Setelah perjalanan panjang yang sangat melelahkan dari Jakarta, maka mendekati pukul sembilan malam tibalah kami di Sukabumi. Ah,akhirnya!.Saya turun untuk membuka dan mendorong pagar rumah, agar kendaraan bisa masuk ke halaman. Lalu segera mengangkat dan menggendong anak saya yang kecil karena ia tertidur dan susah dibangunkan. Melihat kami datang, Ibu Mertua saya menyongsong di depan pintu. Saya menyalaminya dan ibu mertua saya segera menciumi cucu-cucunya. Penuh kasih sayang dan kangen. Saya melihatnya dengan terharu.
Udara terasa dingin. Sambil menunggu air panas untuk teh mendidih, saya ngobrol dengan ibu mertua saya. Menyempatkan diri mendengar curhatnya tentang banyak hal. Mulai tentang pinggulnya yang sakit, maag-nya yang terasa membaik. Lalu tentang tanaman dan halaman rumah, tukang membersihkan kebun yang sakit dan tak bisa melanjutkan tugasnya lagi. Lalu berikutnya cerita tentang seorang keponakan yang menikah, hingga cerita tentang orang-orang demo. Banyak juga. Saya selalu melihat Ibu mertua saya semangat bercerita setiap kali saya datang. Matanya selalu berbinar-binar penuh kebahagiaan. Seolah-olah jutaan kisah itu telah menumpuk dan siap untuk ditumpahkan kepada saya. Sayapun menjadi pendengar yang baik seperti biasanya. Read the rest of this entry