Tag Archives: Kanak-Kanak

Just Imagine….

Standard

Just imagine…

Just imagine all the things that we… could be…

Imagines all the places we could go… and see…

Imaginations’fun for you and me…

 Taman Mini Indonesia Indah

Yang saya salin di atas adalah lyric lagu kanak-kanak dari Barney yang merupakan favorite saya. Ketika anak saya masih balita, jika saya sibuk  mengasuh anak sambil harus membereskan pekerjaan rumah,  biasanya anak saya dudukkan di bangkunya yang bertali pengaman. Lalu saya putarkan cerita atau lagu-lagu dari DVD. Berganti-ganti tentu saja, agar anak saya tidak bosan. Salah satunya yang paling saya ingat adalah Barney dan lagunya di atas itu. Saya juga ingat, lagu itu dilatar belakangi dengan istana yang indah *barangkali terbuat dari papan tripleks atau styrofoam, mana saya tahu…*. Lalu anak-anak diajak oleh Barney untuk berimajinasi menjadi apa saja, pergi ke mana saja.. Sesuatu yang menyenangkan!. Read the rest of this entry

Kreatifitas Anak – Pot Keemasan Untuk Tempat Pensil.

Standard

Jar“Mama, lihat! Aku membuat  pot hias dari botol bekas dan koran bekas” Seru anak saya suatu pagi sambil menarik tangan saya.  Ia ingin kreasinya dilihat oleh saya. Sayapun mengikuti anak saya ke halaman belakang.  Oh..sebuah pot hias  yang sangat lucu. Terbuat dari potongan koran bekas yang dipilin-pilin menjadi sebuah tali, lalu direkatkan pada permukaan luar botol plastik bekas air mineral . “Aku pake lem fox” jelas anak saya. Sayapun mengambil benda itu. Mengamat-amatinya sebentar dan memuji kerapian pekerjaan anak saya. “Nanti bisa kita pake untuk menyimpan pinsil atau pulpen. Bisa juga untuk vas bunga” Kata saya. Anak saya tertawa senang. Read the rest of this entry

I Hope This Flower Will Remind You of Me…

Standard

Bunga Waru Laut

Sore hari saya berjalan  menyusuri dermaga. Melihat kesibukan yang terjadi. Ibu-ibu berbaris memancing  ikan untuk makan malam, pedagang menurunkan barang dagangannya dari kapal, anak-laki-laki menarik tali perahunya, dan burung gagak juga tak kalah sibukanya berkoak di pelabuhan. Saya memotret suasana sore di pulau Maafushi itu. Beberapa orang anak-anak yang sedang bermain nakhoda-nakhoda-an di atas sebuah beton bekas monumen, melihat ke arah saya dan memanggil minta dipotret.  Senampan kecil kembang waru laut berwarna jingga tampak bersama mereka. Rupanya mereka baru saja habis mengumpulkan kembang-kembang  itu dari pohonnya yang banyak tumbuh di sana. Saya pun mendekat dan segera memotret mereka. Anak-anak yang ceria. Penuh canda tawa. Terlihat mereka sangat senang bergaya di depan kamera. Tanpa saya suruh, malah pada berjoget dengan riangnya diatas beton itu. Read the rest of this entry

Menemani Anak Bermain SkateBoard: Tentang Keberanian Dan Resikonya.

Standard

Hari Minggu. Saya berjalan pagi dengan Aldo, anak saya yang kecil. Satu kali putaran di perumahan. Saya pikir cukup. Tapi sesampainya kembali di rumah, ternyata anak saya tidak mau berhenti. Ia masih ingin bergerak lagi.  “Main skateboard aja, Ma” bujuknya. Akhirnya saya  menemaninya bermain. Ia meluncur dengan cepat di atas skateboardnya. Yiihhhhaaaaa!!! Sungguh menyenangkan. Walau hari Minggu, secara umum jalanan perumahan sepi, tapi  tetap saja sesekali ada kendaraan yang melintas. Jadi sesekali saya harus berteriak juga, agar anak saya berhenti dan memarkir diri serta skateboardnya di pinggir jalan untuk sementara. Read the rest of this entry

Assurancetourix…

Standard

Hari Sabtu pagi. Saya mendengar suara anak saya yang kecil bernyanyi-nyanyi sambil bermain dari kamar mandi. Suaranya sangat riang dengan segala jenis gaya nada yang dicoba-coba olehnya.Dari nada rendah dengan memanfaatkan tenggorokannya untuk mengeluarkan suara, suara sengau dengan memanfaatkan hidungnya, dan berbagai jenis suara lainnya, hingga suara yang meniru suara tikus kejepit pagar.  Ha ha! Lucu sekali. Saya yang mendengarnya jadi  tertawa sendiri. Anak saya sungguh sangat menyenangkan. Ia suka menyanyi dan suka ngedance. Kadang tanpa malu ia pun ngedance di tengah keramaian. Everyday i’m shufflin!!!. Shufflin! Shuflin! Dan ia sering menarik saya untuk ikut ngedance bershuflin ria. Alamak! Bisa hancur lantai jika mamanya ikut ngedance begini ini. Atau kalau tidak ia akan menyanyikannya lagu lagu One Direction dengan gaya yang persis serupa dengan grup penyanyi Inggris ini. “ So! Get Out,Get Out, Get out of My Head…” . Read the rest of this entry

Welcome, Persia…

Standard

Pulang kantor saya melihat anak saya  bermain di teras depan. Agak mengherankan. Pertama karena hari sudah malam. Seharusnya ia ada di kamar mengerjakan PR atau belajar.  Kedua karena tidak biasanya ia seperti itu.  Ada apa? Saya mendekat. Ooh, rupanya ia sedang menunggui seekor kucing kecil yang diletakkannya di dalam keranjang. “Mama, kita  punya kucing baru” kata anak saya. Waaww! Tambah heran saya.  Kucing baru? Berarti mulai sekarang kami akan memiliki dua ekor kucing. Bagaimana bisa? Darimana ia  mendapatkan  kucing? Apakah ayahnya sudah setuju? Mengingat suami saya sama sekali tidak menyukai kucing. Satu kucing saja sudah membuatnya bete,apalagi dua ekor kucing. Read the rest of this entry

Mengatasi Masalah Agar Back On Track – Belajar Dari Penggalan Film Kanak-Kanak “A Bug’s Life”

Standard

Setiap orang ataupun setiap team, tentu pernah menghadapi masalah dalam hidupnya. Segala sesuatunya tiba-tiba  terasa terhenti dan sulit balik ke jalur semula yang normal lagi. Namun benarkah kita harus menyerah pada keadaan? Dan bagaimana caranya mengembalikan diri kita agar kembali berada pada jalur yang benar?  Back on track? Walaupun dalam penggambaran yang sederhana, saya merasa menemukan  inspirasi atas pertanyaan ini dari  penggalan awal film kanak-kanak “A Bug’ s Life.” . Film animasi keluaran Pixar Animation Studios tahun 1998 dan dirilis oleh Walt Disney, yang menceritakan kisah Flik – seekor semut jantan inventor yang selalu ingin membuat sesuatu yang berbeda, yang kemudian menjadi pahlawan dalam membebaskan bangsanya dari penjajahan kaum belalang yang tamak. Sudah agak jadul sih, tapi saya merasa kisah ini tetap menarik dan relevant. Read the rest of this entry

Care For Our Loved One…

Standard

Perasaan Bersalah &  Kepedulian Terhadap Orang Yang Kita Cintai.

Pulang kerja kemarin saya diundang untuk mengikuti acara jamuan makan malam kantor yang tak bisa saya hindarkan. Jamuan dilakukan di sebuah restaurant Jepang. Sebenarnya saya menyukai masakan Jepang. Saya pikir,seharusnya saya akan menyukai jamuan makan malam kali ini. Namun, karena acara  dilakukan setelah jam kantor, tentu saya akan pulang lebih malam dibanding biasanya.  Ini sedikit merepotkan saya kali ini, karena kebetulan acara jamuan dilakukan saat banyak orang masih belum pulang kembali dari libur Lebaran. Termasuk  asistent rumah tangga yang bekerja di rumah saya. Jadi, jika saya belum kembali ke rumah saat jam makan malam, tentu tidak ada orang yang akan menyiapkan masakan untuk anak-anak dan suami. Read the rest of this entry

Liburan Di Musim Kemarau Ini.

Standard

Liburan! Apapun penyebabnya, selalu menyenangkan. Selalu membahagiakan. Selama liburan Lebaran yang kebetulan jatuhnya di musim kemarau yang panas ini, saya menghabiskan waktu bersama anak-anak di Sukabumi. Sebuah kota yang berjarak 4 jam perjalanan dari Jakarta. Udaranya sangat bersih dan sejuk. Di kota ini, memungkinkan bagi saya untuk membawa anak-anak untuk lebih mendekatkan diri dengan alam.

Sebenarnya tidak ada yang khusus kali ini. Sama dengan liburan-liburan sebelumnya di sini, saya hanya menikmati kebersamaan saya dengan anak-anak. Berjalan-jalan menyusuri pematang sawah yang baru habis dipanen. Melihat anak-anak bermain dan bertarung layang-layang. Melihat-lihat bebek yang sibuk berenang di selokan yang airnya menyusut. Menengok kambing di kandangnya, mengamat-amati capung yang malas bertengger di batang rumput. Berebut dengan semut hitam menyedot air gula dari pangkal bunga kembang sepatu pensil, memetik daun pakis muda untuk sayur dan buah srikaya yang sudah tampak matang di pohonnya dan banyak sekali kegiatan yang menyenangkan lainnya. Read the rest of this entry

Interpretasi Yang Membantu.

Standard

Anak saya sedang bermain di saluran air kolam di halaman. “Ma,lihat!. Ini anak kodok apa anak ikan? “ serunya memperlihatkan beberapa ekor mahluk air kecil  berukuran beberapa mili yang berenang di dalam gelas plastik bekas air mineral. “Oh, itu anak ikan” kata saya. “Mengapa bukan anak kodok?” tanyanya memastikan bahwa jawaban saya benar. “Anak kodok bentuknya bulat berekor dengan warna lebih gelap.. Anak ikan lebih langsing dan warnanya biasanya lebih terang. Mudah dibedakan.Yang agak mirip adalah antara anak kodok dengan anak lele. Itupun masih bisa dibedakan dari ekornya.Ekor anak kodok lebih kaku sedangkan ekor anak lele lebih gemulai. Selain itu anak lele juga sudah punya calon kumis” Jelas saya.  Sambil mengudek-udek ke dalam kolam mencoba menemukan anak kodok  atau anak lele yang saya maksudkan sebagai pembuktian. Anak saya memandang saya dengan heran. “Darimana mama tahu?” tanyanya. Saya tertawa. Read the rest of this entry