Saya baru saja pulang dari luar. Hujan masih agak gerimis walaupun sudah mereda.Suami saya memberi tahu jika ia mendengar suara gedubrak gedubruk di belakang.Mungkin ada seekor burung yang terdampar. Saya pun ke belakang. Melihat dua ekor kucing saya sedang bermain-main petak umpet dengan sesuatu. Oh..benar saja. Seekor burung tampak bersembunyi dan terjepit diantara tumpukan barang. Waduuuh!. Besar juga ukurannya. Seekor burung dara!!. Saya mengangkat burung itu sambil mengusir kedua kucing nakal itu agar jangan lagi mengganggu.
Burung itu basah kuyup oleh hujan dan darah. Banyak luka di sekujur tubuhnya.Rupanya dikoyak-koyak kucing. Di pangkal ekornya, di punggungnya. di bawah sayap kirinya. Di sayap kanannya. Berdarah semua.Walahhh…..banyak banget ya. Saya sangat sedih melihat keadaannya. Beberapa bulu ekor dan sayapnya serta bulu-bulu halus warna putih keabuan juga tampak rontok berceceran di sana-sini. Tubuhnya gemetar. Nafas dan detak jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Tapi suhu tubuhnya terasa masih hangat.Dan yang menarik adalah sorot matanya yang masih tetap sangat tajam. Tidak kuyu sedikitpun. Menyiratkan semangat untuk hidup yang luar biasa tinggi. Walaupun lukanya banyak. Saya rasa burung ini masih akan bisa survive jika dibantu.
Tak habis pikir saya, bagaimana burung sebesar ini bisa jatuh ke halaman rumah saya. Apakah jatuh dulu baru ditangkap kucing? Atau memang tertangkap kucing saat hinggap di atap rumah lalu dimainkan dan dibawa ke halaman oleh kucing? Kejadian seperti ini (burung jatuh, kelelawar jatuh, biawak luka, kucing liar luka masuk ke halaman rumah) sangat sering terjadi. Sangat sulit menjawabnya. Yang jelas mahluk -mahluk hidup ini membutuhkan pertolongan. Biasanya saya obati lukanya dan pelihara hingga pulih, lalu saya lepas kembali ke alam liar.
Saya berpikir hal yang sama untuk burung ini. Tentu saja akan sangat berbahaya jika burung ini saya lepas kembali ke alam dalam keadaan terluka seperti ini. Kucing kucing yang nakal sudah siap mengintai dengan semangat untuk menjadikannya bahan mainan sebelum pada akhirnya dimangsa. Saya lalu membubuhkan betadine yang tersedia di kotak obat pada bagian-bagian tubuhnya yang terluka. Mudah-mudahan tidak berlanjut dengan infeksi. Burung ini membutuhkan waktu untuk pemulihan yang baik. Jadi butuh tempat berlindung yang aman dan jauh dari jangkauan kucing. Akhirnya saya memutuskan untuk menempatkannya di dalam sangkar yang selama ini kosong. Saya menyediakan air putih untuk minumannya dan sedikit beras dan biji-bijian untuk cadangan makanannya. Siapa tahu dia merasa kelaparan.
Untuk beberapa saat saya menemaninya di belakang. Sambil mengamati apa yang dilakukan oleh kucing-kucing nakal itu. Keduanya berusaha untuk mendekati sangkar yang saya gantung tinggi. Kucing itu berusaha untuk menjangkau dengan naik ke ember cucian yang besar, yang tadinya bertumbuk di atas kandang kucing. Lalu ia lalu meloncat tinggi dari sana. Gedubraaakkkkkk!!. Dia jatuh terguling bersama dengan ember itu. Saya tertawa geli melihat kelakuannya.
Kucing yang satunya pun ingin ikut mencoba juga. Saya memindahkan ember itu ke tempat yang lebih rendah dan tidak menumpuknya lagi di atas kandang kucing. Nah… sekarang tidak ada lagi benda-benda tinggi di area sekitar situ. Kedua kucing itu akhirnya menjauh dan bermain di dekat kulkas.
Sekarang saya bisa meninggalkan burung dara itu sendirian dengan tenang. Berharap besok pagi kesehatannya mulai membaik. Tubuhnya menguat dan bisa mengatasi keadaan fisiknya. Sehingga jika ia bisa sembuh dalam beberapa hari ke depan, ia sudah siap kembali menjalani kehidupannya di alam bebas.
Pagi ini saya bangun dan melihat burung itu tetap semangat di sangkarnya. Semoga cepat pulih kembali.
Hidup menawarkan berbagai hal kepada kita. Ada yang bisa kita pilih, dan ada yang mau tak mau harus kita jalani. Jika hidup menawarkan luka, pilihan kita hanya bertahan dan sembuh atau menyerah dan mati. Tetap semangat menjalaninya, membuat penyembuhan niscaya akan lebih cepat terujadi.