Tag Archives: Love

You’ve Broken My Heart…

Standard

​​​Orang bilang ada dua sisi dari cinta. Sisi yang membahagiakan dan sisi yang menyakitkan. Keduanya, mau tidak mau pasti akan kita alami ibarat dalam satu paket. Mengapa? Karena pada prinsipnya setiap individu dan juga hubungannya dengan individu lain selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.Dan ketika itu melibatkan cinta, tentunya kelebihan dan kekurangan inilah yang menjadi penyebab dari timbulnya rasa sakit dan bahagia itu. 

Menyukai kelebihannya secara umum adalah perkara yang mudah. Dan juga menyenangkan. Tetapi saat harus menerima kekurangannya, biasanya hati kita mulai goyah. Dan mulai bertanya, “Apakah aku masih mencintainya?”. Lalu kita pun menjawab sendiri: “Masih!”. 

Ah!. Masak sih? Yakin?. Yakinkah kamu bahwa masih mencintainya dengan segenap perasaanmu? Setelah apa yang ia lakukan telah menghancurkan hatimu?. Remuk redam?. Entahlah. Hanya waktu yang tahu akan jawabannya…

Ini cerita tentang cintaku pada kucing. Tiga ekor kucing di rumah saya. Sungguh mati saya cinta pada kucing, dan kecintaan ini menurun ke anak-anak saya. Suami saya, yang awalnya pembenci kucing akhirnya luluh hatinya dan terpaksa menerina kenyataan jika kami harus tinggal bersama dengan beberapa ekor kucing liar yang diadopsi oleh anak saya. Eh…lama-lama dia juga ikut-ikutan sayang dan peduli pada kucing. Mungkin itulah yang disebut oleh orang Jawa sebagai “Witing tresno jalaran soko kulino”. 
Kucing-kucing itu sangat baik.Lucu dan menggemaskan. Juga sangat manja. Suka duduk di pangkuan. Kalau pagi suka memberikan salam dengan mengusap-usapkan pipinya ke kaki saya.  Tidak heran saya semakin sayang padanya. 

Tapi belakangan mereka melakukan beberapa perbuatan yang mengganggu. 

​​Ia menabrak pot bibit sayuran saya hingga terguling-guling hancur. ​Terseret hingga lebih dari 3 meter. Tentu saja tanahnya berserakan kemana-mana dan bibit sayuran itu sebagian besar rusak seketika. Aduuh…. hati saya berdarah-darah. 

Berikutnya ia meloncat dan menimpa box  tanaman bayam merah yang baru berumur satu hari. Pecahlah styrofoam penyangganya. Beberapa tanaman yang masih kecil itupun jadi nyemplung ke dalam air. Sangat mengenaskan.

Lalu ia bermain-main, kejar-kejaran dengan saudaranya. Dan ujung-ujungnya menginjak dan menghancurkan styrofoam box hidroponik tanaman kangkung saya. 

​Dan setelahnya ia masih  menghancurkan 6 buah lagi styrofoam  penutup boxes hidroponik saya yang berisi tanaman. 

You’ve broken my heart…

​Tapi bagaimana caranya mau marah?. Jika beberapa menit kemudian ia tidur terlelap sambil meringkuk memeluki ekornya seperti ini di dalam bak yang akan saya gunakan untuk hidroponik. 

​Aduuh kasihannya. Lelap seperti bayi kecil yang tak berdosa. Saya melihatnya dengan iba. Nafasnya mendengkur halus. Dadanya naik turun. Mahluk tak berdaya.Sayapun cuma bisa mengelus-elus kepalanya dengan sepenuh kasih sayang yang ada di hati saya.

Seketika rasa sedih akan hancurnya tanaman sayapun hilang menguap ke udara . “Ya sudahlah…” gumam saya dalam hati. 

Dimanakah batas antara benci dan cinta? 

Itulah yang ingin saya katakan. Bahwa cinta itu adalah satu paket kebahagiaan dan kenyataan pahit yang harus kita terima dengan ikhlas.  Ketika kita mencintai dengan tulus,  maka sebenarnya pada saat yang bersamaan kita telah berdamai dengan diri kita sendiri untuk menyukai kelebihannya,  sekaligus menerima dan memaafkan kekurangannya serta mengikhlaskan segala derita, rasa pedih dan kerugian yang kita alami akibat perbuatannya itu. 

Cerita Si Ulat Kupu-Kupu Jeruk.

Standard
Ulat Kupu-Kupu Jeruk

Ulat Kupu-Kupu Jeruk

Pagi hari ketika hendak berangkat kerja, sambil melintas saya melirik ke pohon jeruk purut yang saya letakkan di halaman depan. Ups! Kok daunnya pada habis ya? Padahal baru saja bersemi mengikuti musim hujan. Sayapun berbalik. Ingin tahu mengapa.

Oh rupanya ada ulat jeruk berwarna hijau di sana. Ukurannya sejari tengah saya. Waduww!. Lumayan gede juga ya. Saya mengamati ulat itu dari dekat. Warnanya hijau dengan sedikit motif berwarna coklat membuat ia sangat tersamar dengan daun jeruk di sekitarnya. Kamuflase yang baik. Ia diam saja. Tidak bergerak. Barangkali sudah kekenyangan setelah dengan rakusnya ia melahap daun jeruk saya.

Daun muda jeruk purut

Daun muda jeruk purut

Sekarang saya menyadari ternyata semua daun daun muda jeruk itu sudah dilahapnya habis. Hati saya menjadi sedih dan kesal sekali terhadap perbuatan ulat itu. Bagaimana tidak kesal, pohon Jeruk Purut adalah salah satu tanaman kesayangan saya.  Masih terbayang pucuk daun mudanya yang segar dan hijau kemerahan saat baru bersemi. Cantik dan membahagiakan hati setiap kali melihatnya. Kini tak ada bekasnya lagi. Ooh..sedihnya. Saya menarik nafas panjang dan dalam’dalam. Lalu menghembuskan kekecewaan saya ke udara. Bagaimana saya harus mengikhlaskannya?.

Kembali saya mengamati ulat berwarna hijau itu. Ia masih diam di tempatnya. Barangkali ia tidur. Saya menggumam dalam hati. Sebesar itu. Barangkali sebentar lagi ia akan mencapai pertumbuhan optimalnya. Setelah itu menggantung diri dan membungkus badannya dengan serat-serat dari liurnya, lalu menjadi kepompong. Ia akan memilih dahan yang kuat dan terlindung dari hujan dan angin serta aman dari gangguan mahluk hidup di sekitarnya.

Apa yang ia lakukan dalam selimut kepompongnya? Barangkali ia bersemadi. Melakukan refleksi dan penghayatan diri. Mendapatkan pencerahan dan kesadaran diri bahwa ia adalah bagian dari semesta yang maha besar dan maha luas. Ia memasrahkan dirinya pada mekanisme semesta dan mengikuti perubahan sesuai denyut dan hukum semesta. Jika harus berubah maka berubahlah ia. Laksana janin dalam kandungan ibu, yang memasrahkan diri pada proses ‘moulding’ kehidupan.  Tanpa pernah mempertanyakan bagaimanakah design cetakannya. Serta bagaimanakah kelak wujud, bentuk dan rupanya. Ulat itu hanya memasrahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Sang Maha Pencipta.  Setiap sel dalam tubuhnya bergerak dan menyusun formasi baru. Bertumbuh dan berkembanglah sayapnya. Dan iapun lahir kembali menghirup udara dunia menjadi mahluk baru yang disebut dengan Kupu kupu.

fb_img_1449823140234.jpgUlat ini akan menjadi Kupu kupu Jeruk (Papilio demoleus) yang sangat indah. Kupu-kupu berwarna krem dengan bercak bercak hitam dan sedikit usapan kuning dan jingga dengan bentuk serta kombinasi warna sayap yang luar biasa indah. Saya sangat menyukai Kupu kupu ini dan selalu senang setiap kali ia mampir dan menghiasi halaman rumah saya. Selain indah, kupu-kupu ini juga membantu saya melakukan penyerbukan bunga-bunga jeruk dan  tanaman lain milik saya. Sungguh saya sangat menyukai kupu-kupu.

Tiba-tiba masuk ke dalam pikiran saya. Mengapa saya menyukai kupu-kupunya tetapi tidak mau menyukai ulatnya? Bukankah ulat dan kupu-kupu itu satu paket?. Kupu kupu ada karena ada ulat sebelumnya. Ia adalah mahluk yang sama dengan sebelumnya yang bermetamorfosis. Ia merugikan saat menjadi ulat. Namun membayarkan kembali keuntungan berganda bagi pohon jeruk itu di kemudian hari ketika ia menjadi kupu kupu. Pertanyaan itu membuat jeda lalu lintas pikiran di kepala saya sejenak. Kosong dan hening.

Kekosongan yang jernih, yang memberi saya kesadaran bahwa segala sesuatu di alam ini memang sudah tersedia dalam satu paket yang meminta kita untuk menjalaninya dengan penuh totalitas. Jika kita menyukai kupu-kupu, tidaklah adil jika kita hanya menyukai keindahan kupu-kupunya tetapi membenci ulatnya. Karena kupu-kupu tak akan pernah ada jika tidak ada ulat. Demikian juga halnya dengan yang lain dalam kehidupan.

Tak bisa kita hanya menginginkan seuah kesuksesan jika kita tidak mau dan tidak suka berusaha keras.  Karena sukses tidak pernah datang jika kita tidak berusaha keras. Karena sukses dan usaha disediakan oleh kehidupan dalam satu paket.

Demikian juga ketika kita menginginkan kebahagiaan dan keharmonisan dalam sebuah hubungan. Nyaris tidak mungkin akan kita bisa dapatkan jika kita sendiri hanya ingin dimengerti namun tidak mau mengerti keadaan orang lain. Karena hubungan manusia sesungguhnya merupakan sebuah paket totalitas dalam memberi dan menerima.

Bahkan ketika engkau mencintai mahluk lain dalam hidupmu, cintailah ia dengan penuh totalitas. Bukan hanya ketika ia indah dan cemerlang laksana kupu-kupu engkau mencintainya. Tetapi juga ketika ia terlihat buruk rupa dan tak berdaya bagaikan ulat. Alam menyediakannya sebagai sebuah paket.

Ulat itu masih terdiam.  Saya menyentuhnya dengan ujung jari telunjuk saya. Rupanya ia terbangun dari tidurnya dan mulai bergerak perlahan. Saya senang melihatnya. Hati saya bahagia.

Semoga damai di hati, damai di bumi dan damai bagi seluruh alam semesta beserta sekalian mahluk hidup di dalamnya.

Menghilangkan Rasa Cemburu.

Standard

Tulisan ini masih dalam rangka memberi jawaban dan pendapat atas pertanyaan seorang keponakan tentang bagaimana caranya menghilangkan rasa cemburu.

Andani- Dahlia Merah Padam2Cinta dan cemburu sangat umum dianggap sebagai dua hal yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Dimana ada cinta, di sana cemburu datang menemani. Jika kita jatuh cinta pada seseorang, kemungkinan besar kita akan cemburu kepada orang lain yang juga pernah, sedang atau berpotensi jatuh cinta pada orang yang kita cintai itu.

Namun jika kita perhatikan dengan lebih cermat, cinta dan cemburu itu adalah dua hal yang sebenarnya sangat berbeda. Dan bahkan pada suatu titik bisa saling bertentangan satu sama lain. Contohnya:

–  Bagaimana rasanya jika kita mencintai ? Hati rasanya senang, bahagia, bawaannya riang, penuh tawa dan senyuman, semua beban terasa ringan, masa depan seolah terbuka lebar, langit terasa cerah dan sebagainya.

– Namun bagaimana rasanya cemburu? Sedih, sakit, marah, benci, iri, kesel, manyun, kemrungsung, mendung kelabu, dunia terasa sesak dan sempit dan sebagainya.

Nah lho?! Beda dan terbalik 180°.  Ya.. jelaslah bahwa cinta itu tidak sama dengan cemburu. Ia hanya menempel saja di situ. Ini adalah kesadaran pertama yang harus kita ingat baik-baik. Bahwa cinta dan cemburu itu adalah tidak sama!. Lalu mengapa mereka selalu bersama-sama? Dan darimana datangnya si cemburu itu?

Menurut pendapat saya,cemburu itu datangnya dari rasa ke”aku”an alias ego yang ada di dalam diri kita dan berkembang mengikuti perasaan cinta yang  ada di dalam hati kita. Ego yang tinggi mengakibatkan kita ingin memiliki dan menguasai hal-hal yang kita sukai. Termasuk orang yang kita cintai. Untuk memahaminya lebih lanjut, kita juga perlu mengingat-ingat kembali dan berusaha memahami mengapa kita jatuh cinta dan merasa terikat kepada seseorang? Mungkin karena salah satu atau gabungan dari beberapa hal yang ada di bawah ini?

– Fisik & Sexual? – misalnya kita menyukai wajahnya yang rupawan, bodynya yang sexy, kulitnya yang  exotis, dsb.

– Materi? – misalnya kita menyukainya karena ia anak orang kaya, duitnya banyak, pakaiannya keren, papanya jendral, ke kampus bawa mobil trend yang terkini?

– Emotional? -kita merasa ia sangat memahami perasaan kita,memberikan perhatian saat kita kesedihan, memberikan bantuan saat kita kesulitan, membuat kita tertawa, memuja kita dan membuat kita merasa tersanjung dsb.

-Skill & Intellegencia? -kita memujanya karena ia pintar, ia berbakat dan berprestasi. Kita menyukai gagasan-gagasannya, cara berpikirnya yang menurut kita yahud banget, pemikiran-pemikirannya yang brilliant, atau karya-karya seninya, dsb.

-Atau karena ikatan Spiritual? ia memberikan pencerahan, motivasi dan inspirasi bagi hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut Ketuhanan, ibadah, agama dan kasih sayang serta pelayanan terhadap sesama mahluk.

Mengapa kita perlu memahami ini? Karena akar cinta ini sangat erat kaitannya dengan keinginan  dan ego kita untuk menguasai si dia. Ketertarikan pada seseorang karena faktor fisik, materi dan emotional memicu rasa ego yang sangat jauh lebih tinggi dibandingkan  dengan jika kita jatuh cinta karena faktor skill & intelegencia ataupun karena faktor spiritual. Mengapa? Karena fisik, materi dan emotional  adalah tiga hal yang mungkin akan di’share’ oleh seseorang kepada orang lain. Memungkinkan si pencinta untuk berharap akan mendapatkan sebagian (atau banyak?) hal fisik, materi, perhatian yang dimiliki oleh orang yang dicintainya untuk bisa ia nikmati juga atau menjadi miliknya juga. Rasa ingin memiliki yang akhirnya berkembang serakah menjadi rasa “ingin memiliki sendiri”. Exclusively. Nggak mau orang lain ikut berbagi.Kita takut body sexynya dikuasai orang lain. Kita takut hartanya diberikan kepada orang lain. Kita takut perhatiannya diberikan kepada orang lain. Kita nggak mau orang lain juga diperhatikan. Kita  mau yang diperhatikan hanya diri kita  sendiri saja. Itulah ego. Ego yang memicu rasa cemburu.

Sedangkan dua hal yang belakangan – ketertarikan karena faktor Skill & Intellegencia dan faktor Spiritual, umumnya tidak terlalu banyak memancing ego untuk menguasai. Karena dua faktor itu jika memang benar kwalitasnya baik, akan tetap ada di situ dan tidak akan pernah berkurang, sekalipun dishare juga kepada orang lain. Jadi si pencinta tidak akan pernah merasakan cemburu sehebat apa yang dirasakan oleh orang yang mencinta karena 3 faktor yang sebelumnya (fisik, materi dan emotional).

Pada kenyataannya kita mungkin jatuh cinta pada seseorang karena gabungan dari beberapa faktor di atas. Misalnya,  ia bukan saja ganteng dan sexy, namun juga  seorang ketua senat yang sangat kharismatik dan romantis. Leadershipskill-nyatak perlu dipertanyakan lagi. Atau ia bukan saja cantik dan penuh perhatian serta keibuan, namun juga seorang yang sangat cerdas dan berprestasi. Gila! IP-nya empat!. Nah akhirnya sulit bagi kita untuk menggali darimana rasa cemburu itu datang. Namun kita tetap bisa menganalisanya dengan cukup baik, jika kita mau.

Lalu langkah apa yang harus kita lakukan, setelah kita tahu bagaimana asal muasal rasa cemburu, ego dan ingin menguasai itu datang?

1/. Berhenti menganggap bahwa orang yang kita cintai adalah milik kita. Dan mulai berpikir bahwa setiap orang adalah milik dirinya sendiri. Dan tak seorangpun berhak menguasai orang lain kecuali Sang Pencipta. Tidak kita. Tidak juga orang yang kita cemburui itu.

2/. Menyadari bahwa tidak ada yang perlu dipaksa dalam cinta. Biarkan saja seperti apa adanya. Kenapa? Karena jika memang cinta itu ada, maka ia tetap akan ada di situ. Seberapa jauhpun ia melangkah keliling dunia, cinta untuk kita akan tetap ada di hatinya. Atau seberapa lamapun waktu telah dilewatinya, cinta untuk kita juga akan tetap di situ. Dan selalu akan ada di situ hingga akhir jaman. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Mau ia katakan atau tidak, mau diakui atau tidak, ya tetap ada di situ.  Jadi tidak perlu mencemburui orang lain. Karena cintanya untuk kita tidak akan pernah berubah. Kalaupun ia share sedikit kepada orang lain dalam bentuk pertemanan, perhatian kecil dan sebagainya  – itu tidak akan menghilangkan rasa cintanya kepada kita juga. Jadi jangan dipikirkan.

Sebalikya jika cinta itu telah hilang, telah lewat atau tidak ada sama sekali, maka tak ada orang yang bisa memaksanya datang. Jika orang yang kita cintai ternyata  memilih orang lain dan bukan diri kita, ya  memang sudah jodohnya begitu. Memang ia berhak dicintai. Mengapa? Karena ia memberikan senyum, kebahagiaan, rasa senang, kata-kata yang sopan, memotivasi dan menyenangkan, dunia yang cerah dan sebagainya?

Sedangkan kita si pencemburu, apa yang kita berikan padanya? Kekesalan hati, wajah yang manyun, tidak bersahabat, kata-kata yang tidak menyenangkan dan atau mungkin menyakitkan ? Sangat wajar jika ia memilih orang lain yang memberikan hal yang lebih baik.  Jadi  segera bebaskanlah diri kita dari wajah yang manyun, senyum yang asam dan kata-kata buruk yang tidak menyenangkan itu.

Tak ada gunanya berkeras kepala memaksa orang untuk mencintai kita. Karena jikapun ia mau, maka ia hanya akan melakukannya karena merasa nggak enak hati, takut dibilang tidak bertanggung jawab, khawatir dibilang tidak setia,atau karena kasihan kepada kita. Namun sebenarnya ia memang tidak mencintai kita? Lalu apakah kita lebih menyukai cinta yang pura-pura? Cinta yang dipaksakan ada padahal sebenarnya tidak ada? Tentu kita tidak mau bukan?

Jadi sudahlah! Tidak usah marah-marah atau memaksa lagi. Terima kenyataan.Tidak perlu pula memaki atau melontarkan kegalauan hati kepadanya.Karena sesungguhnya iapun tidak mau berada di situasi itu.  Walaupun ia ingin mencintai, tapi ia memang tidak memiliki cinta untuk kita. Mau diapakan? Mau disuruh jungkir balikpun memang ia tidak punya cinta.  Ia tentu tidak bisa memaksa dirinya juga bukan?  Jadi kasihanilah dia. Bebaskan dia dari perasaan yang tidak nyaman terhadap kita. Biarkan ia bahagia dengan apa adanya.  Lalu bagaimana dengan kita?

Alihkan perhatian kepada hal-hal lain yang menyenangkan dan membuat kita tertawa bahagia.  Santai saja. Lanjutkan hidup kita dan temukan orang yang memang benar-benar mencintai kita.

Cintai seseorang dengan seluruh ketulusan hati dan jiwamu dan biarkan ia melakukan hal yang sama untukmu – jika ada.  Jika tidak ada? Menjomblo juga bukan pilihan buruk. Kadang-kadang juga malah lebih menyenangkan.  Dunia belum kiamat, bukan?.

Nikmati hidup yang ringan dan bahagia  tanpa dibebani rasa cemburu.

Itu pendapat saya. Ada yang ingin memberika tambahan ide?

Beginilah Cara Saya Mencintaimu…

Standard
Bangli, 2006

Bangli, 2006

Tanggal 24 Februari, lima tahun yang lalu, bapak saya I Made Gina Hadjana, meninggalkan kami semua. Menyusul kepergian ibu yang meninggalkan kami tujuh tahun sebelumnya. Bapak saya adalah sosok pria yang sangat saya kagumi. Dan saya yakin, beliaulah yang sebagian besar membentuk karakter saya hingga menjadi diri saya seperti saat ini.  Walaupun saya tahu bahwa beliau sekarang sudah tenang di alam sana dan terlepas dari ikatan dunia fana ini, entah kenapa sulit bagi saya untuk memaksa diri saya agar tidak meneteskan air mata saat mengenang kebersamaan kami yang sangat hangat. Kerinduan merayap ke hati saya. Read the rest of this entry

Bahasa Inggris Apa Bahasa Indonesia Yang Benar?

Standard

Andani - heart

Berkaitan dengan hari Valentine, banyak sekali kita lihat symbol cinta bertebaran di mana-mana. Tentu semua orang paham bahwa lambang cinta yang saya maksudkan adalah gambar  hati. Dimana-mana kita melihat lambang hati. Di wall facebook keponakan kita, di acara TV, di campaign produk remaja. Demikian juga pada barang-barang keperluan sehari-hari. Memang selalu seru membicarakan tentang cinta. Read the rest of this entry

Valentine: Cinta Adalah……???

Standard

Andani Cinta

Belakangan saya memperhatikan statistik pengunjung ke blog saya meningkat ke arah tulisan yang saya upload tahun lalu Hello Sayang, Selamat Hari Valentine Ya…”.  Oh, rupanya menjelang hari Valentine  ya. Pantes saja banyak yang search seputaran cinta dan valentine. Ada yang mencari cara untuk mengucapkan Selamat hari Valentine, ada yang mencari cara untuk membuat surprise di hari Valentine, ada yang sekedar iseng ingin mendengar kisah hari Valentine, dan sebagainya. Saya memikirkan sebuah search term  yang menarik “Cinta adalah…?” Read the rest of this entry

Love Is Monkey See And Monkey Do…

Standard

Bagi sebagian orang, menjalin hubungan dengan orang lain bukanlah hal yang mudah. Entah itu hubungan dengan sahabat, saudara maupun pasangan.  Ada yang mengatakan dirinya sulit  untuk memulai dekat dengan orang lain, namun begitu dekat maka biasanya ia akan bersahabat untuk jangka waktu yang sangat lama. Ada juga yang mengatakan bahwa dirinya cepat akrab dengan siapa saja namun cepat juga bubarnya. Head is easy, tail is harder to plan. Ada juga yang mengatakan sulit akrab dan sulit juga mempertahankan hubungan.  Dan ada juga yang mudah akrab dan sekaligus mampu mempertahankan hubungannya tetap abadi. Kelompok terakhir ini tentulah sangat skillful atau kalau tidak sangat beruntung. Read the rest of this entry

Care For Our Loved One…

Standard

Perasaan Bersalah &  Kepedulian Terhadap Orang Yang Kita Cintai.

Pulang kerja kemarin saya diundang untuk mengikuti acara jamuan makan malam kantor yang tak bisa saya hindarkan. Jamuan dilakukan di sebuah restaurant Jepang. Sebenarnya saya menyukai masakan Jepang. Saya pikir,seharusnya saya akan menyukai jamuan makan malam kali ini. Namun, karena acara  dilakukan setelah jam kantor, tentu saya akan pulang lebih malam dibanding biasanya.  Ini sedikit merepotkan saya kali ini, karena kebetulan acara jamuan dilakukan saat banyak orang masih belum pulang kembali dari libur Lebaran. Termasuk  asistent rumah tangga yang bekerja di rumah saya. Jadi, jika saya belum kembali ke rumah saat jam makan malam, tentu tidak ada orang yang akan menyiapkan masakan untuk anak-anak dan suami. Read the rest of this entry

Nyala Api Dan Pemantiknya.

Standard

Saya melihat sebuah pemantik api tergeletak di rak buku, ketika sedang berbenah. Saya coba nyalakan. Rupanya pemantik api itu sudah rusak. Maka sayapun membuangnya ke tempat sampah. Barangkali gas butana yang digunakan sebagai sumber energynya sudah habis.

Saat membuangnya ke tempat sampah, barulah untuk pertamakalinya saya memikirkan bagaimana sebuah pemantik api bekerja. Dan betapa pentingnya fungsi pemantik api itu dalam kehidupan kita sehari-hari.  Pemantik api kita nyalakan saat kita membutuhkan api. Api untuk untuk menyalakan lilin, menyalakan rokok bagi para perokok, membakar sampah, membuat bara guna membakar besi baja untuk membuat parang dan cangkul  dan sebagainya. Bahkan di dalam kompor dapur kitapun terdapat pemantik untuk menyalakan api yang dibutuhkan untuk memasak. Untuk setiap nyala api, selalu dibutuhkan pemantik. Read the rest of this entry

Cinta Yang Harus Diperjuangkan…

Standard

Ini kisah tentang La Kitty. Kucing jantan kesayangan anak saya. Ssebelumnya ia adalah seekor anak kucing liar.  Sejak kami adopsi saat masih sangat belia, La Kitty akhirnya tumbuh menjadi seekor kucing rumah yang baik dan sopan.  Saya masih ingat bagaimana ia mulai menarik hati anak saya untuk mengadopsinya. Bagaimana anak saya harus berjuang guna mendapatkan ijin ayahnya untuk mengadopsi La Kitty. Masalahnya, saya dan anak-anak saya adalah tergolong sebagai Ailurophiles (penyuka kucing), sedangkan suami saya adalah seorang Ailurophobes (pembenci kucing).  Memang sangat sulit untuk mencapai titik temunya. Namun dengan usahanya yang positive mengusir tikus yang sebelumnya banyak berkeliaran di halaman belakang rumah, akhirnya La Kitty berhasil memenangkan symphaty dan ijin suami saya untuk tetap tinggal di rumah. Read the rest of this entry