Category Archives: Gardening

LINGZHI

Standard

Hujan mulai sering turun di banyak tempat. Dan seperti umumnya, jamur mulai bermunculan. Saya melihat banyak orang-orang memposting penemuan jamurnya di Sosmed.

Sebagai pengamat jamur, saya penasaran juga. Setiap jalan pagi, saya selalu rajin memeriksa lokasi-lokasi di taman yang menjadi habitat jamur. Tapi jamur di daerah tempat saya tinggal, belum bermunculan juga.

Tapi saya sadari, sebenarnya musim hujan di daerah saya belum mantap. Hujan baru turun sekali-sekali. Belum cukup untuk mengetuk-ngetuk pintu bumi agar para jamur bermunculan kembali dari dalam tanah.

Tetapi tidak semua jamur kemunculannya selalu dari dalam tanah. Misalnya Jamur Lingzhi aluas Ganoderma lucidum, munculnya nggak selalu dari tanah. Bahkan lebih sering dari batang atau akar tanaman. Ah, coba saya lihat, barangkali ada update terbaru dari jamur ini.

Saya ingat lokasi di mana jamur Lingzhi tumbuh. Di bawah pokok Albesia di taman depan. Jadi pagi tadi saya sengaja berjalan ke taman depan untuk mengamati perkembangan jamur ini. Mengingat beberapa saat sebelumnya, akibat kemarau yang panjang, saya melihat jamur kayu itu sudah kering, menghitam dan keras seperti kayu. Sudah cukup lama saya tidak mampir ke bawah pohon Albesia itu.

Ah benar saja. Sebuah jamur Lingzhi tampak sedang dalam pertumbuhannya. Lucunya dia muncul di tengah-tengah jamur generasi sebelumnya yang sudah mengeras.

Selain di bawah pohon ini, saya juga menemukan ada beberapa jamur lingzhi muda muncul, seolah-olah dari permukaan tanah, tetapi setelah saya periksa ternyata itu dari akar tunggang pohon albesia yang lain.

Jamur Lingzhi banyak digunakan dalam pengobatan timur, oleh karenanya banyak orang menjualnya untuk kebutuhan itu.

Antherium radicans

Standard
Anthurium radicans

Untuk penggemar tanaman hias daun, Anthuriun radicans bisa menjadi pilihan yang menarik.

Tanaman ini memiliki daun hijau muda tembaga ketika muda, lalu semakin pekat saat daun menua. Bentuk daunnya yang oval lalu melancip pada bagian ujungnya, mengingatkan kita akan daun sirih. Itulah sebabnya terkadang tukang tanaman menamainya Anthurium Sirih.

Anthurium radicans

Tanaman ini menjadi tampak semakin anggun elegan dengan pot tinggi berwarna gelap.

PEMANDANGAN YANG MENYEMBUHKAN.

Standard
Bunga Padma, Seroja, Lotus

Bangun pagi, buka pintu ke halaman depan. Saya melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Wow !!! 😲😮

Bunga Padma, alias Lotus saya sedang mekar hari ini. Begiru besar, dengan diameter lebih besar dari piring saji. Bisa dilihat perbandingan ukuran tanaman super subur ini dengan daun-daun / bunga-bunga lain di sekitarnya.

Dan tangkai bunga lebih dari 2 meter panjangnya. Tingginya menyamai atap carport tetangga

Seketika hati menjadi riang gembira dan bahagia. Hilang segala pening kepala dan segala keluhan, serta permasalahan jadi terasa enteng 😀😀😀

Pemandangan pagi yang sangat menyembuhkan.

Antara Impian Dan Kenyataan.

Standard
Caladium
Caladium

Teman-teman pernahkah mengidamkan sesuatu, namun kenyataan yang diterima sangat jauh dari harapan?

Pertengahan bulan November lalu saya membeli berbagai jenis umbi Caladium dan bonggol Aglonema lewat sebuah toko online. Wow! Banyak bentuk maupun warna daunnya yang eksotis. Ada yang hijau beludru, pink, merah, kuning, bahkan keemasan. Keren-keren deh pokoknya.Caladium nopakau, C. nagoya, C. white bone, CLD 039, Keladi Baret Merah, Caladium Big Boss, Alocasia dragon scale, alocasia black velvet, dsb.

Saya tertarik, karena harganya sangat murah dan promo pula (soalnya di tukang tanaman di Bintaro, harga tanaman hias model gini sungguh membuat kita narik nafas panjang-panjang). Plus gara-gara saya membaca iklan entah di mana, daripada membeli tanaman yang sudah tumbuh secara online, belum tentu hidup setelah nyampai di rumah, lebih baik beli umbi atau bonggol, yang pasti hidup.

Setelah menunggu pengepakan dan pengiriman, akhirnya nyampailah umbi-umbi keladi dan bonggol-bonggol aglonema yang akan sangat menawan bentuk dan warnanya nanti ini. Langsung di tanam di pot-pot kecil dulu dong ya.

Seperti anak kecil yang dibelikan mainan baru oleh orang tuanya, setiap hari saya mengengok umbi-umbi dan bonggol-bonggol itu. Menunggu saatnya ia bertunas dan memunculkan daunnya yang indah.

Kira-kira dua minggu kemudian, di awal Desember, mulailah umbi-umbi Caladium cantik ini bertunas. Wow…senangnya hatiku.

Tapi tunggu dulu…. saya agak curiga. Kenapa warna daunnya seperti ini ya? Sejak daunnya masih menggulung, saya melihat bayangan bintik-bintik putih di daun itu. Saya langsung curiga. Jangan-jangan… hmmm 🤔🤔🤔

Benar saja kecurigaan saya. Ternyata daun keladi itu muncul tidak sesuai motif dan warnanya dengan yang ditunjukkan oleh pedagangnya di toko online itu 🥺🥺🥺.

Daunnya berwarna hijau terang, dengan tulang daun berwarna merah, lalu di lembar daunnya banyak bintik-bintik putih. Lah…kalau yang jenis begini ini, saya juga ada di rumah kami di Sukabumi. Juga ada di rumah Bapak saya di Bali. Jenis yang biasa dan mudah ditemui. Bahkan di Bali kami punya yang warnanya lebih full merah kecoklatan lagi.

Saya kecewa. Tapi okelah. Mungkin pedagangnya salah mengirimkan. Barangkali cuma satu ini. Mudah-mudahan yang lainnya sesuai pesanan.

Akhirnya yang lainpun satu per satu mulai muncul daunnya. Yang ke dua, ternyata sama seperti itu juga. Daun hijau, tulang daun merah dan bintik-bintik putih. Waduuuh… mengecewakan. Masak pedagangnya salah dua kali 🤔🤔🤔.

Tapi ternyata yang ketiga dan keempatpun begitu juga. Semuanya sama. Demikian juga yang berikutnya. Lho, salah semua?Waah… kalau begitu, bisa saya simpulkan bahwa pedagang telah mengirimi saya umbi yang tidak sesuai dengan yang ditunjukkan gambar di toko onlinenya.

Sedih juga rasanya. Kenapa begitu ya? Apakah tumbuhnya memang seperti itu dulu, baru nantinya berubah, atau bagaimana ya?

Hari ini saya coba meminta penjelasan dari penjualnya di kolom ulasan dari pembeli. Semoga direspon dengan baik.

ALAM SEKITAR : JAMUR SIKEP.

Standard

EDIBLE WILD MUSHROOM

Kalau nyapu halaman, paling senang sambil melihat-lihat rerumputan, barangkali ada jamur Bulan yang muncul. Apalagi di mudim penghujan seperti ini.

Ooi… tapi kali ini yang muncul bukan Jamur Bulan. Tapi Jamur Sikep alias Jamur Prajapati yang juga bisa dimakan. Mirip Jamur Bulan, tai kecil kecil dan bergerombol. Payungnya berwarna lebih gelap.

Kata Jagat Bumi Banten sahabat saya, saat saya memastikan bahwa Jamur ini bisa dimakan, konon jika kita menemukan jamur ini, kita harus menari- nari 💃💃💃 Biasanya jamur jamur ini akan bermunculan.

Coba saya praktekan. Heee…bener aja. Masih ada yang muncul lagi setelah saya menari 🤣🤣🤣.

Mungkin hanya sebuah kebetulan. Menari adalah ungkapan rasa gembira menemukan jamur- jamur yang bisa dimakan ini. Rasa syukur bahwa alam pun memberikan kita sumber makanan dengan gratis.

KEBERATAN BEBAN.

Standard
Bunga Mawar

Saya punya setangkai pohon Mawar dengan bunga yang sangat indah. Kelopak bunganya banyak bertumpuk-tumpuk, berwarna pink sangat lembut dan halus. Melihatnya saya jadi membayangkan keanggunan dan kelembutan seorang wanita cantik yang simple, namun  kebaikannya selalu menenteramkan orang-orang di sekelilingnya   Sungguh, bunga Mawar ini selalu membuat saya terpesona setiap kali mekar.

Namun ada satu hal yang cukup mengganggu tentang Bunga Mawar ini. Karena kelopaknya bertumpuk-tumpuk, bunganya menjadi besar dan berat. Terlalu berat bagi tangkainya yang kecil dan halus. Sehingga terkadang saya khawatir, ini bisa mematahkan tangkai bunganya sendiri.
Lebih parah lagi, di tangkai yang sama terkadang ada 2 – 3 kuncup bunga lagi yang belum mekar. Rasanya hati saya jadi ketar-ketir. Takut patah.

Sebetulnya segala sesuatu di dunia ini sudah ada takaran dan kapasitasnya. Mengambil beban lebih berat dari kapasitas maksimal yang bisa dilakukan, berpotensi mengganggu.

Contoh yang paling dekat dengan saya itu misalnya soal kesehatan. Soal tekanan darah dan kadar garam yang bisa bermanfaat untuk kesehatan tubuh.  Menurut informasi kesehatan, asupan garam yang bisa ditolerir tubuh adalah max 1600 mg per hari. Pada kenyataannya mungkin saya mengkonsumsi garam jauh lebih banyak dari yang bisa ditolerir.  Satu sendok teh garam saja sudah 2000 mg.

Dan itu terjadi nyaris setiap hari selama bertahun-tahun. Sehingga tubuh saya kelebihan beban garam. Muncullah berbagai penyakit, mulai dari tekanan darah tinggi hingga gangguan fungsi tubuh yang lain.

Dalam bidang Penjualan, kelebihan beban juga sangat mungkin terjadi. Misalnya seorang pemasar yang  hanya mampu menyalurkan barang ke toko-toko langganannya, rata-rata 200 -250 juta per bulan, tetapi memaksa distributor agar menyediakan barang senilai 500 juta  per bulan. Nah jika ia tak mampu mencari toko-toko lain lagi, tentu lama-lama stock akan menumpuk dan tak bisa disalurkan dengan normal lagi. Sebagai akibatnya pembayaran dari distributorpun jadi tersendat. Kelebihan stock. Keberatan beban.

Keberatan beban juga mungkin terjadi pada bidang Politik. Orang yang terpilih menduduki posisi ataupun jabatan tertentu, namun tidak memiliki kompetensi yang memadai.

Ambil contoh, seorang kepala daerah yang menang dalam pilkada karena gencarnya kampanye yang ia lakukan dan bukan karena leadership atau kemampuan managerialnya yang bagus atau kemampuan professionalnya yang lain. 

Sementara lawannya yang sebenarnya lebih berkompeten dan lebih professional, entah karena kekurangan dana atau kurang aggresif dalam melancarkan kampanyenya, jadi kurang dikenal oleh publik dan tidak terpilih.

Yang terjadi berikutnya adalah sang pemimpin terpilih tidak mampu mengelola daerahnya dengan baik dan optimal untuk kepentingan seluruh masyarakat, dan bahkan cenderung hanya mengeluarkan kebijakan dan aturan-aturan yang menguntungkan bisnis personalnya sendiri dan kelompoknya.

Keberatan beban! Dalam bentuk apapun, selalu berpotensi membuat kerusakan. Mau itu dalam bentuk bunga yang lebih berat dari yang bisa ditunjang oleh tangkainya, mau itu murid yang dimasukkan ke dalam kelas percepatan yang kemampuannya sesungguhnya belum di situ, mau itu rumah tangga yang lebih besar pasak dari tiang,  mau itu pejabat yang kurang kompeten, hingga makan yang lebih banyak dari yang bisa diserap tubuh.

Saya memandangi bunga mawar itu.
Banyak isyarat kehidupan yang disampaikan. Saya bepikir untuk membantunya menambahkan tiang penyangga kecil di dekat bunganya.

Kisahku Dengan Suplir

Standard

Maiden Hair Fern.

Suplir (Adiantum sp), adalah salah satu pakis yang erat sekali hubungannya dengan masa lalu saya. Karena ini adalah salah satu tanaman hias favorit Bapak saya , yang semasa kecil menghiasi halaman dan ditanam berderet yg jika dihitung panjangnya mungkin lebih dari 20 meter.

Bisa dibilang halaman rumah masa kecil saya itu berpagar suplir. Hanya saja, jenis yang ditanam di halaman itu adalah dari jenis suplir yang tingginya sepinggang orang dewasa.

Mengingat di masa kecil saya diberi tugas membersihkan dan mengurus halaman sementara kakak-kakak saya yang lain mendapat bagian tugas lain. Ada yang mengurus kebersihan dalam rumah, ada yg ngurus dapur, dsb..

Maka saya termasuk yang sangat akrab dengan kehidupan suplir. Bagaimana membuat suplir agar bisa bertahan hidup, mencegah jangan layu atau bagaimana caranya memisahkan anakannya, dsb itu spt kerjaan saya sehari-hari di masa kecil.

Pernah suatu kali saat saya masih kuliah di Denpasar, saya jalan-jalan di tukang tanaman di daerah Renon, seorang sahabat saya ngasih ide dagang “De, di rumahmu kan ada banyak sekali tanaman suplir. Mengapa nggak tawarkan saja ke tukang tanaman hias ini?”. Naluri dagang sayapun bangkit.

Sayapun menyampaikan ide ini kepada keluarga saya. Walaupun awalnya ibu saya tidak setuju dan menganggap ide dagang tanaman hias itu tidak begitu menguntungkan dan mungkin kegedean ongkos ketimbang untungnya jika dibawa ke Denpasar (juga karena di keluarga saya belum ada pengalaman jualan tanaman), akhirnya beliau oke untuk saya coba buktikan.

Bapak saya mendukung ide saya dan mulai membantu memisah-misahkan rumpun suplir ke dalam poly bag. Woiii dapat 1 mobil bak terbuka. Banyaklah.

Kamipun (saya lupa, itu rasanya yang pergi saya dg kakak saya dan mungkin 1 orang adik saya) mulai menawar-nawarkan tanaman suplir itu ke tukang tanaman dengan membawa mobil bak terbuka milik bapak saya. Ternyata menawarkan barang dagangan tanaman itu tidak semudah yang saya pikirkan.

Pertama karena kebanyakan tukang tanaman yang di Renon saat itu bukanlah pemilik bisnis itu sendiri. Mereka hanya penjaga toko dan perawat tanaman saja. Jadi mereka tidak punya wewenang untuk mengambil keputusan membeli barang yang saya tawarkan. Semua itu urusan boss.

Faktor kedua, adalah karena sebagian dari mereka juga sudah punya koleksi supplir dan sudah punya pemasok langganan. Jadi mereka tidak mau mengambil juga.

Kalaupun ada yang mau, mereka inginnya bukan beli putus. Tapi konsinyasi alias titip jual. Hanya jika ada yg laku saja mereka akan bayar ke kita secara berkala.

Akhirnya setelah capek menawarkan ke sana ke mari dan tak ada yg mau beli putus, akhirnya saya menyerah pada dagang yang terakhir yang saya kunjungi untuk menitip jual saja tanaman-tanaman supplir ini. Daripada layu atau dibawa balik pulang ke Bangli .

Seminggunya kemudian (harusnya sebulan sih tapi ini saking semangatnya😆), dengan naik motor kami coba check ke tukang tanaman itu, barangkali sudah ada tanaman suplir kami yang laku. Ternyata yg laku cuma satu. Kecewa. Selain itu pembayarannya juga nanti setalah genap sebulan. Baiklah.

Minggu berikutnya kami tengok lagi. Rasanya yang laku waktu itu ada 3. Tapi 3 dari sekian banyaknya pohon yang kami pasok hingga penuh 1 mobil bak terbuka tentu artinya dikit banget ya. Kurang laku itu artinya.

Minggu berikutnya kami tidak tengok. Karena malu sama tukang tanamannya. Nengok mulu 😀.

Akhirnya karena kesibukan di kampus, setelah lewat sebulan, barulah saya datang lagi menengok. Astaga!!!. Alangkah terkejutnya saya. Ternyata toko itu sudah kosong. Tidak ada tanaman hias lagi di situ. Pemilik dan penjaganya serta seluruh tanaman hiasnya sudah tidak ada sama sekali. Hanya lahan kosong. Mereka raib.
O o🙄🙄🙄.

Setelah tanya-tanya ke tetangganya, saya diberi informasi bahwa toko tanaman hias itu memang sudah tutup karena contractnya sudah habis. Dan mereka tidak bisa perpanjang lagi karena memang tokonya kurang laku. Pemilik dan penjaganya sudah pulang kampung minggu lalu karena mereka di sini pendatang. Dan tidak ada yang tahu alamatnya ataupun nomer telpon yang bisa dihubungi. Lho, kok nggak ngomong-ngomong ke kami?

Pahittttt 😫😫😫.

Ibu saya hanya tertawa tahu kejadian itu dan Bapak saya ikhlas telah kehilangan sebagian tanaman suplir yang sangat dicintainya itu.

Ha ha..itulah pengalaman pertama saya mencoba berdagang. Jangan ditiru !!!.

Sekarang saya jadi kangen kembali dengan tanaman suplir. Bukan saja karena tanaman membawa kembali ingatan saya pada orang tua dan masa kecil saya, tetapi memang daun suplir ini sungguh cantik sih.

Tetap cinta supplir 😍🤩😍

Kisah Si Belalang. Dikasih Hati Minta Jantung.

Standard

Kapan hari saya ada bercerita tentang 2 ekor belalang di halaman rumah saya. Saya membiarkannya tinggal di halaman, karena saya pikir ia cuma mengambil sebagian kecil saja dari tanaman sayuran saya. Memberikan sedikit bagian dari yang saya miliki, toh tidak akan membuat saya jatuh miskin juga.

Dan sayapun bukan termasuk ke dalam golongan mahluk yang merasa berderajat tinggi yang tidak mau memakan sisa mahluk lain. Saya tidaklah keberatan untuk memakan sayuran sisa hasil gerogotannya. Yang penting nanti dicuci bersih dan bebas kuman.

Jadi santai-santai saja ya. Relax.

Tapi siang ini, lagi iseng-iseng lihat tanaman sayuran yang hampir habis masanya, tiba-tiba saya melihat puluhan anak belalang menclok di pucuk-pucuk pohon bayam dan kangkung. Astaga!!!. Mereka asyik menggerogoti daun-daun sayuran. Jadi pada bolong dan rusak. Ada beberapa puluh ekor. Sehingga kerusakan tanaman sayuran itu pun mulai terasa. Karena ada 7 ekor merusak di sini, 5 ekor merusak di sana dan di sana, 3 ekor di sana, di sana dan di sini, ada juga yg cuma 2 ekor tapi di mana-mana. Banyaaak sekali.

Saya membayangkan beberapa hari ke depan, setelah puluhan anak-anak belalang ini membesar. Apa yg akan terjadi ?. Mungkin tak cukup sayuran tersedia dari tanaman yang saya tanam di pekarangan yang sempit ini.

Belalang yang tadinya cuma dua ekor, dikasih tinggal di kebun dan disediakan sumber makanan yang cukup, sekarang malah beranak pinak sedemikian banyak dan meninggalkan tanda-tanda kerusakan kebun yang semakin nyata. Belalang ini namanya “dikasih hati malah minta jantung”. Tak sanggup saya menanggung hidup puluhan belalang di kebun halaman saya yang sempit ini.

Kadang jika terlalu baik sama orang lain, bisa jadi masalah “dikasih hati minta jantung” seperti ini menimpa kita juga.

Misalnya nih ya, melihat orang lain kesusahan atau kesulitan keuangan, kita berusaha menyisihkan uang dengan mengirit-irit pengeluaran dan mengorbankan keperluan kita demi bisa membantunya. Sekali kita kasih. Dua kali kita kasih lagi. Lama-lama dia menyangka kita ini banyak duit dan dengan entengnya minta uang lagi untuk ini dan itu dan memberikan list keperluannya pada kita. Lah ?!

Padahal waktu kemarin anak kita minta dibelikan sepatu baru gara-gara jempolnya sudah mentok dan membuat lubang di ujung sepatunya masih kita suruh sabar dulu. Atau saat adik kita minta bantuan kekurangan buat bayar SPP anaknya, kita malah nyuruh sabar nunggu waktu gajian dulu.

Saya jadi merenung. Kembali melihat ke anak-anak belalang yang jumlahnya sangat banyak ini. Mungkin satu-satunya cara adalah memindahkan anak-anak belalang ini ke tanah kosong di belakang rumah. Di mana di sana ada banyak rumput liar yang tumbuh. Biarlah anak-anak belalang ini berusaha mencari penghidupannya sendiri.

Dengan cara ini, tidak saja saya membantu membuat kebun kecil saya tetap sehat, tetapi juga membuat anak-anak belalang itu terlatih mencari rejekinya sendiri.

Seperti orang tua jaman dulu bilang, “Merthane nak mesambeh, Ning.” , artinya sesungguhnya rejeki itu tersebar di mana-mana. Yang dibutuhkan hanya usaha dan kerja keras kita untuk mendapatkannya.

SORE DALAM GERIMIS.

Standard

Kebunku sore ini dalam gerimis.
Entah apa yg menyebabkanku tidak produktif akhir pekan ini. Hanya memandangi tanaman dan tidak berbuat apapun. Ada sedikit menyemprot bibit Ketumbar agar daunnya tumbuh segar. Setelah itu rasa lelah dan kantuk mengganggu.
Akupun berbaring dengan lesu.
Lalu kubuka mataku.
Kupikir harusnya aku melakukan sesuatu.

Barangkali menyiangi daun daun yg kuning melayu. Atau menakar pupuk dan mencampurnya dalam larutan yang benar. Ya sesungguhnya tanamanku butuh nutrisi. Tapi entah kenapa tak beranjak juga aku dari tempat dudukku.

Barangkali aku bisa mencincang jamur merang yang kubeli tadi pagi. Lalu mencampurnya di atas wajan dengan merica, garam, kecap dan sedikit minyak wijen. Lalu kugulung dalam kulit lumpia. Ya, sesungguhnya anakku butuh cemilan iseng iseng sambil menanti gerimis. Tapi entah kenapa, aku hanya berpangku tangan.

Barangkali aku bisa mengambil kain, benang dan jarum. Lalu memotongnya menjadi beberapa pola. Entah untuk masker, tas, maupun bantal kursi. Eh, sesungguhnya pembungkus bantal kursiku sudah lama tak diganti.Tapi entah kenapa aku hanya membiarkan pikiranku sendiri yang melayang.

Barangkali aku bisa membuka kotak cat warna, membentangkan kanvas kosong dan mulai menarikan kuasku di sana. Ya, dinding kamarku yang putih rasanya butuh lukisan penuh warna untuk menghangatkannya. Tapi entah kenapa aku hanya bisa memandangi kotak itu dan rasa berat tanganku untuk membukanya.

Barangkali aku….. bisa apa saja. Tapi masalahnya bukan soal bisanya.
Tapi kapan aku memulainya….

GARDEN UPDATE: GARDENIA.

Standard
Gardenia alias Bunga Jempiring, alias Kacapiring.

Tidak pergi kemana-mana dan hanya diam di rumah saja, saya memandang bunga bunga Gardenia yang bermekaran menebar wangi di halaman.

Gardenia alias Bunga Jempiring atau Bunga Kacapiring adalah perdu dekoratif dengan daun hijau gelap dan bunga berwarna putih bersih yang sangat harum.

Ada banyak parfum kelas dunia yang menggunakan Gardenia Oil sebagai salah satu ingredient-nya yang memberikan wangi yang soft, creamy dan elegan.
Bunganya yang kuncup begitu mulai mekar, tercium semerbak sedikit greeny dan sangat menarik. Ketika mekar penuh, wanginya semakin elegan, creamy dan agak laktonik. Menariknya, meskipun mulai layu, bunganya tetap meninggalkan jejak wangi.

Dari sisi Olfactive, wangi bunga ini masuk ke dalam golongan “White Flower”. Dalam wangi bunga Gardenia ini terkadang kita bisa mencium samar-samar wangi bunga Lily, Kily of The Valley, wangi bunga Mawar dan wangi bunga Kenanga.

Walaupun ada sedikit tercium samar samar wangi bunga lain dalam wangi Gardenia, tetapi mengapa wangi Gardenia sangat unique dan elegan?. Itu karena kandungan alpha methyl benzyl acetate yang sangat unik dan hanya bisa ditemukan di alam pada bunga Gardenia segar yang sedang mekar. Itulah sebabnya mengapa kwalitas parfum dari bunga Gardenia ini selalu istimewa.


Di halaman rumah saya ada cukup banyak bunga Gardenia. Ada yg kuncup, mulai setengah mekar, sedang mekar, kelewat mekar hingga yang sudah mulai layu. Tapi wanginya tetap semerbak.

Bunga ini adalah bunga kesayangan ibu saya. Bapak saya menanamnya di tepi kolam di halaman rumah kami. Saya ingat Ibu suka menyelipkan bunga ini disanggulnya jika sedang berkebaya, atau menyelipkannya di bawah bantalnya. Itu sebabnya mengapa bantal tidur ibu saya selalu wangi.

Untuk mengenangnya, saya menanam 3 batang di halaman dan kadang juga ikut menyelipkan bunga wangi ini di bawah bantal saya.
Wanginya sangat lembut dan elegan.