SATRIYO BUDOYO – karya pelukis Indah Soenoko .

Standard
Satriyo Budoyo – karya pelukis Indah Soenoko, mrnggambarkan Bung Karno sebagai pahlawan kebudayaan.

Dari sedemikian banyaknya lukisan yang dipamerkan di pameran lukisan Pahlawan Tanpa Batas Ruang Waktu, ada sebuah lukisan yang unik.

Di lukisan itu terlihat tokoh Bung Karno sedang memainkan wayang Limbuk dan Cangik dengan kedua tangannya bak seorang dalang.

Limbuk dan Cangik adalah dua tokoh wayang Jawa (soalnya tokoh ini kok nggak ada ya di pagelaran wayang Bali 😀). Mereka adalah punakawan perempuan yang setia pada majikannya.

Dengan menempatkan tokoh Bung Karno bersama wayang di tangannya, pelukis Indah Soenoko ingin menggambarkan tokoh Bung Karno yang sangat mencintai budaya negeri sendiri. Beliau adalah pahlawan kebudayaan alias SATRIYO BUDOYO dalam Bahasa Jawanya.

Pelukis Indah Soenoko dengan karyanya : Satriyo Budoyo di pameran lukisan Pahlawan Tanpa Batas Ruang Waktu, di Perpusnas RI, Jakarta.

Saya jadi merenung sendiri memandang lukisan Ibu Indah itu.

Ya. Pada kenyataannya, bangsa Indonesia saat ini sedang dalam perjalanannya menuju kemusnahan budaya dan jati dirinya sendiri.

Banyak kesenian, tarian, busana, adat istiadat daerah asli Indonesia yang ditinggalkan oleh pemiliknya (bangsa Indonesia) saat ini. Tergantikan oleh budaya asing dan meniru jati diri orang asing tanpa ada yang menyadari dan berbuat sesuatu untuk menyelamatkannya.

Entahlah, pikiran saya jadi agak kusut. Saya jadi merasa sedih memikirkan itu. Entah kapan dan dimana lagi kita melihat bangsa kita kembali bangga dan berjaya dengan budayanya sendiri.

Jika ada orang yang konsisten berjuang untuk mempertahankan budaya asli Indonesia saat ini, maka ialah sang Satriyo budoyo.

Lukisan berlatar belakang gelap ini, seolah membenarkan pikiran saya tentang sendunya nasib kebudayaan asli Indonesia kini.

Saya suka lukisan ini karena menyiratkan pesan-pesan kebangsaan yang disampaikan oleh pelukisnya.

Dan hal lain yang saya kagumi adalah semangat tinggi Ibu Indah untuk terus melukis dan ikut serta pameran, di usia beliau yang sudah menginjak 69. Walau harus datang ke lokasi pameran bertatih-tatih dengan tongkatnya beliau kelihatan tetap semangat.

Saya berharap ketika kelak umur saya mencapai umurnya beliau, saya bisa masih tetap sesemangat beliau.

Selamat dan sukses untuk Bu Indah.

Leave a comment