Hari ini anak saya mengajak pergi untuk melihat Little Tokyo Ennichisai di Blok M Square. Ia sangat tertarik pada kebudayaan Jepang dan saat ini sedang tekun mempelajari bahasa Jepang. Sebenarnya saya agak lelah, karena baru saja tiba kembali di tanah air dari perjalanan urusan pekerjaan. Sebenarnya belum sempat beristirahat dengan cukup. Tapi melihat anak saya sedemikian semangat, maka sayapun menunda istirahat saya dan memilih untuk menemaninya ke sana.
Sedikit informasi, Little Tokyo Ennichisai adalah sebuah acara kebudayaan, seni dan kulinari Jepang yang diselenggarakan setiap tahun di kawasan Blok M Square di Jakarta. Dan untuk tahun ini, diselenggarakan hari ini dan besok, 24-25 May 2014. Saat kami tiba di sana, acara sudah lumayan ramai. Makin siang makin ramai dan berjejal-jejal.
Yang namanya festival kebudayaan, tentu ada panggung dimana kita bisa melihat berbagai seni dan budaya jepang ditampilkan. Walaupun anak saya yang kecil lebih suka melihat-lihat stand pameran dan jualan, keduanya masih setuju untuk melihat sejenak ke panggung . Di sana sedang ada pertunjukan tari kolaborasi Indonesia – Jepang yang diselingi dengan permainan drum dan bendera. Menarik sekali.
Kuliner dan Stand Lain.
Banyak yang menarik untuk dilihat. Yang jelas di sana ada panggung acara untuk kesenian. Lalu berderet-deret tenda untuk stand berbagai makanan khas Jepang, mulai dari Ramen, Sushi, Udon, Takoyaki, Soba, Dorayaki,dan sebagainya. Juga berbagai merk produk-produk buatan Jepang, mulai dari kosmetik, fashion hingga mobil.
Sebenarnya banyak makanan Jepang yang ingin saya coba. Tapi karena si kecil suka sekali pada Takoyaki, jadilah akhirnya kami makan camilan bulat berisi potongan daging gurita itu.
Menembak di Osaka Stand.
Salah satu stand yang menarik perhatian anak saya adalah stand Osaka. Karena di sana ada permainan menembak untuk mendapatkan hadiah berupa barang-barang kecil dari jepang. Banyak pengunjung datang mencoba menembak. Kebanyakan para remaja pria dan lelaki dewasa. Ada juga beberapa orang anak-anak seusia SD yang ikut. Melihat itu, anak saya yang kecil juga minta ikut mencoba menembak. Saya setuju. Biarlah dia mencoba ketajaman fokusnya.
Ia mencoba dengan 4 peluru. Sayang gagal semua. Wajahnya kelihatan kecewa bercampur penasaran. padahal ia ingin sekali mendapatkan salah satu hadiah bola kecil yang digantung di sana. Melihat itu kakaknya pun ikut mencoba. Ingin membantu mendapatkan bola kecil buat adiknya. Banggg!! . Sayang meleset. Gagal lagi.
Saya penasaran, mengapa anak saya tidak sukses menembak. padahal dulunya sering bermain tembak-tembakan mainan. Apakah selongsong senapannya bengkok? Akhirnya saya bilang, “Coba mama yang menembak“. Anak saya heran. Tapi juga penasaran. Tentu ia tidak terpikir kalau saya juga ingin mencoba menembak. Penjaga stand itu pun heran. Ibu-ibu kok nembak?.
Saya meminjam senapan kayu itu. Memfokuskan moncong senapan pada titik bidik yang mau saya tuju yakni kartu dengan 1 point. Dan …bang!. Kena! Horee!! Saya dapat 1 point.
Anak saya terkejut. Kok bisa kena? Mungkin kebetulan? Coba lagi. Saya ambil sebutir peluru lagi dan kembali memfokuskan arah moncong senapan saya. Kali ini saya ingin menembak kartu yang bertuliskan 5 point. Dan…bang! Kena lagi. Bahkan kartu yang berisi 5 point itu meloncat dan mengenai kartu disebelahnya lagi yang bertuliskan 1 point. Jadi tembakan ke dua saya dapat 6 point sekaligus. Akhirnya bola yang diinginkan anak saya itupun berhasil kami dapatkan dan bawa pulang.
Kedua anak-anak saya benar-benar terheran-heran. Bagaimana saya bisa menembak setepat itu. “Apakah mama pernah latihan militer?” tanyanya dengan bingung. Saya tersenyum dan segera mengajarkan kepada anak saya bagaimana cara memfokuskan moncong senapan dengan benar agar tembakannya tepat sasaran. Dan ..bang! Sukses! Anak saya berhasil menembak dengan baik. Sangat jelas, bahwa keberhasilan menembak adalah hanya soal fokus!.
Cosplay.
Salah satu pemandangan yang menarik di sana hari ini adalah banyaknya para “Cosplayers” yang berlalu lalang. Mereka menggunakan berbagai kostum, rias wajah dan rambut serta accesories meniru tokoh-tokoh anime, manga dan film-film kartun Jepang yang digandrungi anak-anak, seperti Doraemon, Naruto, dan sebagainya. Dengan mudah kita bisa bertemu dengan Kakashi Hatake, jonin yang wajahnya setengah tertutup. Atau melihat Sasuke Uchiha berjalan dengan baju biru-putih khasnya itu. Lalu beberapa anggota Akatsuki dengan jubah hitam dan gambar awan merahnya.
Selain tokoh-tokoh Naruto itu, juga terlihat ada Sora dan Roxas dari Kingdom Hearts. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh kartun yang saya tak kenal namanya.
Menarik juga melihat para remaja bergantian minta berfoto dengan para tokoh ini.
Parade.
Parade selalu menjadi bagian yang paling menarik dari sebuah festival. Demikian juga pada Ennichisai ini. Penonton bergerombol dan bersedia berdiri berjejal-jejal demi berhasil melihat parade in.
Akhirnya yang bisa saya katakan adalah, bahwa acara seperti ini sungguh sangat bagus untuk memperkenalkan seni budaya dan kuliner negara lain sehingga memicu kedekatan dan meningkatkan rasa persahabatan antar bangsa.