Untuk urusan kucing, menurut para ahli di dunia ini manusia dibagi menjadi 2 jenis yakni  mereka yang  Penggemar Kucing (Ailurophiles) dan Pembenci  Kucing (Ailurophobes). Kita memang tidak bisa memaksakan grup Pembenci Kucing ini agar menyukai kucing. Apa boleh buat.Namun bagi para penggemar, memelihara kucing adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Banyak diantaranya bahkan yang ingin dan bersedia mengadopsi kucing liar yang kebetulan masuk ke rumah, atau ditemui di jalan.

Wlaaupun kita sendiri barangkali tidak menyukai kucing, namun terkadang anak  kita ingin mengadopis kucing liar. Bagaimana sebaiknya kita memilih kucing liar yang akan kita adopsi ? Sebagai orang tua tentu  kita akan merasa agak  bingung.  

Memilih kucing liar yang sehat dan baik.

Walaupun secara umum kucing liar terlihat kotor dan tak terurus, namun sebenarnya banyak juga yang terlihat cukup sehat, gendut dan bersih.

1.       Bulu Kucing.

Bulu kucing liar yang sehat umumnya lembut dan mengkilap serta tidak bergumpal/kusut. Karena biarpun tidak ada yang merawat, sebenarnya secara berkala kucing suka membersihkan dirinya dengan cara menjilat kaki dan bulunya yang dapat ia jangkau. Kita perlu memastikan bahwa kucing ini tidak memiliki kutu atau pinjal pada bulunya, terutama bila kita tahu anak kita akan menggendongnya sekali sekali. Beberapa anak yang memiliki kecenderungan alergi terhadap debu atau sari bunga, kadang juga cenderung alergi terhadap bulu kucing. Namun secara umum, anak yang sehat tidak akan memiliki masalah dengan bulu kucing.

2.       Telinga, Mata & Hidung Kucing.

Pastikan telinga, mata & hidung kucing  liar itu juga tidak terlalu kotor dan tidak mengalami luka. Kalau kita tahu kucing mengalami luka akibat kena cakar saingannya saat berebut makanan, mungkin kita bisa bantu dengan mengoleskan obat merah. Hidung kucing biasanya selalu basah.

3.       Mulut dan Gigi Kucing.

Kucing liar yang sehat memiliki mulut  yang berwarna pink dan gigi yang putih.

4.       Anus Kucing.

Pastikan  bagian belakang kucing bersih dan  tidak ada tanda bahwa kucing sedang kena diare.

Tanda-tanda fisik itu bisa kita lihat sepintas sebelum kita bisa mengatakan bahwa kucing liar itu aman bagi anak kita untuk diajak bermain.

 

Memancing kucing untuk  rajin datang cukup dengan memberinya makanan yang ia sukai. Karena kita tahu kucing adalah hewan carnivore, maka makanan rumah yang paling disukainya adalah ikan dan daging. Bekas makanan kita yang masih memiliki sisa tulang ikan/ ayam dsb juga merupakan makanan kesukaan kucing.

Jika kucing liar baru pertama kali datang ke rumah, sebaiknya larang anak untuk langsung menggendongnya.  Karena kucing liar umumnya sangat waspada dan pencuriga. Jika anak-anak kurang hati-hati dan main paksa karena gemas, kucing liar bisa menunjukkan ketidak senangannya dengan mencakar anak kita. Pastikan kucing liar itu telah bertandang 2-3 x sebelum  anak kita kasih kesempatan untuk menyentuh atau menggendongnya. Ajarkan anak cara menggendong kucing yang benar dengan cara menyokong keseluruhan badan kucing agar ia tidak melorot dan meronta.

Berikan nama pada kucing liar  dengan cara memanggilnya dengan lembut misalnya “Pus… Puspita!”. Ulangi berkali kali  dan setiap kali ia datang, sehingga kucing tahu bahwa itu adalah namanya.

Jangan paksa kucing liar untuk tetap tinggal di rumah  jika ia mau pergi. Karena ia memang bukan milik kita. Biarkan ia kembali ke lam bebas dan mampir ke rumah kita kapan ia merasa perlu mampir.

6 responses »

  1. aku pengen punya kucing, tp ga dibolehin sama mama soalnya banyak kutu, kata mamaku. di atap rumahku tinggal induk kucing bersama anaknya 3, lucu…. banget. setiap sore aku melihat mereka, kadang2 aku suka mengganggunya sih hehehe…. 🙂

    Like

Leave a comment