BUKAN WARGA

Standard

Pagi-pagi Mbak yang bekerja di rumah cerita pada saya, jika pohon kelengkeng yang tumbuh di halaman depan Posko Warga, batangnya patah dan tumbang gegara hujan angin semalam.

“Oh ya?”. Berarti saya tidur terlalu lelap semalam, hingga tak sadar ada hujan angin dahsyat yang bisa menumbangkan pohon.

“Padahal buahnya lagi lebat ya?”, sesal saya. Ingat kapan hari lewat di situ, buahnya tampak banyak dan sudah besar-besar, walaupun mungkin belum matang saat itu. Tentu sebentar lagi pasti ranum.

“Ya. Di sini yang beruntung selalu Tukang Sapu” katanya. Saya tertawa. Di perumahan ini ada beberapa orang tukang sapu yang bekerja memelihara taman dan jalanan serta fasilitas umum lain.

Tentu saja. Karena ia yang datang pagi-pagi, menemukan ada banyak buah jatuh di areal fasilitas umum untuk warga, ya dia ambillah. Masuk akal. Setahu saya memang tidak ada larangan untuk mengambil buah di fasilitas umum sepanjang tidak merusak. Beberapa kali saya lihat, Tukang Sapu mengambil buah sukun, rambutan, jambu kelengkeng, mangga, nangka yang tumbuh di fasilitas umum perumahan. Kadang-kadang warga yang lain juga mengambil.

“Pernah supirnya Bapak yang di depan itu ngambil rambutan di taman, dimarahi tukang sapu. Padahal cuma satu biji, Bu” katanya.

“Oh kenapa?” Tanya saya heran. Kan rambutan itu ditanam oleh pihak developer di taman perumahan yang merupakan fasilitas umum perumahan dan diperuntukkan bagi warga. Siapa saja warga di sini boleh mengambil jika mau dan jika ada tentunya 😀.

“Tapi kata Tukang Sapu supir itu tidak boleh mengambil, karena dia bukan warga” jelasnya.

Kenapa Supir itu dianggap bukan warga di sini ? Ooh, karena Supir itu tidak tinggal di perumahan ini. Ia hanya bekerja di sini, tetapi pulang pergi.

“Sama seperti saya, Bu. Kerja pulang pergi ke rumah Ibu di sini, tapi tidak menginap. Bukan warga. Jadi tidak boleh mengambil buah-buahan di taman”

Sebentar dulu ….

“Lha, tukang sapu itu, bukannya juga kerja pulang pergi saja dan tidak menginap di perumahan ya ? Bukan warga juga kan? Berarti tidak boleh mengambil juga? Tapi mengapa dia mengambil ? “

“Ya Bu. Dia bilang begitu, agar dia sendiri yang bawa pulang” katanya.

Ah! Dunia aneh-aneh saja. Mengapa ada orang yang mengaku lebih punya hak daripada orang lain, padahal diapun sebenarnya tidak punya hak. Sementara yang punya hak diam saja 🤣🤣🤣

Leave a comment