Tag Archives: bumbu dapur

Oregano, Rempah Serba Guna.

Standard

Ketika mencicipi Italian Piza, kita selalu merasakan ada bumbu dengan aroma khas di dalamnya. Nah…itulah Oregano. Bumbu masak yang sangat umum digunakan di dapur-dapur Eropa dan Mediterania. Tanpa Oregano, rasa piza ataupun spaghetti yang kita buat terasa ada yang kurang.

Oleh karena itu, bagi yang suka mencoba- coba memasak berbagai jenis resep mancanegara di dapur, keberadaan oregano ini amatlah penting.

Sebenarnya cukup mudah mendapatkan Oregano kering di supermarket, tetapi saya tetap merasa memiliki pohon Oregano di halaman sendiri tetap merupakan pilihan yang terbaik buat saya. Karena, jika masak saya lebih menyukai bumbu ataupun bahan- bahan yang masih segar ketimbang yang sudah kering.

Apanya yang kita manfaatkan untuk bunbu?. Daunnya. Tapi saya dengar bubganya juga sama, bisa dipakai untuk bumbu. Rasanya pedas lemah sedikit pait.

Oregano (Origanum vulgare), adalah tanaman rempah yang masih berkerabat dengan pohon Mint. Tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan dapur, tetapi juga sebagai obat traditional.

Di Yunani sana, secara turun temurun, Oregano telah dikenal sebagai salah satu natural antiseptic. Umum digunakan untuk mengatasi jerawat ataupun mengurangi ketombe.

Selain itu saya juga menemukan penjelasan bahwa Oregano ini juga dimanfaatkan untuk mengatasi keluhan kesehatan lain seperti batuk, sakit saat haid, sakit perut dan sebagainya.

Bahkan sebuah informasi mengatakan bahwa Oregano mengandung anti cancer property. Waaah… berguna banget ya jika kita tanam di halaman kita.

Bumbu Dapur Dalam Bahasa Bali.

Standard

Setelah sebelumnya saya menulis tentang bahasa balinya wajah dan bagian-bagiannya, kali ini saya ingin mengajak teman pembaca untuk menengok dapur orang Bali dan mengenal bumbu dapur dalam Bahasa Bali.

Dapur dalam bahasa Bali disebut dengan “Paon”. Atau dalam bahasa halusnya disebut dengan kata “Pewaregan“. Dan Bumbu Dapur disebut dengan “Basa-basa” -dibaca Base base – dengan huruf a dibelakang kata dibaca sebagai “e ” seperti huruf e dalam kata “dengan” di bahasa Indonesia.

Oke!. Sekarang kita langsung mengenali apa saja yang ada di dalam nampan Basa -basa ya.

1/. Cabe = tabya.

2/. Garam = uyah (kasar), tasik (halus).

3/. Bawang merah = bawang.

4/. Bawang putih = suna / kesuna.

5/. Jahe = jae.

6/. Lengkuas = isen.

7/. Kencur = cekuh.

8/. Kunyit = kunyit.

9/. Asem = lunak.

10/. Merica = mica.

11/. Ketumbar = ketumbah.

12/. Lada = tabya bun.

13/. Pala = pala.

14/. Terasi = sera

15/. Pekak = Bungan lawang.

16/. Kecombrang = Kecicang.

17/. Kapulaga = kapulaga.

18/. Temu Kunci = kunci/ bekunci.

19/. Daun Salam = janggar ulam.

20/. Jeruk Limau = lemo.

21/. Jeruk nipis = juuk lengis.

22/. Gula Pasir = gula pasir.

23/. Gula Merah = gula barak/ gula ntal/gula Bali.

24/. Kecap = kecap (tidak umum dalam masakan traditional Bali, tetapi untuk masakan kontemporer, terkadang disediakan kecap di dapur).

25/. Bawang Daun = don pre.

26/. Seledri = seladri.

27/. Wijen = lenga.

28/. Pandan Wangi = pandanarum.

29/. Daun Suji = don kayu sugih.

30/. Kemangi = kecarum.

31/. Selasih = sulasih.

32/. Kemiri = tingkih.

33/. Sereh = serai.

34/. Keluwek = pangi.

35/. Kelapa = nyuh.

36/. Minyak kelapa = lengis nyuh.

37/. Tomat = tomat.

38/. Belimbing buluh = belimbing wuluh.

Demikian kurang lebih jenis basa basa yang mungkin ada di dapur orang Bali.

Apotik Hidup: Yuk Kita Tanam Kunyit!.

Standard

Hari ini saya mencongkel sedikit rimpang kunyit dan mengambil daunnya. Lumayan buat masak.

Kunyit alias Turmeric atau Curcuma, adalah salah satu bumbu dapur yang saya tanam di halaman selain Kencur dan Jahe Merah. Alasannya adalah karena tanaman ini memang serbaguna.

Yang pertama, sudah pasti gunanya sebagai bumbu dapur. Di Bali, Kunyit digunskan di sebagian besar masakan dan bumbu traditional dalam jumlah sedikit. Mulai dari Basa Suna Cekuh (kadang dikasih sedikit Kunyit agar tak pucat warnanya), lalu Basa Gede dan Basa Genep. Pastinya sangat berguna dalam pembuatan Nasi Kuning dan Tumpeng Kuning, Jukut Urab, Sate Lilit, Sate Lembat, Lawar dan sebagainya. Gunanya selain sebagai penyeimbang rasa, juga penetralisir keasaman lambung akibat dari campuran bahan makanan lain. Saya rasa demikian juga pada jenis masakan traditional nusantara lainnya.

Selain untuk bumbu dapur, rimpang kunyit secara traditional banyak dimanfaatkan untuk perawatan kesehatan dan pengobatan karena kemampuannya bekerja sebagai natural antiseptik.

Kunyit banyak dimanfaatkan oleh para wanita untuk membuat Loloh ( Jamu) guna membantu mengurangi rasa sakit perut terutama pada saat menstruasi. Juga digunakan untuk pengobatan luka, sakit lambung, untuk menghaluskan kulit dan juga mengurangi bau badan.

Selain rimpangnya, daun kunyit juga bisa dimanfaatkan untuk masakan. Bisa diiris iris tipis buat campuran Telor Dadar atau Nasi Goreng. Bisa juga buat ditumis ataupun untuk masakan lain.

Yuk kita tanam Kunyit!.

Dapur Hidup: Cerita Tentang Jahe Merahku. 

Standard
Dapur Hidup: Cerita Tentang Jahe Merahku. 

Beberapa waktu belakangan ini rasanya saya terlalu banyak bepergian. Kebanyakan untuk urusan kantor. Walau ada juga sih sedikit untuk urusan personal. Minggu ini rasanya agak lega. Bisa punya waktu lebih banyak untuk suami dan anak anak. Dan tentunya untuk…. tanaman-tanaman Dapur Hidup 🌱🌱🌱 saya di halaman 😀😀😀. 

Cerita pertama dari kebun kali ini adalah tentang Jahe Merah. Tentunya sudah banyak yang tahu ya tentang Jahe Merah?. Varietas jahe yang warnanya merah (kebanyakan jahe berwarna kuning) dan rasanya super pedas ketimbang jahe lain. 
Saya sendiri sudah agak lama tahu tentang jahe ini, tetapi pertama kali tertarik membeli rimpangnya di pasar sekitar 2 tahun lalu. Gara garanya pengen belajar bikin acar jahe merah seperti yang sering kita temukan dalam kuliner Jepang. Setelah itu, saya beberapa kali lagi membeli bahan bakunya di pasar sebelum akhirnya memiliki serumpun tanaman Jahe Merah ini di halaman. 

Walaupun cuma di pot, tanamannya cukup subur juga. Satu per satu batangnya tumbuh dan meninggi. Mengembangkan daun daun memanjang mirip pedang  yang tumbuh berselang seling di kiri kanan batangnya. Saya membiarkannya tumbuh begitu beberapa saat. Senang saja melihat pohonnya subur. 

Nah kemarin begitu tiba di rumah, saya melihat kejanggalan pada pohon Jahe Merah saya. Daun-daunnya kok menguning ya?. Ada dua kemungkinan, saya pikir. Jika bukan karena kekeringan selama saya tinggalkan, bisa jadi juga karena diserang penyakit tanaman. Saya tidak tahu penyebab pastinya. 

Akhirnya saya memutuskan untuk membongkar rimpangnya dan menanam ulang kembali nantinya. Panen deh ini judulnya 😀😀. 


Ternyata lumayan juga lho hasilnya setelah dibongkar, dicuci dan dikeringkan. Saya tidak menyangka akan sebanyak ini hasilnya. 

Lalu buat apa Jahe Merah sebanyak itu? Yang jelas, sebagian pasti akan saya tanam kembali. Lalu sebagian lagi untuk bikin acar, minuman jahe dan sisanya untuk keperluan bumbu masak biasa. 

Jahe seperti kita tahu membawa sifat panas ke dalam tubuh. Jika udara dingin, kita minum air jahe hangat. Entah dalam bentuk air jahe murni, atau dicampur bahan lain seperti susu, madu, kayu secang dan sebagainya. Demikian juga saat kurang enak badan, masuk angin. Kita minum air jahe. Jahe seperti memompakan kembali energi panas ke dalam tubuh, sehingga tubuh rasanya bangkit aktif kembali. Tak heran kita mengenal beragam jenis minuman traditional yang berbahan baku jahe. Misalnya, wedang jahe, wedang ronde, bajigur, bandrek, wedang uwuh, madu jahe, susu telor madu jahe, dan sebagainya. 

Jahe juga banyak digunakan sebagai penetralisir bau amis pada ikan ataaupun daging. 

Di Bali, masyarakat menggolongkan jahe sebagai makanan “Rajas” karena sifatnya yang menstimulir semangat dan mood. Kerap kali ditambahkan dalam bumbu dengan maksud untuk menstimulir nafsu makan, ataupun sebagai balancer dari bumbu/bahan makanan lain yang bersifat dingin untuk menjaga kesetimbangan tubuh. Semua tentunya di luar fungsi utamanya sebagai bumbu pemberi rasa. 

Masih banyak lagi gunanya jahe, yang membuat saya merasa memang tanaman ini sangat penting kita tanam di halaman rumah. 

Yuk tanam Jahe !. Kita bikin Dapur Hidup. 

Cabe Kering – Optimalkan Sisa Kebutuhan Dapur.

Standard

Mungkin  ada yang pernah memiliki sisa cabe yang cukup banyak di dapur? Sudah digunakan selama beberapa hari, namun tetap masih ada sisa? Membusuk dan akhirnya terbuang? Sayang sekali. Padahal harga cabai sangat fluktuatif. Kadang mahal, kadang murah. Banyak yang akhirnya hanya membeli cabe agak banyak saat harganya murah.  Walaupun tidak selalu, saya kadang punya cabe agak banyak. Kadang karena memang sengaja membeli agak lebih banyak saat harganya rendah. Kadang karena pohon cabe yang di halaman sedang berbuah cukup banyak.  Atau kadang karena oleh-oleh pemberian teman yang pulang dari ladang.  Nah, kalau kebetulan sedang punya stock yang berlebih, jangan dibiarkan membusuk dan terbuang. Kita bisa mengeringkannya untuk kita gunakan lain kali. Terutama jika harga cabai sedang melambung. Read the rest of this entry