
Jika pulang ke Bali, biasanya saya hanya tinggal di rumah orang tua saya saja di Bangli. Rumah masa kecil yang selalu memberi rasa nyaman. Sesekali saya juga mampir ke rumah ibu saya di Banjar Pande atau ke rumah kakek saya di tepi danau Batur, atau bertemu keluarga ataupun teman yang ngajak saya mampir ke rumahnya. Sangat jarang kami pergi ke tempat wisata. Sebagai akibat, anak-anak saya tidak begitu nyambung jika teman-temannya bercerita tentang tempat- tempat wisata di Bali. “Rumah di Bali kok nggak tahu tempat wisata di Bali?”. Ya…karena kalau di Bali biasanya cuma di rumah saja.
Liburan kali ini saya mengajak anak anak jalan-jalan. Ke mana sajalah, termasuk salah satunya ke Toya Devasya, salah satu tempat wisata air panas di tepi danau Batur di Kintamani. Natural Hotspring!.
Toya Devasya ini bisa kita tempuh kurang lebih dalam 1.5 jam dari Denpasar. Arahnya ke utara, ke Kintamani. Naik teruuus… hingga kita tiba di Penelokan, di tepi kaldera gunung raksasa purba.
Penelokan. Sesuai namanya Penelokan (asal kata dari ” delok” artinya lihat/ tengok; Penelokan = tempat melihat pemandangan), dari sini kita bisa memandang ke dalam kaldera yang di dalamnya terdapat danau Batur dan Gunung Batur yang sungguh sangat indah.
Nah dari sana itu kita menuruni jalan yang ada menuju tepi danau. Tiba di desa Kedisan, kita berbelok ke kiri. Kembali menyusuri jalan sambil melihat-lihat pemandangan yang luar biasa indahnya. Di kanan adalah danau biru dan bukit bukit yang menghijau. Lalu di sebelah kiri, gunung Batur dengan landscape batu batu lahar gunung berapi. Kira kira limabelas menit perjalanan, tibalah kita di Toya Bungkah, nama tempat di mana Toya Devasya ini berlokasi.
Walaupun sudah agak sore, Toya Devasya tampak ramai. Parkiran hampir penuh dengan kendaraan tamu-tamu yang entah menginap, sekedar makan di restaurant ataupun berenang. Saya dan 5 orang anak keponakanpun masuk ke sana.
Anak-anak dan keponakan yang kecil segera berenang. Ada 6 buah kolam renang di sana. Besar dan kecil. Melihat kolam renang sebanyak itu dan semuanya ramai, saya pikir besar kemungkinan orang-orang datang ke sini memang untuk berwisata air.
Keponakan saya yang lain sibuk hunting foto dan bermain drone di dekat danau.
Saya sendiri dan anak saya yang besar, melihat-lihat pemandangan sekitar. Dari anjungan Kintamani Coffee Housenya saya bisa melihat danau luas yang menghampar berdinding bukit. Di atasnya awan awan putih menutup Gunung Agung di belakangnya. Angin danau berhembus sejuk. Sungguh tenang, damai dan permai di sini. Tempat yang nyaman untuk hanya sekedar menikmati senja, membaca buku, ngopi-ngopi hingga bermain drone.
Kompleks Toya Devasya ini kelihatannya cukup luas. Dan terakhir kali saya kesini barangkali telah lebih dari 5 tahun yang lalu. Jadi penasaran juga, ingin tahu ada fasilitas apa saja di tempat wisata yang lagi naik daun di Danau Batur ini.
Mengikuti rasa ingin tahu, saya dan anak sayapun turun dari anjungan kopi, melihat lihat berkeliling sambil nunggu anak-anak selesai berenang. Kaypooo lah dikit ya π
Persis di bawah anjungan, ada kolam renang yang rupanya lebih banyak diminati oleh wisatawan asing. Patung patung gajah segala rupa menghiasi areal ini termasuk kolam renangnya. Yang menarik adalah, diantara sekian kolam renang yang ada, dua diantaranya berada persis di tepi danau. Memungkinkan kita untuk menikmati pemandangan danau sambil berenang ataupun berendam di air panas.
Tak jauh dari sana saya melihat counter untuk snack dan barbeque. Wah…ini penting, karena biasanya habis berenang renang perut terasa lapar πππ. Tapi saya membayangkan tempat ini juga bakalan penting jika kita bikin acara bakar bakaran bersama teman teman ataupun keluarga. Misalnya pas acara malam tahun baru gitu.
Saya berjalan lagi. Rupanya bagi yang ingin menghabiskan malam di tempat indah ini, Toya Devasya juga menyediakan Villa -villa yang dilengkapi dengan private hotspring pool.
The Ayu Villa. Waduuuh… keren ya.
Saya ditawarkan untuk menginap. Dan anak-anak juga pengen banget. Tapi sayang, besok paginya kebetulan ada acara adat yang harus kami ikuti. Jadi kami tak bisa menginap. Lain kali deh. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa menginap di sana.
Disisi barat tak jauh dari kolam renang, saya melihat ruangan restaurant yang juga dilengkapi degan fasilitas untuk ruang meeting dan bahkan panggung indoor.
Selain berenang dan menginap, Toya Devasya juga dilengkapi tempat melakukan Yoga dan Spa yang berfokus pada methode Ayurveda dengan menggunakan bahan-bahan alam. Saya sempat melongokkan kepala saya ke sana. Ada beberapa kamar therapy yang kelihatannya nyaman juga.
Tempat ini rupanya luas juga. Saya melihat ada tempat khusus untuk camping dengan tenda tenda yang disediakan (lupa motret). Saya membayangkan malam tahun baru yang seru di tempat ini. Lalu ada anjungan untuk olah raga air di danau seperti kayaking ataupun tour di danau.
Ada panggung terbuka di sana, yang biasa dipakai untuk pertunjukan pada malam malam istimewa.
Nah…tibalah kami di spot foto yang paling sering saya lihat diupload oleh orang-orang di sosmed. Saya tentu tak mau ketinggalan. Lalu ikut-ikut berphoto di sana. Sebetulnya ada beberapa photo yang diambil sih. Sayangnya sudah terlalu sore dan langit mulai redup. Jadi hasil fotonya tak ada yang bagus he he π.
Matahari terbenam. Malampun tiba. Pak Ketut Mardjana, sang pemilik Toya Devasya beserta istri, mengajak kami makan malam bersama di anjungan Coffee Shop.
Hidangan khas Kintamani yang selalu ngangenin. Ikan Mujair Nyatnyat, Telor Goreng Crispy, Kacang Tanah Goreng, Soup Ikan Kecut… wah…mantap sekali. Makanannya sangat enak. Semua makan dengan lahap. Apalagi anak-anak yang baru habis berenang.
Malam semakin larut, kamipun pamit membawa kenangan indah akan tepi danau Batur dan Toya Devasya.
Terimaksih banyak Pak Ketut dan ibu atas keramahannya. Lain kali kami berkunjung lagiπ.