stock telor beberapa butir, ada sedikit margarin, ada sedikit sisa tepung maizena dan tepung terigu. Vanili dan raisin juga ada di kulkas. Yang nggak ada cuma susu. Hmm..barangkali saya juga perlu sedikit rhum, coklat bubuk dan kacang almond. Lalu pergi ke ruko beli susu dan coklat bubuk. Sayangnya rhum dan kacang almond tak dijual di sini. Nggak apa-apalah.Tapi saya punya sedikit kacang mede.

Membuatnya dengan cara sederhana saja.
1/. Margarin sekitar 150 g dicairkan di atas kompor.
2/. Ambil 3 butir kuning telor. Dikocok sampai halus.Tuang ke mentega cair. Aduk aduk di atas api kecil.
3/. Tambahkan 1 kaleng susu kental manis. Aduk aduk terus.
4/. Tepung terigu sekitar 300g dilarutkan dalam air. Diaduk aduk lalu disaring dimasukkan ke dalam mentega cair. Diaduk-aduk.
5/.  Tambahkan tepung maizena yang telah dilarutkan ke dalam air. Aduk aduk terus sampai kental. Pastikan adonan tidak gosong  di bagian bawah panci.
6/. Setelah adonan kental. Masukan serutan kelapa muda. Aduk aduk kembali di atas api kecil.  Lalu angkat.
7/. Ambil adonan masukkan ke dalam gelas atau mangkok kertas timah.
8/. Taburkan coklat bubuk di atasnya. Tambahkan beberapa butir raisin. Biar seru ditambahkan serpihan kacang mede. Simpan dalam lemari pendingin.
Dihidangkan dalam keadaan dingin. Enak deh.

Crispy Cheesy Garlic Bread.

Standard

image

Sarapan pagi buat anak -anak bisa jadi membosankan jika kita emaknya nggak cukup  kreatif mencoba-coba bikin hidangan variasi baru.(eh…ini yang bosen anaknya apa emaknya ya? He he…).
Bagaimana kalau pagi ini kita coba memanggang roti dengan bawang putih dan keju? Jadi judulnya nih Roti Renyah Bawang Putih Berkeju. Biar keren kita kasih nama :  Crispy Cheesy Garlic Bread!
image

Bahannya tentu saya tidak mau repot bikin roti sendiri. Jadi rotinya beli di tukang roti yang lewat, di toko ataupun supermarket terdekat. Pilih roti tawar yang panjang yang biasanya dipakai untuk hot dog. Bahan untuk toping Sup krim instant dalam kemasan, 1 siung bawang putih besar, 1 batang sosis ayam, seledri secukupnya. Dan tentunya keju Cheddar.
1/. Cincang halus sosis dan seledri.
2/. Parut bawang putih.
3/. Seperti biasa masak sup krim bersama sama dengan sosis ayam cincang dan seledri cincang.
4/. Masukkan parutan bawang putih. Aduk hingga rata dan mengental.
5/ Ambil roti. Potong-potong melintang.
6/. Oleskan sup krim bawang putih di atasnya.
7/. Parut keju cheddar.
8/. Taburkan parutan keju cheddar di atasnya.
9/. Panggang dengan api 200 derajat selama 20 menit.
image

Roti panggang renyah dengan rasa keju bawang putih kini siap dihidangkan buat sarapan keluarga.
Mantap untuk menemani teh hangat.
Coba yuk!!!.

Menonton Andri Concert Di Indonesia Young Musician Performance 2015.

Standard

Indonesia Young Musician Performance 2015 - AndriSaya hampir melupakan moment ini untuk ditulis. Padahal ini moment yang penting buat anak saya yang besar. Dan tentunya moment yang sangat penting juga bagi saya sebagai seorang Ibu yang selalu mengharapkan pertumbuhan positif anaknya. Jadi nggak apa apa ya..  agak telat sedikit , tapi tetap saya tulis  sekarang di sini buat catatan bagi saya sendiri dan anak saya tentang apa yang telah ia lakukan dalam kehidupan masa kecilnya.

Ini ceritanya Sabtu, 19 September yang lalu. Andri Titan Yade, anak saya yang besar mendaftarkan diri untuk ikut Concert Bersama Nasional  ini yang diselenggarakan  oleh Majalah Stacatto di Yamaha Concert Hall Jakarta. Kebetulan kakak saya sedang ada di Jakarta juga. Jadi sekalianlah saya ajak ikut menonton keponakannya konser.

Saya senang melihat anak-anak bisa tampil dalam panggung seperti ini, di mana mereka bisa bermain dengan optimal tanpa perasaan tertekan. Karena panggung ini bukan panggung kompetisi. Jadi mereka bisa mengambil benefits dari performance dengan baik, sehingga bisa lebih berani dan percaya diri menghadapi sorotan penonton. Itulah sebabnya, walaupun kali ini anak saya sebenarnya kurang punya waktu untuk latihan – berhubung jam sekolahnya sekarang sangat panjang – saya tetap mengijinkannya untuk ikut concert. Saya pikir nggak apa-apalah jika misalnya ia kurang hapal atau ada salah-salah sedikit karena kurang latihan. Yang penting berani tampil saja dulu, menurut saya itu sudah bagus. Jadi saya harus memberikannya dukungan.

Anak saya masuk di umur yang sesuai untuknya. Walaupun karena postur tubuhnya yang sangat bongsor, rasanya penonton hari itu sulit untuk mempercayai jika umurnya baru mau akan masuk 15 tahun.

Indonesia Young Musician Performance 2015

Andri bermain Solo Piano membawakan “Reverie” yang artinya a state of dreamy meditation karya composer Perancis Claude-Achille Debussy. Bagi saya yang awam, musik ini terdengar indah. Tapi belakangan saya mendengar komentar dari penyelenggara yang mengulas permainan anak saya, bahwa karya-karya Debussy, termasuk Reverie ternyata adalah karya-karya yang terkenal sangat sulit dimainkan. Sangat terkenal karena sensory content-nya dan sering menggunakan atonality.  Itulah sebabnya menurut penyelenggara, mengapa tidak banyak musician yang percaya diri memainkan karya composer itu. Dan saya mendengar penyelenggara mengucapkan terimakasih kepada anak saya atas keberaniannya memainkan karya itu di panggung Indonesia Young Musician Performance 2015. Wah.. terharu juga saya mendengar ulasan itu.

Menurut saya,  pengalaman manggung sangat penting artinya bagi perkembangan seorang anak. Karena dengan melatih anak berada di atas manggung, di bawah sorotan cahaya lampu dan tatapan mata penonton setidaknya anak akan terbiasa dengan keadaan ini. Dengan demikian ia akan menjadi lebih percaya diri saat kelak harus menghadapi orang banyak.

Selain itu, menurut saya memainkan musik akan membantu melatih kepekaan jiwa anak.  Mengisi jiwa anak dengan keindahan dan keharmonisan akan membantunya mengidentifikasi dan memilah hal-hal yang baik dan harmonis dalam hidup dari hal-hal yang yang kurang baik dan kurang harmonis.

Musik adalah jemari halus yang mengetuk pintu kalbu untuk membangunkan kehangatan dari tidurnya yang lelap”

= Kahlil Gibran =

 

 

 

Inside Out – Gejolak Emosi Dibalik Personality Anak.

Standard

INSIDE OUT

INSIDE OUT

Akhir pekan. Sedang sibuk menata ulang halaman belakang agar bisa memuat lebih banyak tanaman, anak saya merengek minta nonton film “Inside Out”. Kalau menonton, biasanya anak saya pergi bersama teman-temannya atau anak tetangga dan didampingi oleh orang tua salah seorang temannya. Rupanya kali ini tidak ada temannya yang menonton. Jadilah dia menggeret-geret saya. Saya menghentikan pekerjaan saya dan mulai mengGoogle jadwal film XXI di Bintaro Plaza dan Bintaro X-Change. Akhirnya kami sepakat menonton jam 16.40 di Bintaro X-Change setelah saya usai merapikan tanaman.

Saya pikir film yang diproduksi Pixar Animation Studios dan direlease oleh Walt Disney Pictures ini menarik dan beda. Menjelaskan bagaimana emosi berperanan dalam membentuk kepribadian seseorang. Bagaimana  memori terbentuk dan disimpan dalam ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Barangkali sedikit agak berat dicerna untuk ukuran film kanak-kanak – terutama jika saya lihat ternyata ada cukup banyak Ibu-Ibu yang membawa anaknya yang masih balita untuk menonton film ini. Tetapi di satu sisi untuk anak-anak pra remaja, saya pikir film ini, justru sangat membantu memudahkan anak-anak untuk memahami sedikit neuro-science dan pyschology sederhana. Karena semuanya dikemas dengan simple dalam bentuk 3D animasi.

Barangkali ada yang belum sempat nonton filmnya – saya ceritakan garis besarnya.

Riley, anak perempuan kecil yang bahagia.

Riley, anak perempuan kecil yang bahagia.

Riley seorang anak perempuan kecil, hidup bahagia bersama ke dua orangtuanya. Seperti kita semua, Riley memiliki emosi di dalam dirinya sendiri yang mengendalikan ekspresinya ke dunia luar setiap hari. Ada Joy, Sadness, Fear, Disgust, Anger.  Kalau di “bahasa-gampang”kannya ya  Gembira, Sedih, Takut, Jijik/Muak, Marah. Walaupun semua emosi ini  mengambil peranan dalam hidup Riley, tetapi Joy alias kegembiraanlah yang mendominasi hidup Riley.

Riley banyak mengalami kejadian-kejadian yang menyenangkan dan membahagiakan dengan kedua orangtuanya, dengan teman-temannya, dengan lingkungan alam sekitarnya. Walaupun tentu saja ada juga hal-hal kecil yang menyedihkan, menakutkan, membuat ia jijik ataupun marah pernah melintas dalam kehidupannya.

Inside out3Misalnya nih… ia merasa sangat jijik akan brokoli, marah ketika ayahnya mengancam tidak akan memberikannya hidangan penutup yang manis jika tidak mau makan brokoli. Atau sedih ketika kalah bermain Hoki dan sebagainya. Tetapi secara umum hidupnya sangat bahagia. Semuanya itu disimpan dalam pulau-pulau memori yang hidup dan menyala. Ada pulau Canda, pulau Sahabat, pulau Kejujuran, pulau Keluarga.

Semua itu berubah ketika ayahnya mendapatkan pekerjaan baru dan mereka harus pindah dari Minnesota ke San Fransisco. Ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Tempat tinggal baru, sekolah baru dan suasana baru. Rumah yang besar dan kosong, tikus yang lewat, toko piza yang hanya menyediakan piza brokoli dan sebagainya. Di sini emosinya silih berganti menguasai dirinya. Joy masih mampu mendominasi.

Inside Out 4Perubahan sangat terasa ketika ia masuk ke Sekolah barunya. Teman-teman asing dan suasana asing. Terlebih ketika gurunya meminta ia menceritakan dirinya dan Minnesota kota kelahirannya. Ia tak mampu membendung kesedihannya dan menangis di depan kelas. Hal ini membuatnya tertekan. Demikian juga ketika berikutnya ia tak mampu bermain Hoki dengan baik. Semakin membuatnya tertekan. Orangtuanya berusaha membantu, tetapi Riley malah didominasi oleh kemarahan yang memicu kemarahan ayahnya. Satu per satu pulau-pulau memori yang indah dalam dirinyapun hancur. Tiada lagi pulau Canda. Pulau Hoki-nya juga hancur. Ia merasa kesepian. Tiada sahabat yang biasa ia ajak bicara. Pulau Sahabatnya pun hancur.

Ia sangat merindukan Minnesota dan memutuskan untuk kabur dari rumah dan kembali ke sana. Ia mencuri Credit card ibunya untuk membeli ticket bus ke Minnesota. Pulau Kejujurannya pun hancur juga. Kekacauan emosi semakin menjadi-jadi. Tapi seperti biasanya, sudah bisa ditebak kalau film ini pasti juga berakhir dengan Happy Ending. Sebelum pulau Keluarga hancur,  lima sekawan emosi ini plus Bing Bong, teman khayalan Riley waktu kecil berhasil membantu mengembalikan personality Riley seperti sedia kala.  Dimana Sadness yang selama ini dianggap mengganggu kebahagiaan Riley, justru sukses membawa Riley pulang kembali ke pelukan ayah ibunya.

Pada akhirnya, cinta,kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga yang membuat personality seorang anak menjadi sangat kuat.

Pada akhirnya, cinta, kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga yang membuat personality seorang anak menjadi sangat kuat.

Pesan moral yang saya tangkap adalah hidup itu memang penuh warna. Setiap emosi itu penting adanya dalam hidup seseorang – dalam hal ini hidup seorang anak. Ada kalanya emosi-emosi yang lain di luar kegembiraan berperanan juga untuk mengembalikan kebahagiaan anak. Ada kalanya kita perlu membiarkan emosi anak-anak kita disalurkan dengan baik. Dan yang lebih penting lagi adalah peranan keluarga dalam perkembangan emosi dan personality anak.  Betapa pentingnya kita sebagai orangtua membesarkan anak-anak kita dengan penuh cinta, perhatian, kehangatan dan kasih sayang. Karena pada akhirnya itulah fondasi yang sangat kuat yang akan membawa anak-anak kita ke dalam kestabilan emosi dan kejiwaannya. Tontonan yang menarik!.

Selain menarik, Film ini menjadi istimewa karena sudut pandang penceritaan diambil dari sudut internal emosi sang anak (Joy, Sadness, Fear, Disgust, Anger),  dan  bukan si anak itu sendiri (Riley), walaupun film ini berkisah tentang Riley. Jadi yang kita tonton, tokoh utamanya adalah Joy. Ia yang bertindak sebagai Subyek. Sedangkan Riley hanya sebagai obyek. Jadi dari sudut Cinematography-pun memang menarik.