Banyak para pemasar, terutama yang pemula memahami apa yang ingin disampaikan dalam melakukan brief terhadap Designer/Agency, namun bingung bagaiaman cara menuangkannya dalam bentuk brief yang tertulis agar mendapatkan hasil yang baik.
Berikut adalah cara membuat Design Brief, langkah demi langkah agar kita mendapatkan hasil kreatif yang terbaik dan tidak perlu banyak bolak balik minta revisi kepada designer hanya gara-gara designer tidak memahami apa yang ingin kita dapatkan:
1. TITTLE
Tuliskan judul dari Design Brief kita. Judul bisa mengandung nama brand/nama project serta highlight dari objective utama kita. Misalnya
PROJECT HULLA BULLA – PACKAGING DESIGN BRIEF
Mempermodern tampilan Brand X
Jangan lupa membubuhkan identitas brand kita, agar setiap orang selalu mengingatnya.
2. PROJECT SCOPE
Tuliskan Scope Pekerjaan yang harus dilakukan sebagai akibat dari brief ini. Pikirkan dengan baik, sejauh mana kita membutuhkan bantuan Graphic Designer. Misalnya, apakah kita hanya membutuhkan Design Grafis Kemasan saja (untuk 2 dimensi, seperti misalnya label, print dsb), ataukah termasuk juga Design Struktur Kemasan (botol baru,d sb), apakah hanya akan diaplikasikan pada satu jenis produk saja, atau akan diaplikasikan juga pada portfolio kita yang lain.
Contoh isi Project Scope:
Untuk membuat identitas visual dari Brand X, baik design structural maupun grafikal untuk produk-produk A, B, C, D.
3. OBJECTIVES
Tuliskan tujuan dari kita membuat design. Karena tujuan pembuatan design berbeda beda, tentu cara mengisi Objectives inpun berbeda beda sesuai dengan kebutuhan brand.
Contoh isi Objectives:
- Untuk membuat tampilan Brand X menjadi lebih modern.
- Meningkatkan image brand yang selama ini dianggap sebagai merk kelas menengah ke bawah agar lebih menarik bagi golongan kelas menengah ke atas.
- Mengembangkan komunikasi variant yang jelas
- Dsb
4. BRAND PROPOSITION
- Tuliskan Brand Proposition kita. Setiap brand tentunya telah memiliki proposition yang telah disepakati.
5. BRAND VISION
- Tuliskan Brand Vision kita yang tentunya secara internal juga telah disepakati.
6. BACKGROUND
- Tuliskan sedikit mengenai latar belakang brand kita, brand kita bergerak di bidang apa, bagaiaman situasinya di pasar saat ini, ulas mengenai keadaan kemasan yang sekarang.
- Misalnya:
“Brand X telah berada di pasaran Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini. Saat ini Brand X menempati urutan ke 3 denganpencapaian share (misalnya 20%). Sejak diluncurkan 3 tahun yang lalu brand ini belum pernah melakukan penggantian kemasan. Walaupun hingga saat ini, brand terus bertumbuh secara signifikan, namun pembaruan design ‘refreshment’ terhadap tampilan kemasannya yang dinilai telah ketinggalan jaman oleh konsumen tetap perlu dilakukan “
- Tambahkan informasi mengenai konsep dari brand, propositioning, portfolio dan variant strategy.
Tuliskan target market brand kita, misalnya apakah para ibu-ibu, atau apakah teenager, dsb. Kisaran umurnya berapa, domisilinya dimana, tingkah lakunya bagaimana , dsb. Ini gunanya untuk membantu designer memahami siapa yang akan melihat produknya dan untuk siapa digunakannya, sehingga ia bisa membantu membuatkan design yang karakternya lebih sesuai dengan target market kita, guna lebih banyak lagi menarik minat beli mereka. Misalnya – untuk kemasan yang ditargetkan bagi remaja, tentu design harus dibuat lebih dynamis, mengikuti gaya hidup, keren dan terlihat muda, sedangkan jika target marketnya untuk bayi/ibu yang punya bayi tentu desainnya harus terlihat aman, bersih, ‘baby banget’, menyenangkan dsb. Tentunya ini juga akan dijadikan acuan dalam pemilihan warna, element design dan bahkan jenis font yang akan dipakai dalam kemasan nantinya.
8. PRICING
Tuliskan strategy/kondisi harga brand kita secara umum jika dibandingkan dengan pesaing utama. Misalnya 5% di bawah .
Ini perlu untuk membantu designer kita memahami kondisi persaingan dipasaran dan membantunya untuk lebih focus terutama dalamberusaha menciptakan design yang misalnya mampu mengalahkan brand- brand di sekitarnya dengan harga serupa (tentunya sesuai dengan arahan kita).
9. DESIGN GUIDELINES
Berikan guidelines atau arahan yang jelas bagi design yang kita inginkan. Misalnya apabila kita ingin membuat design baru sebuah brand yang lama di pasaran, tuliskan bahwa barangkali ada hal hal yang tidak boleh dikutak-katik dalam design kemasan yang ada sekarang misalnya: element-element yang bernilai sakral bagi brand jika ada, seperti misalnya bentuk logo, font type, warna logo dsb; atau mungkin ada element element grafis dalam kemasan yang setelah melalui Packaging Design Research sebelumnya ternyata merupakan element yang sangat supportive dalam menunjuang image brand, atau element yang paling diingat oleh konsumen dan berkaitan erat dengan brand kita.
Designer juga perlu dijelaskan sejauh mana ia boleh berkreasi dengan designnya untuk brand kita dan itu tergantung dari kondisi brand yang kita tangani. Extremnya begini – mungkin kita bisa memberi arahan untuk membuat design yang sangat “revolusioner”, design yang sangat sangat jauh berbeda dengan design brand kita yang ada sekarang – misalnya jika kita merasa design kita yang sekarang sudah sangat out of date, jadul banget dan kelas rendahan, serta tidak ada satupun element design itu yang bisa dan perlu kita pertahankan, sehingga kita ingin design baru ini terlihat beda banget , totally different dengan design kita sebelumnya. Re-born! Begitulah istilahnya, karena brand ini mungkin perlu kita lahirkan ulang dengan konsep, propposition, formula maupun kemasan yang baru. Namum mungkin juga kita tidak mau se-ekstreem itu. Mungkin kita hanya mau melakukan sedikit perubahan agar terlihat lebih modern, ngikutin jaman. Lebih segar dsb karena barangkali brand kita sekarang tampak tua, kuyu dan cape karena telah terlalu lama berjalan dengan design yang sekarang, namun toh telah menghasilakn rupiah yang cukup besar dan memiliki pelanggan setia. Untuk itu kita mungkin ingin design baru yang mana konsumen masih tetap tahu “ Oh.. itu Brand X dalam kemasan baru” jika melihat produk kita dalam kemasan yang baru dipajang di toko.
Tuliskan pula disini mengenai “consumers background” dari tiap kemasan yang akan diredesign berkaitan dengan hal-hal yang diingat, yang dirasa bersifat supportive, yang bersifat netral, element yang perlu ada sebagai tambahan penting atau bahkan element yang bersifat merusak dan tidak mendukung image brandpun perlu kita beri tahu.
10. PACKAGING STRUCTURE INFORMATION
Tuliskan informasi mengenai struktur kemasan – idealnya untuk mengisi bagian ini, kita mendapatkan bantuan dari ahli kita di perusahaan (department teknis yang menangani kemasan/Packaging R&D atau Technical Development Engineer) antara lain mengenai format kemasan, technical requirement (weight, brimful volume, wall thickness, dimension, cap structure, dsb), efisiensi produksi, material, functionality & practicality, labeling dsb.
Ini terutama penting jika kita ingin membuat Design Struktur juga ,selain Design Grafis.
11. TIMING
Berikan arahan waktu yang jelas, kapan kita membutuhkan design ini. Lebih baik lagi apabila kita sudah melengkapi dengan jadwal langkah langkah berikutnya seperti misalnya kapan kita akan test ke konsumen, kapan akan kita register, kapan akan kita bawa ke printer. Dengan demikian Designer kita akan mampu mengerjakan sesuai dengan waktu yang kita harapkan.
12. OTHER CONSIDERATION
Ini kita isi apabila kita merasa masih ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dan diketahui oleh designer, misalnya jika kita melakukan brief terhadap pihak ke-3, mungkin kita perlu menceritakan proses approval dari pembuatan design ini, untuk menghindarkan kesalahpaman dengan designer serta mendapatkan dukungan saat proses approval memakan waktu yang cukup panjang.
13. COST
Ini merupakan pilihan. Kita bisa mengisi atau tidak bagian yang ini, tergantung dari keperluan kita dan tingkat pengetahuan kita akan harga pasar. Penulisan budget memberikan gambaran bagi agency berapa makimal cost yang boleh ia tawarkan, apakah ia masih sanggup bekerja dengan budget yang kita sebutkan atau tidak. Ini penting bagi kita untuk selalu menjaga agar jangan sampai over-budget. Kelemahannya adalah apabila kita tidak tahu harga pasaran dari sebuah design, mungkin kita akan khawatir apakah budget yang kita sebutkan terlalu mahal sehingga kita membeli design dengan harga yang terlalu tinggi, atau malah kerendahan sehingga tidak ada designer yang mau mengerjakannya, ataupun kalau ada yang mau adalah designer yang buruk. Tentu tdak baik juga bagi brand kita.
Hal yang paling mudah tentunya apabila kita bekerja dengan Internal Designer, karena kita tidak perlu lagi khawatir akan cost, karena semuanya telah dibayar perusahaan lewat gajinya. Walau internal desgnerpun sesungguhnya memiliki kelemahan tersendiri juga.
14. KEY NEXT STEP
Tuliskan langkah berikutnya yang sangat menentukan dan berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek secara keseluruhan apabila terlambat dilaksanakan.
Demikian langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam penulisan Packaging Design Brief, setelah semuanya diisi dengan lengkap, pastikan team terkait (misalnya Packaging Technical Engineer atau atasan kita ) ikut memeriksa & menyetujui apa yang kita tuliskan dalam brief. Setelah semuanya setuju, jangan lupa membubuhkan tanda tangan dan memberikan tanggal untuk menghindarkan kesulitan di masa yang akan datang.
Idealnya kita memanggil Design Agency/Graphic Designer, agar bisa kita brief secara langsung face-to face. Ini penting untuk mendapatkan pemahaman bersama dan menghindarkan kesalahpahaman, karena dengan mengundang mereka dalam brief face to face, memungkinkan terbukanya peluang diskusi dan tanya jawab. Untuk memudahkan, ada baiknya Brief kita kirimkan lewat e-mail sehingga Agency/designer telah sempat membaca dan memikirkan hal-hal yang barangkali ingin ditanyakannya dalam session briefing.
Hal lain yang juga penting adalah mengingatkan tingkat kerahasian dokumen kita di depan, untuk menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan. Agency yang menerima brief kita sebaiknya kita minta secara tertulis untuk menjaga kerahasiaan proyek ini.
Jika brief ditujukan untuk proses ‘pitching’ sebaiknya jangan menuliskan hal-hal yang terlalu detail ataupun bersifat rahasia berkenaan strategy pemasaran kita. Di luar itu kiat masih tetap menuliskannya.