Tag Archives: Taman

Memperbanyak Tanaman Melati Air.

Standard
Melati Air

Hari Minggu adalah hari beberes tanaman. Karena hari itu saya punya waktu cukup banyak untuk diri saya dan tanaman saya.

Minggu ini saya beberes di halaman depan, memotong dan membuang daun daun Teratai, Melati Air, Calla Lily, pakis dan tanaman gantung lainnya yg menguning.

Yang menarik adalah tanaman Melati Air (Echinodorus palifolius), tanaman air yang bunganya berwarna putih bersih mirip melati, tetapi tentunya bukan keluarga Melati. Mahkota bunganya sangat halus dan agak transparant, sehingga kita bisa merasakan kelembutan dan jebersihan hanya dengan memandangnya saja sarinya berwarna kuning pucat dan menjadi rebutan serangga penghirup nektar seperti lebah, klanceng, kupu kupu dan bahkan semut.

Kali ini ia banyak sekali memiliki anakan yang tumbuh dari biji biji kering di batangnya. Biji biji kering hasil dari perbungaan beberapa bulan yang lalu itu tidak rontok jatuh ke tanah /ke air. Melainkan tetap menempel di tangkainya. Akibatnya ketika biji ini bersemai, maka anakan tanaman Melati Air ini pun tumbuh di tangkai bekas bunganya. Menarik bukan?.

Anakan Melati Air.

Dalam satu tangkai kita bisa menemukan belasan anakan tanamam Melati Air. Dan jika kita mau memperbanyaknya, tinggal kita stek, potong dan ambil anakannya lalu tancapkan pada media lumpur yang tersedia.

Menanam Melati Air

Anakan akan tumbuh dengan cepat menjadi tanaman Melati Air baru.

Serangan Kutu Putih Pada Kembang Sepatu.

Standard

Serangan Kupu Putih 1Kutu putih!  Belakangan ini  gerombolan kutu putih kembali  menyerang tanaman-tanaman di halaman rumah saya. Serangga berwarna putih yang punggungnya mirip undur-undur namun berwarna putih ini menyerang tanaman kembang sepatu hingga bunganya pada menciut, cacat dan bentuknya tak menentu. Tidak ada lagi bunga kembang sepatu indah yang mekar sumringah menyambut pagi. Semuanya tampak malu-malu dan mengkeret seolah-olah kurang percaya diri untuk tampil.  Semua kepercyaan dirinya telah dirampas oleh kutu putih.

Kutu putih atau yang disebut juga dengan mealybugs  mengisap tanaman dengan cara yang sangat merusak. Sungguh kasihan saya melihat tanaman-tanaman itu.  Selain itu serangga ini juga rupanya vektor dari virus kuning yang menyebabkan kuning daun di usia muda.

Sebenarnya ini bukan serangan yang pertama kalinya. Beberapa tahun yang lalu, serangga ini pernah juga menyerang tanaman-tanaman saya dengan sangat ganas.  Yang menjadi korban saat  itu selainkembang sepatu juga tanaman frangipani, jatropha, hingga morning glory. Semuanya diserangnya  tanpa ampun. Saya coba basmi dengan menggunakan air sabun,namun ternyata kurang efektif.  Saya coba cara  manual,menyikatnya satu persatu , ternyata juga sangat tidak praktis dan memakan waktu. Hilang satu tumbuh seribu. Sangat susah dibasmi, karena saya juga tidak mau menggunakan diazinone maupun insektisida lain untuk membasmi hama tanaman itu. Selain khawatir akan kemananan anak saya – takutnya anak-anak bermain di sekitar tanaman, juga saya khawatir banyak burung dan serangga lain yang tak berdosa ikut kena musibah racun serangga ini. Setelah lama berpikir, akhirnya saya memutuskan untuk memangkasnya pada bagian yang terserang hama lalu membiarkan daun-daun barunya tumbuh kembali.  Dan ternyata, saya bisa memulihkan kesehatan tanaman-tanaman itu kembali tanpa perlu menggunakan pestisida. Namun semuanya memang butuh kesabaran.

Tahun ini saya mendapat kunjungan kembali dari gerombolan kutu putih ini.  Dan kemungkinan saya harus dengan tega memangkas tanaman-tanaman saya kembali.  Apa boleh buat!! Terkadang kita terpaksa harus memotong sebuah jari tangan kita yang membusuk untuk menyelamatkan empat jari lainnya yang masih sehat.

Violces Ibu Mertuaku.

Standard

Violces 3Ada dua hal yang selalu mengingatkan saya akan Ibu mertua saya. Yakni Rajutan dan  Bunga Violces. Mengapa bunga Violces? Karena ketika kami baru menikah dan suami saya sering mengajak saya pulang ke rumahnya, saya melihat ibu mertua saya menyiram,membersihkan daun-daun violces ini dan menggeser-geser potnya di teras depan. Sebagai mantu baru, sayapun ikut berjongkok membantu ibu mertua saya melakukan aktifitas hariannya itu. Saya ingat ada belasan atau puluhan pot-pot kecil dengan bunga-bunga Violces berwarna-warni yang dipelihara. Ada yang berbunga ungu, biru, pink,putih, pink tua dan sebagainya. Ada yang mahota bunganya polos selapis, ada juga yang berlapis. Jenis daunnya ada yang kecil dan ada yang sedikit lebih lebar. Ada yang polos, ada yang kelihatan berkerut, ada yang agak bertulang. Namun semuanya terlihat indah. Lebih sering trelihat berbunga banyak dibanding tidak berbunga. Selama bertahun-tahun  pemandangan Violces berbunga ini menghiasi teras depan, sehingga saya hapal. Read the rest of this entry

Lili Paris – Border Taman Dan Focus Spot.

Standard

Andani - Lily ParisJika kita memandang sebuah halaman dengan taman yang terlihat indah, tentu kita tahu bahwa keindahan itu diciptakan oleh komposisi tanaman yang berada di dalamnya selain oleh design dan konsep dari taman itu sendiri. Dan tentunya kita pun tahu, bahwa element tanaman yang memperindah taman, bukan saja tanaman hias berbunga namun juga tanaman hias daun.  Salah satu tanaman hias daun yang sangat saya sukai adalah dari keluarga Chlorophytum sp yang di Indonesia umumnya disebut dengan Lili Paris atau Lili Siam. Beberapa tukang tanaman ada juga yang menyebutnya dengan nama Spider Lily (untuk jenis yang memiliki stolon atau geragih yang menjuntai, sehingga ditanam pada pot gantung jadinya memang mirip laba-laba berkaki banyak) atau Rumput laxum (untuk jenis yang ditanam di tanah tanpa stolon). Read the rest of this entry

Zinnia, Si Pemikat Kupu-Kupu Yang Paling Sukses.

Standard
Zinnia, Si Pemikat Kupu-Kupu Yang Paling Sukses.

Saya membaca di ‘Search  Engine Terms’ di blog saya,  seseorang sedang mencari informasi tentang  “jenis bunga apa yang paling disukai kupu-kupu?”.  Rasanya saya tahu jawabannya. Mungkin agak sedikit sok tahu, karena saya memang bukan ahli kupu-kupu,. Tapi setidaknya saya yakin  akan jawaban saya, berdasarkan pengamatan  yang saya lakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang terhadap mahluk cantik ini. Karena kebetulan,  kupu-kupu dan bunga adalah dua hal yang paling menarik perhatian saya. Read the rest of this entry

Kadaka, Si Pakis Sarang Burung.

Standard

Pakis Sarang Burung! Siapa yang tidak jatuh hati melihat tanaman berbentuk mangkuk sarang burung ini?

Pakis Sarang Burung atau Kadaka  (Asplenium nidus) atau Bird’s Nest Fern adalah salah satu tanaman pakis-pakisan (fern) dari orde lama yang dipelihara sejak jaman orang tua kita hingga saat ini sebagai penghias taman rumah, baik ditempatkan di dalam pot maupun ditempelkan di batang tanaman penaung halaman. Tanaman ini disukai karena bentuk keseluruhan tanaman yang membentuk mangkuk mirip sarang burung. Bentuk mangkuk ini adalah akibat pertumbuhan daunnya ke segala arah  yang muncul dari pusat batang yang pipih dan tidak bertambah tinggi.

Bentuk mangkuk penuh akan didapatkan apabila tanaman diletakkan pada pot atau cekungan batu, dimana daun pakis tidak memiliki halangan fisik untuk tumbuh ke segala arah. Sedangkan bentuk setengah mangkuk akan didapatkan jika tanaman dibiarkan tumbuh di pohon penaung atau ditempelkan di tembok. Namun, dimanapun ia ditempatkan, pakis ini selalu tampak menarik. Sesuai namanya dan juga karena bentuknya yang mengundang, tidak jarang kita temukan ada burung atau ayam kampung yang memang benar-benar menjadikan pakis ini sebagai sarangnya.

Pakis sarang burung sebenarnya memiliki berjenis jenis variant yang bisa dibedakan dari bentuk dan ukuran daunnya. Ada yang bberbentuk lebar lurus dan besar, ada yang halus dan keriting, ada yang bentuknya seperti tercabik-cabik, ada yang ikal berantakan dan sebagainya. Namun yang paling umum kita temukan tumbuh liar di pepohonan di Indonesia adalah yang berdaun lebar dan lurus. Jenis ini juga yang telah menghiasi halaman-halaman rumah selama bertahun-tahun.

Pakis Sarang Burung sebanarnya cukup mudah dipelihara. Ikuti saja kebiasaan hidupnya di alam bebas. Letakkan di bawah pohon, dimana tanaman ini cukup mendapatkan sinar matahari untuk pertumbuhannya tanpa berlebihan. Jangan menempatkannya langsung terpapar terik matahari karena akan mudah terbakar dan gosong. Untuk pertumbuhan yang terbaik, bisa kita berikan remah remah batang pakis aji atau sabut kelapa atau remah humus lainnya.

Related articles:

https://nimadesriandani.wordpress.com/2011/03/19/wild-fern-memelihara-pakis-liar-mengapa-tidak/

https://nimadesriandani.wordpress.com/2010/12/11/fern-the-most-beautiful-leaves-ever/

https://nimadesriandani.wordpress.com/2011/01/30/pakis-sayuran-yang-konon-mengantarkan-kemenangan-majapahit-atas-kerajaan-bali/

Hydrangea, Si Bunga Pecah Seribu.

Standard

Jika kita menyempatkan diri untuk berjalan –jalan  ke pasar traditional di  Bali, terutama  pada musim hari raya (Galungan, Kuningan), maka kita akan menemukan banyak sekali jenis bunga-bungaan yang dijajakan secara masal oleh para padagang. Selain bunga mitir (marigold), pancar galuh (balsamia), bunga kasna (edelweiss- di pasar-pasar  pegunungan) dan  kamboja (plumeria/frangipani), kita juga masih melihat ada  jenis bunga massal lainnya yang biasa disebut oleh penduduk local sebagai  bunga pecah seribu.

Bunga Pecah Seribu (Hydrangea), umumnya berwarna biru sehingga dipergunakan dalam persembahyangan dalam menghormati  Dewa Wishnu, yakni sinar suci dari Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsinya sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta beserta mahluk dan segala isinya. Dengan melihat tampilan bunga yang cantik ini, maka dengan mudah kita akan mengerti bagaimana bunga ini mendapatkan namanya. Dari jauh kita melihat bunga ini sebagai sekuntum bunga biru yang besar, namun jika kita dekati, ternyata terdiri atas banyak sekali kuntum bunga kecil kecil berwarna biru dan setiap kuntumnya terdiri atas pecahan kelopak kelopak bunga kecil yang akhirnya membuat kiat sepakat untuk menyebutnya sebagai Bunga Pecah Seribu.

Sebenarnya Bunga Pecah seribu bisa kita temukan dalam 3 variant warna, yakni Biru, Putih dan Pink. Dan setiap variant warna inipun sebenarnya punya variasi lagi. Misalnya Pecah Seribu variant biru, memiliki beberapa gradasi warna, mulai dari biru yang sangat kinclong, hingga biru pucat mendekati putih. Demikian juga  yang variant pink. Mulai dari warna pink yang kuat hingga pink yang pudar.  Saya pernah mendapatkan penjelasan dari ayah saya, bahwa warna Bunga Pecah Seribu yang biru pucat bisa kita per’kinclong’ warna birunya dengan menancapkan paku (besi/aluminium) di dekat akarnya. Ketika saya coba mempraktekkan advise ayah saya,  wah benar saja ..warna biru bunga ini memang semakin kuat dan cemerlang.

Beberapa tahun kemudian barulah saya mengerti dari buku dan ngobrol ngobrol dengan seorang penjaga di toko tanaman yang terkenal bahwa pigment pada bunga Hydrangea dapat dikontrol dengan cara mengatur keasaman tanahnya. Bunga Hydrangea yang biru rupanya muncul dari tanah yang berpH asam, sedangkan  yang pink muncul dari tanah yang ber pH basa. Jadi, sebenarnya ada beberapa bahan yang lebih tepat digunakan jika kita ingin mengatur warna bunga Hydrangea ini. Misalnya menambahkan Aluminium Sulphate pada tanah untuk mendapakan biru atau tambahkan kapur untuk membuat tanah menjadi lebih basa agar mendapatkan warna pink. Namun terus terang saya belum pernah mencoba mempraktekan hal  ini.

 

Related articles:

https://nimadesriandani.wordpress.com/2011/06/05/bakung-biru-pencipta-nuansa-teduh-di-halaman/

https://nimadesriandani.wordpress.com/2010/12/12/254/

https://nimadesriandani.wordpress.com/photo-gallery/tropical-flowers/

 

Dan Azalea-pun Berwarna-warni..

Standard

Ada sebuah restaurant yang selalu menarik hati saya dan anak-anak untuk selalu datang dan datang lagi. Bukan saja karena masakannya yang enak dengan harga yang ‘reasonable’, namun lebih karena tempatnya yang menyenangkan buat anak-anak bermain dan restoran itu penuh ditanami dengan bunga-bunga indah yang biasa kita temukan di kota dingin. Sebagai salah seorang pencinta tanaman hias, tentu saja tempat ini menjadi sangat menarik buat saya.

Salah satu bunga yang saya lihat sangat menarik didisplay di sana adalah Azalea yang berwarna warni. Azalea sebenarnya perdu yang jarang bisa kita temukan di daerah tropis. Namun  di Indonesia terkadang bisa kita temukan di daerah daerah dingin. Sepintas lalu, saya juga pernah melihat tanaman ini dijajakan oleh tukang kembang  di Jakarta, namun saya tak jelas apakah  tanaman ini bisa berbunga selayaknya atau tidak jika kita pelihara di rumah.  Saya tidak sempat membeli tanaman ini karena keesokan harinya ketika saya melintas di sana kembali, tanaman itu sudah tidak ada lagi. Mungkin sudah laku.  Bunga yang aslinya berupa semak dari jenis Rhododendron ini , memang memiliki keistimewaan karena ukuran bunganya yang besar dan sangat memikat mata.

Semak Azalea ini umumnya ditanam di dekat pohon penaung, atau jika di dalam pot umum diletakkan di teras rumah  karena tidak begitu menyukai sinar matahari. Jika ditanam di tanah, semak bisa cukup tinggi seukuran tinggi pria dewasa, namun kecantikannya lebih terlihat lagi jika ditanam di dalam pot.

Saya perhatikan kebanyakan bunganya muncul tunggal dalam tangkainya yang kecil, namun karena ukuran mahkota bunganya yang besar, kadang terlihat bergerombol cukup padat di sebuah rantingnya. Saya membayangkan betapa akan terlihat indah dan sumringahnya sebuah halaman rumah di sebuah kota dingin yang ditanami semak  semak rhododendron ini.

 

 

 

Bunga ada yang selapis, namun ada juga yang berlapis ganda. Sama cantiknya. Tentu saja yang berbunga selapis lebih menonjolkan kecantikan dan motifnya sebagai individu, sedangkan yang berlapis ganda lebih menonjolkan sisi kehalusan dan kekompakan warnanya. Beberapa variant dari Azalea ini memiliki  mahkota bunga yang bermotif bintik menawan.

 

 

 

Azalea memiliki variant yang berbunga  pink berbagai jenis (mulai dari pink pucat, pink penuh hingga pink pekat), putih, merah dan jingga.

Impatiens… Si Kembang Pacar Air

Standard

Bagi yang hobby jalan-jalan menyusuri alam ataupun ke pedesaan, mungkin ada yang pernah memperhatikan bunga bunga cantik yang bermekaran di pinggir kolam atau bahkan di pinggir got? Banyak yang bertanya-tanya, bunga apakah itu dan mengapa ia tumbuh sedemikian mudah tanpa perlu perawatan di alam liar?

Bunga itu bernama Kembang Pacar Air atau bila di tukang bunga, namanya berubah menjadi Impatiens. Bernama Impatiens, barangkali karena tukang bunga yang membiakkannya dari biji yang dibeli di toko (biasanya imported) membacanya dari nama yang tertulis di kemasan bijinya tanpa pernah tahu namanya dalam bahasa Indonesia. Tanaman ini sangat serupa dengan tanaman Balsam atau apa yang dikenal di Indonesia dengan nama Bunga Pacar Cina, atau Bunga Pancar Galuh.

Bunganya berwarna warni dan sangat mudah tumbuh sepanjang tanah tempatnya tumbuh mengandung banyak humus. Sangat cocok ditanam untuk menghiasi pinggiran kolam, atau di tanah dekat teratapan air. Karena sesuai dengan namanya Kembang Pacar Air, tanaman ini sangat menyukai air.

Menanamnya sangat mudah, kita cukup mengambil biji-bijinya yang sudah tua (anak-anak biasanya sangat suka memetik buah tanaman ini, karena bila buahnya yang tua disentuh sedikit saja, langsung meledak, bijinya keluar dan kulit buahnya bergulung dengan cepat. Salah satu mekanisme penyebaran biji alami yang sangat baik.  Biji-biji langsung ditabur di tanah yang berhumus, dalam beberapa hari kita akan bisa melihat banyak anakan yang tumbuh.

Kita langsung bisa memindahkan anakan  yang sudah memiliki  4-5 lembar daun dengan aman ke tempat yang kita inginkan yang sebelumnya telah diberi humus. Pastikan tanaman ini mendapatkan air yang cukup, namun jangan sampai tergenang untuk menghindari busuk batang.

Beberapa jenis Impatiens sebenarnya juga bisa kita tanam dengan cara memisahkan batangnya yang memiliki sedikit akar udara (akar udara kadang-kadang bisa kita temukan di pangkal cabang tanaman ini. Saya pernah mencobanya beberapa kali dan berhasil.

Tumbuhan ini cepat berbunga.Dalam hitungan kurang dari sebulanpun kadang telah mampu berbunga.Bunganya cukup indah dan meriah. Berwarna warni, mulai dari merah, jingga, merah tua, lembayung, merah muda, jingga pucat (peach), pink pucat dan beberapa tahun yang lalu pun saya pernah sempat memiliki yang berwarna putih. Warna warni yang cerah dari bunga pacar air ini mengundang banyak kupu-kupu datang, sehingga bagi penggemar kupu-kup, menanam tanaman ini sangatlah menguntungkan.

Impatiens juga sangat baik di tanam bersama tanaman hias lainnya atau dikombinasi dengan ornament hiasan taman lainnya. Saya melihat bagaimana rumpun impatiens yang berwarna warni ini sangat cantik  bersama sebuah patung angsa digunakan untuk menghias taman sebuah restaurant ikan di daerah Sukabumi.

Cosmos.. Bunga Kenikir Yang Mencerahkan Hari

Standard

Kenikir. Siapa yang tak kenal tanaman Kenikir?  Kenikir atau  Cosmos (Cosmos Sulphureus – merujuk pada Kenikir Kuning) atau di Bali tanaman ini disebut dengan Mitir Jawa (tak jelas, siapa yang pertama kali datang membawa tanaman ini dari Jawa), adalah tanaman yang umum dipelihara di pekarangan rumah baik untuk dinikmati bunganya, maupun untuk dimanfaatkan daunnya sebagai sayuran (biasanya untuk sayur urap). Tanaman ini berumur hanya beberapa bulan. Tumbuh dengan cukup cepat, berbunga, berbiji lalu tua dan mati. Jadi yang perlu kita lakukan adalah memanen dengan segera biji-bijinya yang telah matang ( berwana hitam dan berbentuk jarum tidak tajam) sebelum tanaman yang tua kita cabut dan buang. Read the rest of this entry