Monthly Archives: January 2011

Pakis.. Sayuran Yang Konon Mengantarkan Kemenangan Majapahit atas Kerajaan Bali.

Standard

Pakis atau di beberapa tempat disebut dengan Paku, merupakan tanaman yang umum kita temukan di pinggir sungai dan pagar-pagar tegalan. Beberapa jenis pakis ini bisa dimakan. Jenis yang antara lain umum dimakan ini di Bali dikenal dengan sebutan Paku Jukut. Sejak jaman dulu nenek moyang kita memanfaatkannya sebagai bahan sayur mayur utama yang tinggal petik, tanpa ada usaha untuk membudidayakannya. Namun belakangan, karena tidak ada yang memperhatikannya dengan serius, pakis mulai jarang kita temukan di pasaran, terutama di kota-kota besar, walaupun jika kita bertandang ke pelosok-pelosok desa di negeri ini, sayur pakis masih cukup umum disajikan. Di kota besar, kalaupun terkadang masih bisa kita temukan di kota besar harganya mencapai 2x lipat sayuran biasa (kangkung, bayam, dsb). Beberapa rumah makan padang, saya temukan juga terkadang masih menyajikannya. Read the rest of this entry

Aquamarine, Calms The Mind…

Standard

Salah satu permata yang menarik warnanya untuk dipakai sebagai perhiasan sehari-hari adalah Aquamarine. Warnanya biru teduh, beragam dari biru kehijauan mirip refleksi air laut di siang hari hingga biru terang mirip langit di atas laut yang tenang. Kebanyakan berwarna biru dan bening, walaupun konon ada juga yang opaque. Semuanya mengingatkan kita akan hamparan air  biru yang luas.  Mungkin itu sebabnya ia disebut Aquamarine.

Menurut kata ahli, batuan ini masuk ke dalam golongan Beryl, dengan tingkat kekerasan 7-8.  Di pasaran kita bisa menemukan Aquamarine dengan potongan beragam, mulai dari Cabochon (diasah berbentuk setengah bola), Octagonal step cut maupun Brilliant cut. Negara penghasilnya adalah Brazil, India, Pakistan, Afganistan, Madagascar dan Nigeria.

Memandang warna Aqumarine yang teduh,  banyak  orang  merasakan ketenangan, merasakan stress yang berkurang  dan merasakan kedamaian pikiran. Konon warna teduh Aquamarine ini bekerja dengan cara memfiltrasi pikiran-pikiran negative atau pikiran yang lelah, sehingga menjadi lebih bersih dan bebas dari kebingungan. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa energy dari Aquamarine dapat melindungi aura dan menyeimbangkan chakra. Terlepas dari benar tidaknya, namun Aquamarine tetap merupakan permata yang sangat menarik untuk dijadikan perhiasan, baik untuk sehari-hari di rumah, untuk ke kantor maupun ke pesta, sesuai dengan designya Walaupun terlihat sangat indah & wah jika dipadu dengan logam emas yang berwarna kuning, namun warna Aquamarine yang biru keluar dengan sangat cantik jika dipasang pada logam yang berwarna putih, misalnya perak, ataupun emas putih.

Nyebur! Agar Bisa Berenang..

Standard

Bisa berenang adalah salah satu keinginan saya yang amat sangat sulit bisa saya realisasikan. Saya benar-benar tidak menguasai teorinya sehingga entah mengapa saya selalu merasa badan saya yang memang kelebihan berat ini,  menjadi terlalu berat untuk mengapung di air. Tiap kali berusaha berenang, ada saja yang saya keluhkan. Telinga kemasukan air, pantat yang berat, hidung pengap, dan lain-lain. Saya sendiri tak habis pikir, mengapa hal ini bisa terjadi pada saya, padahal kampung halaman saya ada di tepi danau Batur yang luas. Belakangan ini, barulah saya sadar, ternyata itu adalah akibat faktor keberanian yang kurang dalam diri saya. Kurang berani menghadapi air atau dalam istilahnya kurang berani ‘nyebur’ .

Dengan sangat niat, beberapa tahun yang lalu saya berusaha mencari guru renang yang bisa mengajari saya dengan baik. Setelah nongkrong beberapa saat di kolam renang dekat rumah, maka berhasillah saya bertemu dengan seorang wanita setengah baya yang berprofesi sebagai guru renang buat anak-anak sekolah. Saya sebut saja ia guru saya. Kami lalu mengobrol di tepi kolam dan saya mulai menanyakan beberapa hal agar bisa merasa nyaman dalam air. Menanggapi pertanyaan saya yang bertubi-tubi, guru saya hanya terdiam dan masuk ke dalam air, lalu dari dalam kolam berteriak “ Nyebuuurr!!”. Mau tidak mau saya masuk ke dalam air. Di sana lalu guru saya melatih saya untuk mengatur nafas dan menyelam, memasukkan kepala saya di dalam air serta melihat ke dasar kolam renang. Setelah itu ia mengajarkan cara menggerakkan kaki dan tangan agar bisa bergerak maju. Demikian setiap hari ia mengajari saya, dan uniknya tiap kali saya tiba di kolam renang, ia selalu berteriak kepada saya dari dalam kolam “Nyebuuurrr!!!” agar saya mulai masuk ke dalam air.

Entah kemana gerangan guru renang saya itu sekarang pergi, saya tak pernah melihatnya mengajar di kolam renang dekat rumah saya lagi. Mungkin kontraknya dengan manajemen kolam renang telah berakhir. Namun teriakannya untuk nyebur ke air, selalu saya kenang dalam ingatan saya karena menekankan kepada setiap orang, bahwa kalau mau bisa berenang harus nyebur dulu ke air, yang saya rasa sangat valid. Berenang tak bisa dipelajari hanya dengan belajar theory dari buku. Atau dengan duduk-duduk saja di tepi kolam renang, tanpa berani melakukan ancang-ancang untuk nyebur dan mencoba semua theory itu di air. Teriakannya itupun saya rasa juga valid dalam aspek kehidupan kita yang lain.

Saya jadi teringat pada salah seorang saudara yang bercita-cita memiliki usaha sendiri. Apa saja, yang penting usaha sendiri dan tidak bekerja pada orang lain. Setiap hari ia memikirkan cita-cita indahnya itu. Duduk di dekat  salah satu tiang Bale sambil merokok dan mereka-reka impiannya. Hari demi hari lewat berganti minggu, bulan dan tahun. Tidak ada yang terjadi. Ia tetap bekerja pada lembaga lain untuk menyangga hidupnya. Saya tidak tahu, bagaimana ia akan melaksanakan cita-citanya itu. Lalu saya sarankan padanya, kalau memang serius untuk berusaha sendiri, mengapa tidak mulai dulu dari sesuatu yang kecil? Misalnya dengan sebuah mesin fotokopi karena kebetulan rumah berlokasi dekat daerah perkantoran dan sekolah/universitas. Kelihatan ia tidak tertarik akan saran saya. Ia menginginkan sesuatu yang lebih besar dan lebih menjanjikan. Namun tahun terus berganti dan tetap tak ada sesuatu yang terjadi. Ia tak pernah berhasil merealisasikan cita-citanya. Ia tidak berani nyebur! Hingga pada suatu saat terjadi gejolak di lembaga tempatnya bekerja dan ia merasakan ketidak pastian yang mengancam. Keadaan itu memaksanya untuk meninjau ulang lagi pikiran dan keberaniannya. Maka mulailah ia ingat akan ide mesin fotokopi itu. Apa boleh buat. Tak ada pilihan lain lagi. Nyebur!! Dengan segala resikonya ia ambil. Sejak itu, ia lakoni semuanya dan nyatanya ia berhasil memiliki usahanya sendiri. Sebuah toko kecil, jasa kopi, pengetikan dan internet.  Walaupun kecil, namun miliknya sendiri!. Jadi kuncinya disini adalah nyebur! Nyebur membuat kita bisa berenang, walaupun tidak sejago atlet renang, namun setidaknya kita bisa berenang.

Seorang teman yang membuka sebuah rumah makan juga bercerita hampir serupa. Ia dan suaminya telah berangan-angan akan memiliki usaha sendiri sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun cita-cita tinggal cita-cita, karena tak pernah ada keberanian selain merasa tak memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memulainya. Tak ada yang terjadi ketika tak ada sesuatu yang mendorongnya untuk nyebur. Ketika ia kena PHK, maka pilihan hidup menjadi lebih sempit. Ia tak punya pilihan selain nyebur. Keberanian datang entah dari mana. Setelah keberanian itu ada, pengetahuan dan ketrampilan lalu ia pelajari sambil berjalan. Sekarang ia bahagia dengan rumah makannya. Disinipun kita lihat, bahwa kata kuncinya adalah ‘nyebur” alias memulai.  Start to make an action! Tanpa inisiatif awal ini, sesuatu tak akan pernah terjadi, betapapun besar & indahnya impian dan cita-cita kita.

Banyak diantara kita yang hanya ingin tetap berkarir di perusahaan. Bagi kita yang telah memiliki pilihan hidup ini, semuanya telah jelas dan pasti.Tua dan pensiun dengan tenang. Namun banyak juga diantara kita yang bercita-cita ingin memiliki usaha sendiri. Berkhayal dan berdiskusi tanpa henti-henti. Namun  kebanyakan dari yang bercita-cita ingin berenang ini  belum berani meninggalkan tepi kolam yang kering dan nyaman. Jadi kapan kita akan mulai nyebur?

Green & Healthy Living…meningkatkan kualitas kehidupan dengan memperbaiki kualitas lingkungan

Standard

Siang tadi saya mendapat undangan untuk hadir dalam acara Green & Healthy Living di Bintaro. Walaupun saat ini saya hanya berhasil masuk nominasi dengan mendapatkan hadiah voucher belanja dari sebuah hypermarket dan bebas pembayaran uang iuran kebersihan & keamanan selama 3 bulan, saya sungguh merasa sangat senang. Read the rest of this entry

Sambal Gandaria Ala Jineng…si pedas asem buat teman lalapan.

Standard

Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya.. “Sambal gandaria? Apa sih itu?”. Ya, bagi sebagian orang, terutama yang tidak tinggal di Jawa khususnya Jawa bagian barat, mungkin ada yang bingung. Sering mendengar nama gandaria, namun tidak tahu apa yang dimaksudkan dengan Gandaria.

Saya sendiri sebelumnya tidak mengenal arti gandaria itu. Lebih bingung lagi, saat ibu mertua saya yang berasal dari tanah Pasundan meminta tolong saya mengambilkan kebaya yang berwarna gandaria dari lemarinya. Saya sempat terlongong longong. Warna apa itu gandaria? Ternyata yang dimaksud adalah warna ungu.  Jadi ungu itu dalam bahasa Sundanya adalah Gandaria. Rupanya itu diambil dari warna biji buah gandaria yang memang ungu. Nah, bagi yang belum tahu gandaria, disini akan saya ceritakan sekilas mengenai buah gandaria itu.
Buah Gandaria (saya lihat di beberapa referensi, buah ini bernama latin Bouea macrophila, adalah buah kecil bulat sebesar kelereng sampai sebesar bola bekel, yang mirip dengan mangga mini yang bulat. Seperti halnya mangga, kulit gandaria berwarna hijau dan menguning bila masak. Rasanya juga sangat mirip dengan buah mangga kecut. Bijinya seperti telah saya ceritakan tadi, juga sangat mirip biji mangga kecil, tapi berwarna ungu. Buah ini bisa ditemukan di pasar-pasar traditional di daerah Jawa Barat, namun umumnya hanya pada musim berbuahnya saja (sekitar Desember – Januari). Masyarakat banyak menggunakannya sebagai campuran sambal terasi dan kemudian menamakannya dengan Sambal Gandaria.
Pertama kali saya mencoba sambal ini  juga di rumah ibu mertua saya. Menurut saya sangat cocok dipakai untuk menemani lalapan, ayam, ikan, tahu atau tempe goreng, maupun ikan asin. Sejak saat itu, setiap kali saya jalan ke pasar tradisional dan bila menemukan buah ini, saya selalu berusaha membelinya dan menjadikannya sambal untuk menemani makan siang keluarga.
Cara membuat sambal gandaria cukup mudah. Yang dibutuhkan sama dengan bahan-bahan untuk membuat sambal terasi biasa yakni, cabe (merah keriting, campur cabe rawit merah/hijau), terasi (jenis apa saja, tapi saya paling suka terasi Bangka, atau kalau tidak terasi dari Jawa Timur), tomat, garam & gula merah. Cabai dan tomat kita rebus sebentar agar lunak, lalu diulek hingga halus bersama terasi matang (boleh dibakar atau digoreng), garam dan gula merah. Setelah halus, lalu masukkan daging buah gandaria dan ulek kasar. Hidangkan bersama lalapan yang segar.

Bekerja Dengan Agency.. Tips praktis bagi para pemasar pemula

Standard

Dalam kehidupan seorang pemasar, sangatlah banyak pekerjaan yang membuat kita harus menunjuk agency guna membantu kita dalam melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Menunjuk Agency ini perlu kita lakukan karena beberapa alasan:

1. Professionalism.

Pekerjaan sebagai seorang pemasar melibatkan banyak hal mulai dari mencari ide-ide baru untuk mengembangkan bisnis, mendevelop ide ide tersebut hingga menjadi suatu bentuk produk atau jasa yang siap dipasarkan, mengembangkan strategy pemasarannya hingga memastikan produk ini diminati oleh konsumen sehingga mendatangkan penjualan dan keuntungan yang baik demi keberlangsungan perusahaan. Nah, tentu di dalam tanggung jawab yang sangat lebar itu, terdapat detail-detail pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersendiri yang belum tentu kita kuasai dengan baik sebagai seorang pemasar. Diantara pekerjaan itu adalah research untuk mendapatkan insight dari konsumen, product test, dsb; mengembangkan alat-alat bantu pemasaran seperti misalnya membuat iklan, POP material, design kemasan dsb; memasang iklan di berbagai media agar mendapatkan hasil  yang baik dengan cost yang paling efficient dsb.; melakukan aktifitas promosi Below The Line ataupun misalnya mengelola sumber daya manusia misalnya SPG, Promotor dsb. Read the rest of this entry

Chicken Clear Soup…Alias Soto Ayam Ala Jineng

Standard

Pada suatu siang seorang teman yang berkewarganegaraan Inggris mengatakan kepada saya bahwa ia paling menyukai salah satu masakan asli Indonesia yakni Chicken Clear Soup. Sebagai warga Negara Indonesia, tentulah saya sangat  bangga akan hal itu. Wah.. lumayan nih, ada lagi yang menyukai masakan Indonesia! Segera saya tersenyum senang sambil diam diam  bertanya-tanya dalam  hati, makanan apakah itu gerangan yang bernama Chicken Clear Soup – kok rasanya tidak pernah dengar. Jangan-jangan itu makanan Malaysia atau Thailand atau negara Asia lainnya yang salah sebut.

Kebetulan saat itu memang jam makan siang dan kami akan makan di restaurant yang menyediakan berbagai jenis masakan termasuk di dalamnya masakan Indonesia. Lalu ia menunjuk ke salah satu pojok di restaurant itu yang menyediakan Chicken Clear Soup. Alamaaak!!!. Rupanya yang berjudul Chicken Clear Soup itu ternyata adalah Soto Ayam. Iya, soto ayam yang sehari-hari kita masak di rumah di dapur kita itulah yang rupanya bernama Chicken Clear Soap. Jadi memang tidak salahlah kalau saya tadi berbangga hati, karena Chicken Clear Soup alias Soto Ayam itu memang benar masakan Indonesia asli. Yah.. mungkin sang pemilik restaurant sengaja memberi nama itu untuk memudahkan orang asing memahami jenis makanan apa yang sedang dipesannya itu. Judul Cicken Clear Soup jelas lebih mudah dimengerti oleh mereka yang tidak berbahasa Indonesia ketimbang Judul Soto Ayam.

Soto Ayam banyak ragamnya di Indonesia  namun di sini saya ingin berbagi bagaimana kami biasanya menyiapkan Soto Ayam alias Chicken Clear Soup itu menu  sehari-hari di rumah.

Bahan utama yang perlu disiapkan adalah, ayam, telor rebus, tauge kacang ijo, soun yang telah direndam air panas, irisan kol. Untuk bumbu, diperlukan bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, jahe, daun salam, kemiri, jeruk nipis, garam, sedikit lada/merica dan ketumbar. Untuk taburan diperlukan Kacang goreng (bisa kacang Bali, kacang tanah goreng, kacang kedelai goreng, biji kacang panjang goreng, dsb), irisan daun bawang dan seledri. Sambal & kerupuk buat tambahan, bagi yang suka.

Cara membuatnya cukup mudah, pertama ulek bumbu untuk kuah soto yakni bawang merah, bawang putih, lengkuas, merica, ketumbar, kemiri, jahe, kunyit & garam hingga halus.  Kemudian rebus ayam  sudah dipotong & dibersihkan dalam panci beserta bumbu yang sudah diulek halus dan daun salam (kita bisa meminta tukang ayam langsung membersihkannya). Setelah matang, angkat ayam dari dalam panci dan tinggalkan kuah rebusannya untuk kuah soto.

Goreng dada dan paha ayam hingga kekuningan, lalu suir suir dan tempatkan dalam piring.  Rebus telor ayam, lalu potong potong persegi. Rebus juga soun dan tauge, lalu tiriskan dan tempatkan masing masing dalam piring. Kol mentah dicuci lalu diris tipis tipis.

Untuk menyajikannya, masukkan dan atur semua bahan (soun, tauge,irisan kol, ayam suir, potongan telor), lalu siram dengan kuah soto yang panas. Taburkan irisan seledri, kacang dan daun bawang, tambahkan perasan jeruk nipis. Bagi yang suka pedas boleh menambahkan sambal. Sajikan dalam keadaan panas.

Tembang Bali = Iring Iring Silak Siluk (Sekar Madya)= Lyrics

Standard

Tembang  Bali =  Iring Iring Silak Siluk (Sekar Madya)= Lyrics

Iring –iring silak siluk.

Awan ikang menggah.

Miyata di dukuh rame.

Ingambal-ambalang watu.

Cara carannya abra murub.

Kang katingalan asri.

Tahen kencana ngrembun.

Ronnya nuntun aneng lemah.

Parijata angreronce.

Wunga tambang, wunga wari.

Ajajar lan andong ijo.

Sulasih miyana ijo.

Maduluran bayem luhur.

Melok- melok ana bang, ana putih.

Angraras tinon.

Tembang ini saya pelajari saat saya kecil dari seorang kompyang (nenek buyut) saya yang bernama Jero Nengah Pande,  yang di kemudian hari ayah saya membantu  mengajarkan saya untuk menyempurnakan cara menembangkannya agar lebih halus. Sebenarnya saya tidak tahu persis, apakah benar tembang ini masuk ke dalam kategori Sekar Madya. Karena yang jelas, ini bukan Sekar Rare, bukan Sekar Alit dan bukan pula Sekar Agung. Saya hanya mengira-ngira saja  dengan menggunakan logika dari kontennya. Barangkali jika ada rekan-rekan yang lebih tahu, bisa membantu memperbaiki pengetahuan saya tentang tembang ini saya akan sangat berterimakasih.

Karena tembang ini menggunakan Bahasa Bali Kuno, saya hanya menangkap sebagian saja dari arti lyrics lagu ini.  Beberapa kata-katanya juga sebenarnya saya tidak mengerti. Namun kurang lebih, tembang ini menceritakan tentang sebuah tempat yang sangat indah, terang dan ramai namun terlihat sangat asri. Pohon pohon emas tumbuh subur, daunnya menjuntai hingga ke tanah, buahnya banyak berjuntai juntai, bunganya pun sungguh indah. Tanaman hiasnya pun sangat banyak, ada pohon andong hijau yang indah, pohon sulasih, pohon miyana yang daunnya berwarna warni , kembang bayam raja serta bunga melok melok baik yang merah maupun putih semuanya ada, sehingga keseluruhan tempat bak taman bunga itu sangat memukau mata yang memandangnya.

Sedikit cerita mengenai  awal mulanya saya mulai menyukai tembang Bali.

Saat itu ayah saya mengajak saya  dan kakak serta adik-adik saya untuk membantu memanen kopi di ladang di sebuah desa kecil bernama Alis Bintang, di wilayah Kecamatan Susut, Bangli. Ladang itu terletak di dekat jurang. Saat itulah saya mendengarkan sebuah tembang yang dinyanyikan dengan sangat indah sekali dari seberang jurang. Suara penembang itu benar-benar indah serasa seperti  suara peri yang diterbangkan angin. Para pemetik kopi mengatakan, itu suara seorang pencari kayu bakar yang juga sekaligus berprofesi sebagai pregina  arja (seniman tari/teater traditional Bali).  Sungguh ia sangat menguasai bagaimana mengatur nafas dengan baik, memenggal kata demi kata dan membuat cengkok lagu dengan sempurna. Setelah dewasa dan saya mendengarkan suara indah luar biasa dari penyanyi  Sarah Brightman , saya jadi sering teringat akan suara pregina itu. Kedua seniman itu mendapat tempat yang sama baiknya di hati saya. Namun  saya  mulai berpikir – berapa banyak lagikah generasi muda di Bali saat ini yang masih mencintai tembang Bali? Kalau suatu saat  saya duduk duduk lagi di tepi jurang,  apakah saya masih akan mendengar suara tembang dari seberang jurang? Semoga pikiran saya yang  terlalu berlebihan.

Impatiens… Si Kembang Pacar Air

Standard

Bagi yang hobby jalan-jalan menyusuri alam ataupun ke pedesaan, mungkin ada yang pernah memperhatikan bunga bunga cantik yang bermekaran di pinggir kolam atau bahkan di pinggir got? Banyak yang bertanya-tanya, bunga apakah itu dan mengapa ia tumbuh sedemikian mudah tanpa perlu perawatan di alam liar?

Bunga itu bernama Kembang Pacar Air atau bila di tukang bunga, namanya berubah menjadi Impatiens. Bernama Impatiens, barangkali karena tukang bunga yang membiakkannya dari biji yang dibeli di toko (biasanya imported) membacanya dari nama yang tertulis di kemasan bijinya tanpa pernah tahu namanya dalam bahasa Indonesia. Tanaman ini sangat serupa dengan tanaman Balsam atau apa yang dikenal di Indonesia dengan nama Bunga Pacar Cina, atau Bunga Pancar Galuh.

Bunganya berwarna warni dan sangat mudah tumbuh sepanjang tanah tempatnya tumbuh mengandung banyak humus. Sangat cocok ditanam untuk menghiasi pinggiran kolam, atau di tanah dekat teratapan air. Karena sesuai dengan namanya Kembang Pacar Air, tanaman ini sangat menyukai air.

Menanamnya sangat mudah, kita cukup mengambil biji-bijinya yang sudah tua (anak-anak biasanya sangat suka memetik buah tanaman ini, karena bila buahnya yang tua disentuh sedikit saja, langsung meledak, bijinya keluar dan kulit buahnya bergulung dengan cepat. Salah satu mekanisme penyebaran biji alami yang sangat baik.  Biji-biji langsung ditabur di tanah yang berhumus, dalam beberapa hari kita akan bisa melihat banyak anakan yang tumbuh.

Kita langsung bisa memindahkan anakan  yang sudah memiliki  4-5 lembar daun dengan aman ke tempat yang kita inginkan yang sebelumnya telah diberi humus. Pastikan tanaman ini mendapatkan air yang cukup, namun jangan sampai tergenang untuk menghindari busuk batang.

Beberapa jenis Impatiens sebenarnya juga bisa kita tanam dengan cara memisahkan batangnya yang memiliki sedikit akar udara (akar udara kadang-kadang bisa kita temukan di pangkal cabang tanaman ini. Saya pernah mencobanya beberapa kali dan berhasil.

Tumbuhan ini cepat berbunga.Dalam hitungan kurang dari sebulanpun kadang telah mampu berbunga.Bunganya cukup indah dan meriah. Berwarna warni, mulai dari merah, jingga, merah tua, lembayung, merah muda, jingga pucat (peach), pink pucat dan beberapa tahun yang lalu pun saya pernah sempat memiliki yang berwarna putih. Warna warni yang cerah dari bunga pacar air ini mengundang banyak kupu-kupu datang, sehingga bagi penggemar kupu-kup, menanam tanaman ini sangatlah menguntungkan.

Impatiens juga sangat baik di tanam bersama tanaman hias lainnya atau dikombinasi dengan ornament hiasan taman lainnya. Saya melihat bagaimana rumpun impatiens yang berwarna warni ini sangat cantik  bersama sebuah patung angsa digunakan untuk menghias taman sebuah restaurant ikan di daerah Sukabumi.

Mengenai Hambatan Dan Peluang – Kisah Jeruk Manis Shantang Daun

Standard

Pada suatu hari saya dan anak saya yang kecil sedang makan jeruk shantang daun yang manis. Saat kunyahan pertama, tiba-tiba saya terkejut karena menyadari baik saya maupun anak saya sama-sama berseru. Setengah berteriak. Apa pasal?

Anak saya berseru “Wahh pahit!! Apes nih, jeruk ada bijinya!!”. Rupanya anak saya mendapatkan jeruk shantang yang ada bijinya dan tergigit tanpa sengaja sehingga ia merasakan pahit di lidah yang tak pernah ia harapkan. Bisa dimengerti. Anak kecil kadang belum menguasai cara memilah biji secara otomatis dalam mulutnya. Adanya biji dalam buah jeruk, ia anggap sebagai hal yang menyusahkan dirinya. Pahit dan merepotkan. Ia ingin jeruk manis tanpa biji. “Big NO! NO! untuk jeruk berbiji” itu pendapatnya. Read the rest of this entry