Monthly Archives: June 2019

Dapur Hidup: Lemon Thyme.

Standard

Bagi penggemar masakan Eropa, tentu paham jika Thyme adalah salah satu bumbu dapur yang sangat penting digunakan. Sesungguhnya saya sudah beberapa kali pernah menanam Thyme, bumbu dapur yang umum digunaksn di dapur dapur Eropa. Tetapi setelah agak besar, tanaman ini mati akibat kurang terurus saat saya tinggalkan beberapa lama ke luar kota.

Minggu lalu saya sempat membeli Thyme di Supermarket. Karena melihat ada beberapa batangnya cukup tua, saya jadi berniat untuk menanamnya lagi. Begitu saya masukkan ke keranjang baru saya sadari jika Thyme ini daunnya agak lebih bundar dan sedikit lebar dari jenis Thyme yang pernah saya tanam di rumah. Biasanya daunnya sedikit meruncing dan lebih kecil.

Oooh… rupanya tanaman ini adalah jenis Lemon Thyme. Waaah… ini akan menjadikan koleksi tanaman dapur hidup di halaman saya bertambah. Saya sangat senang. Mudah mudahan saya berhasil membuatnya hidup.

Sayapun mempersiapkan media tanam yang baik dalam pot dan mulai menancapkan batang Thyme yang sudah agak tua ke dalamnya.

Seminggu sudah berlalu, dan kelihatannya tanaman ini tumbuh dengan baik dan segar.

Di Batas Rasa Iba Dan Kebodohan.

Standard

Satu hari, saya mengajak anak-anak untuk berjalan-jalan di sekitar area Pasar Seni, Kuala Lumpur. Ada banyak hal yang bisa dilihat dan dipelajari di daerah sana dan sekitarnya. Mulai dari Pasar Kasturi – Central Market, Museum Textil, Taman Burung, Taman Kupu- Kupu, Masjid Negara, Islamic Art Center dan sebagainya.

Anak-anak memutuskan untuk menggunakan MRT saja. “Lebih murah, Ma. Kita bisa saving-saving duit cash kita“. Saran anak saya. Saya setuju. Terlebih karena stock ringgit di dompet saya juga sudah mulai menipis. Kamipun melangkah keluar hotel dan menuju stasiun.

Di stasiun kami menuju auto ticket counter guna membeli coin. Memilih milih Line kereta yang ada di menu, tiba tiba seorang pria yang berdiri di mesin ticket di sebelah saya bertanya dengan ramah. “Hai!. Kalian mau ke mana?” tanyanya. Saya menjawab, mau ke Pasar Seni.

Begitu mendengar jawaban saya, dengan sigap ia membantu anak saya. Ceklak ceklik… kami bayar dan coin ticket kereta pun keluar. Sangat cepat kejadiannya. Ooh tentu saja. Karena ia seorang pria lokal yang pastinya sudah hapal dengan jalur-jalur MRT maupun kereta lain di kota ini.

Saya berterimakasih. Orang itu mengangguk dengan sangat ramah. Lalu ia bertanya, apakah saya bersedia memberinya beberapa butir uang receh. Ia sedang kesulitan dan kehabisan uang. Oooh!. Saya memandang wajahnya dan merasa iba. Membayangkan jika saya berada di posisi dia.

Tentu saja saya tidak keberatan. Saya pun mengeluarkan semua uang logam yang ada di dompet saya. Dan memberikannya kepadanya. Ia mengucapkan terimakasih.

Lalu ia bercerita kalau sesungguhnya ia sedang bermasalah dengan kakinya. Ia menyingsingkan sedikit celana panjangnya dan saya melihat luka yang sangat serius. Oooh. Sungguh terkejut melihatnya. Luka yang besar yang tidak cukup hanya jika diobati dengan obat merah saja. Harus dibawa ke rumah sakit dan ditangani dengan serius. Bahkan mungkin perlu beberapa jahitan untuk menutup luka terbuka itu.

Saya pikir uang logam yang tadi saya berikan kepadanya tidak akan cukup. Lalu sayapun memberikan beberapa lembar uang kertas lagi agar bisa ia gunakan untuk mendapatkan perawatan yang baik dari rumah sakit. Saya menyerahkannya sembari berdoa dalam hati saya, semoga orang ini mendapatkan perawatan yang baik dan sembuh dari lukanya.

Tanpa saya duga, orang itu merunduk di hadapan saya, menyentuh kaki saya dengan tangan kanannya lalu mengusapkan tangannya itu di keningnya, sebanyak tiga kali. Saya terkesima dengan kelakuannya dan mencoba melarang ia berbuat begitu kepada saya. Tetapi ia keburu selesai. Setelah itu ia mengucapkan terimakasih dan saya melihat airmatanya mengambang sebelum ia melangkah pergi.

Mama apain orang itu?” anak saya yang rupanya melihat bagian akhir kejadian itu terheran -heran. Mengapa orang itu menunduk di depan saya dan menyentuh kaki saya, lalu menempelkannya ke keningnya. Saya bilang “Nggak Mama apain. Mama cuma kasih uang“, kata saya.

Anak saya terkejut. Rupanya ia tidak melihat kejadian saat saya memberikan uang pada orang itu. “Astaga, Mama!!!. Mengapa Mama berikan dia uang?. Itu sejenis…. scamming, Mama!!!“. Tegur anak saya yang sulung dengan suara tinggi. Saya terkejut akan reaksi anak saya yang tak terduga itu.

Mama ditipu!!!“. Lanjut anak saya yang bungsu lagi. Mereka seperti bersekutu mengkritik saya.

Saya membantah kalimat anak-anak saya itu. Saya bukan tertipu. Saya kasihan padanya dan memang ingin memberinya bantuan uang. Saya sadar. Dan bahkan sangat sadar melakukannya karena rasa kasihan. Karena rasa iba. Bagainana mungkin kedua anak saya bisa mengatakan jika saya tertipu.

Berapa banyak uang yang Mama berikan kepadanya?” tanya anak saya yang sulung.

Saya tidak menjawab dengan tepat. Jawaban yang tidak menipu, tapi tidak bisa dibilang jujur juga. “Hanya beberapa ringgit” jawab saya. Jawaban yang mengambang. Siapakah yang tahu, berapa batas kata “beberapa” itu?. Banyakkah? Sedikitkah?.

Saya lalu memberikan pengertian kepada anak saya. Itu bukan penipuan. Tapi masalah rasa iba kepada orang lain yang sedang kesulitan. Sebagai sesama manusia, kita wajib membantu orang yang sedang kesulitan, jika posisi kita memungkinkan untuk membantu.

Tapi ke dua anak saya tetap tidak yakin bahwa orang itu tidak menipu saya. Saya lalu mengingatkan, bahwa kaki orang itu luka parah. Dan kami semua melihatnya. Bukankah itu bukti yang cukup bahwa orang itu tidak menipu?.

Anak anak saya tetap tidak setuju. Belum tentu itu luka beneran. Kesan luka bisa dibuat buat. Banyak seniman bisa membuat karya tiruan luka. Ooh…ya. Bisa juga sih jika diambil dari sudut pandang itu. Anak anak lalu memberi contoh fakta beberapa kejadian pengemis dengan luka palsu yang memang kami pernah lihat sendiri, saat anak anak masih kecil.

Sampai akhir hari, saya masih sulit untuk setuju dengan pendapat anak-anak saya bahwa orang itu telah menipu saya. Karena saya yakin telah melihat luka beneran dan saya melihat airmatanya mengambang saat mengucapkan terimakasih kepada saya sebelum pergi.

Sementara anak-anak saya tetap berpikir bahwa saya sudah melakukan kebodohan karena begitu mudah ditipu oleh orang itu. Masalah air mata mengambang itu kan bisa juga soal keahlian seseorang ber-acting yang sangat bisa dilatih. Yaaa…. bisa juga sih jika kita hubung-hubungkan ke situ.

Sungguh saya tidak tahu yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Karena semuanya memberi kemungkinan yang sama untuk menjadi benar ataupun salah. Hanya Tuhan yang tahu kebenaran yang sesungguhnya. Hanya Tuhan pula yang tahu di mana batas antara rasa iba dan kebodohan manusia.

Saya tercenung. Aaah…. tidak usah saya pusingkan apa yang telah terjadi. Ibarat sedang menonton sebuah potret. Kita tak pernah tahu kejadian apa saja yang terjadi sebelum kamera menjepret kejadian di foto itu, dan juga kejadian apa saja yang terjadi setelah potret itu dibuat. Tak usah kita pusingkan dan pertanyakan. Cukup nikmati saja satu single moment saat potret itu dibuat.

Tidaklah begitu penting, apakah orang itu memberi keterangan benar atau menipu. Yang lebih penting adalah keikhlasan hati kita. Sehingga membuat apapun dan seberapapun yang kita keluarkan menjadi berharga. Setidaknya di hati kita.

Saya pun melenggang pergi dengan hati riang.

Kisah Kekuasaan Dan Perang di Osaka Castle.

Standard
Kisah Kekuasaan Dan Perang di Osaka Castle.

Seringkali saat membuka sosial media, kita disuguhin iklan travel agent “Terbang murah ke Osaka “, lengkap dengan gambar sebuah kastil berwarna hijau, yang terlihat sangat artistik dan ikonik. Nah kastil digambar itulah yang bernama Osaka Castle yang terkenal itu.

Karena Osaka Castle ini merupakan ikonnya kota Osaka, rasanya saya sangat rugi jika tidak mengunjunginya saat berada di kota ini. Jadi pagi pagi dan dengan semangat tinggi kami pun berangkat ke sana dengan menggunakan train ke stasiun Tanimachi Yonchome dan berjalan kaki ke Osaka Castle yang tidak terlalu jauh dari sana.

Saat kami tiba, matahari masih belum terlalu tinggi dan tidak terlalu menyengat. Kami masuk dengan mudah karena menggunakan kartu pass paket yang dibelikan keponakan saya sehari sebelumnya.

Osaka Castle tampak megah menjulang dengan kombinasi warna putih dan genteng hijau , dengan ornamen warna emas di sana sini. Di lantai atas terlihat gambar macan emas dengan latar belakang warna hitam yang menjadi ciri khas istana ini.

Setelah mengantri sejenak, saya memutuskan untuk menaiki tangga secara manual daripada menggunakan eskalator. Bukan karena sok kuat menaiki tangga istana yang tinggi ini, tetapi saya ingin menikmati apa yang disuguhkan di setiap lantai istana ini. Walaupun tidak semuanya bisa saya ambil fotonya karena di beberapa tempat ada larangan menggunakan kamera.

Osaka Castle dibangun pada tahun 1583 oleh Toyotomi Hideyoshi, seorang Damyo yang sangat mashyur pada jamannya. Istana terditi dari sebuah bangun bertingkat yang berdiri di atas pondasi batu, dikelilingi oleh parit penuh air untuk menghalangi musuh agar tidak mudah menyerang.

Menutut catatan, istana ini pernah hancur saat diserang oleh Tokugawa Ieyasu pada tahun 1615 yang sekaligus mengakhiri kekuasaan garis keturunan Toyotomi di Jepang. Dan digantikan oleh Trah Tokugawa.

Namun 5 tahunnya kemudian (1620), putra Tokugawa Ieyasu yang bernama Tokugawa Hidetada memperbaiki kembali istana ini, namun sayangnya, menara istananya tersambar petir pada tahun 1665. Dan tampilan istana seperti yang bisa kita lihat hari ini sesungguhnya adalah hasil renovasi pada tahun 1997, di mana istana ini sekarang sudah dilengkapi dengan eskalator dan dijadikan museum yang dibuka untuk publik.

Saya yang memilih untuk naik ke atas lewat tangga biasa menemukan berbagai hal menarik mulai dari lantai dasar.

1/. Lantai Dasar.

Di sini saya melihat ada information center dan toko cinderamata.

2/. Lantai Dua .

Berisi fakta-fakta dan figur tentang Osaka Castle.

Begitu tiba di lantai dua, kami disuguhi pemandangan seekor Macan emas (Fusetora) dan seekor ikan lumba lumba emas legendaris ( Shachi). Dua mahluk ini kelihatannya penting artinya vagi istana Osaka, sebab digunakan juga sebagai hiasan di atap dan dinding atas istana dan bisa dilihat dari luar istana.

Dilantai ini juga dijelaskan tentang sejarah Osaka Castle.

3/. Lantai Tiga.

Ini adalah lantai yang dimana penggunaan kamera dilarang. Isinya adalah pameran benda benda peninggalan kerajaan dan peralatan perang. Jenis jenis anak panah, pedang samurai, tempat anak panah, penutup kepala kuda dan sebagainya.

Ada juga model dari Osaka Castle.

4/. Lantai Empat.

Sama halnya dengan lantai 3, di lantai 4 ini pun kami dilarang memotret. Berisi tentang Hideyoshi Toyotomi pada jamannya. Ada artifak artifak yang dipamerkan. Ada pakaian perang yang saya rasa sangat berat jika dipakai.

Lalu informasi tentang Osaka Castle Hystory – saat direkonstruksi oleh Shogun Tokugawa.

5/. Lantai Lima.

Di lantai ini saya menemukan kisah kekuasaan trah Toyotomi sejak Osaka Castle ini berdiri, hingga trah Tokugawa yang berkuasa silih berganti hingga lebih dari 200 tahun. Panjang juga ya.

Disini dipertontonkan ” The Summer War in Osaka” lewat panorama vision. Menceritakan peperangan sengit antara pasukan Yukimura Sanada dan Tadanao Matsudaira. Nah… siapa pula ini?.

Lalu ada juga diagram bendera bendera pasukan mana berperang dengan mana. Tambah bingung saya ha ha.

Saya yang sesungguhnya tidak menyukai perang dan sangat tidak tertarik akan perang, sungguh sangat sulit untuk mencerna kisah pilu ini. Jadi saya lewati saja, walau hati saya kepalang teriris memikirkan pedihnya perang.

6/. Lantai Enam.

Tidak terbuka untuk umum.

7/. Lantai Tujuh.

Isinya diorama tentang kehidupan Hideyoshi Toyotomi yang membangun Osaka Castle dan berhasil menyatukan bangsa Jepang.

Lalu ada Osaka Castle History saat periode Ishiyama Honganji.

8/. Lantai Delapan.

Ini adalah Observation Deck. Dari ketinggian lantai 8 istana ini (kurang lebih 50 meter di atas tanah), kita bisa melihat pemandangan luar istana Osaka beserta pait paritnya. Dan juga di kejauhan keseluruhan kota Osaka yang indah.

Naik ke lantai ini ternyata lumayan gempor juga. Tapi senang juga karena melihat ada banyak cerita sejarah yang bisa saya cerna dari istana ini.

Yam Seng Dalam Pernikahan Adat Cantonese.

Standard

Saya baru pertama kalinya menghadiri pernikahan adat Cantonese. Ini terjadi beberapa hari yang lalu, di mana kebetulan seorang teman menikah dan saya diundang datang ke pestanya di sebuah restaurant di Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia.

Awalnya saya menyangka pesta ini biasa saja , yang isinya makan-makan dan hiburan biasa. Tapi kemudian ada yang menarik dan unik serta belum pernah saya lihat dalam pesta pesta pernikahan yang pernah saya hadiri, di mana MC meminta kita untuk melakukan Yam Seng. Yakni bersulang dan meneriakkan kata “Yaaaaaaaaaaaaaaam” dan ” Seng” sebanyak 3 x.

Setelah itu kedua pemgantin mendatangi meja undangan satu per satu dan melakukan Yam Seng lagi masing masing sebanyak 3x dan berkompetisi kencang kencangan dan panjang panjangan seruannya. Nah…kebayang nggak jika di restaurant itu ada 50 meja (saya tidak tahu persis berapa jumlahnya, bisa jadi lebih dari 50 meja) dan masing masing meja terdiri atas 10 orang…terbayanglah ya, bagaimana ramenya. Ha ha… seru juga.

Karena unik banget, maka sayapun bertanya itu acara apa. Rupanya Yam Seng adalah adat Cantonese yang umum dilakukan untuk mendoakan kebahagiaan penganten, agar terus langgeng dan cepat punya momongan.

Yam Seng biasanya dilakukan dengan meneriakkan kata “Yaaaaam” sepanjang panjangnya. Lalu ditutup dengan ” seng” yang pendek. Dilakukan 3 x dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendoakan kebahagiaan pengantin agar langgeng terus hingga akhir hayat.

2. Mendoakan pengantin agar cepat punya anak.

3. Ucapan terimakasih dan mendoakan tamu- tamu undangan yang hadir agar juga selalu bahagia dan sukses.

Sungguh budaya yang sangat baik. Karena baru kali ini saya mendengar pihak tuan rumah menyelipkan doa untuk tamu undangan. Biasanya paling ucapan terimakasih biasa, bukan doa khusus seperti itu. Biasanya doanya hanya untuk pengantin saja.

Waaah… luarbiasa ya.

Garden Update: Selepas Liburan.

Standard

Saat liburan rasanya selalu menyenangkan. Akan tetapi setelahnya, ada banyak tugas yang menanti. Mulai dari cucian pakaian yang menumpuk, tugas dapur, beres beres rumah hingga tumpukan kerjaan kantor. Dan buat saya yang lebih menyedihkan lagi adalah tanaman di halaman yang meranggas, layu dan bahkan ada yang mati kekeringan😭😭😭.

Tak punya pilihan, terpaksa harus gunting gunting dulu dan bersihkan tanaman yang pada mati dan rusak itu.

Tak terbilang lagi berapa batang tanaman cabe yang mati, bibit kelengkeng, jeruk, pohon kecombrang dan kangkung yang harus dibuang ke tong sampah.

Tapi anehnya, ditengah kekisruhan yang terjadi di halaman, ada satu batang pohon cabe rawit yang justru berbuah lebat saat ditinggalkan liburan. Bahkan buahnya banyak yang sudah kering dan rontok ke tanah.

Luarbiasa pohon cabe yang satu ini. Karenanya saya petiklah cepat cepat sebelum makin banyak lagi buahnya yang kering.

Saya mulai bertanya tanya, mengapa tanaman ini mampu bertahan sedangkan yang lain mati?. Setelah mengamat-amati pohon pohon yang mati itu, saya pikir penyebab kematiannya sebenarnya bukanlah karena kekeringan akibat kurang disiram air semata, melainkan karena terserang penyakit lain juga seperti kutu putih, karat, virus mozaik atau tungau. Jadi serangan penyakit plus kekeringan lah yang menyebabkan tanaman saya pada mati.

Sedangkan pohon cabe ini, walaupun tumbuh di sebelah tanaman yang pada mati itu, rupanya ia tetap bertahan hidup karena tidak terserang penyakit. Sebuah muzizat, vitus- virus itu belum sempat merambat ke tanaman ini.

Dotonburi di Malam Hari.

Standard

Sepulang dari Nara, kami memutuskan mencari makan malam di Dotonburi. Sebuah area yang sangat gemerlap dengan lampu lampu neon warna warni yang sangat ramai dikunjungi tourist.

Di tempat ini sangat banyak tersedia restaurant ataupun tempat rempat jajan yang enak enak dengan harga yang juga terjangkau. Setelah malam itu, kami juga datang ke Dotonburi beberapa kali lagi saat kami tinggal di Osaka.

Malam itu keponakan saya mengajak makan sushi. Tetapi sebelum ke tempat Sushi kami mampir dulu di toko yang menjual Takoyaki. Astaga !!!. Ramainya minta ampun. Orang orang berjubel mengantri makanan yang terbuat dari daging gurita itu.

Ditambah lagi dengan tumpukan orang yang mengantri naik kapal, jalanan di tepi sungai itu semakin sulit dilewati.

Untungnya anak dan keponakan saya memang sangat doyan Takoyaki, sehingga cukup bergunalah kami mengantri lama di situ.

Error
This video doesn’t exist

Setelah puas mencicipi Takoyaki, kami lalu berjalan jalan di sepanjang Dotonburi, naik jembatan dan melihat seorang seniman yang bermain musik dengan menggunakan sepedanya. Sungguh kreatif. Ada ada saja idenya.

Puas berjalan jalan, kami pun mengantri makan malam di tempat orang jual Sushi. Aduuuh… antriannya panjang banget. Mana gerimis turun pula. Tapi sushinya enak dan memang agak murah harganya.

Di lain hari kami ke Dotonburi juga untuk ikut River Cruise. Pengen nikmati wisata sungai saja. Dotonburi cruise ini muter mulai dari Nippon-bashi hingga Ebisubashi. Senang juga menikmati pemandangan lampu lampu gedung dan toko serta restaurant di pinggir sungai yang menyala berwarna warni indah.

Kebetulan banget pas kami ikut River Cruise itu, kami bertemu dengan orang Indonesia yang bernama Maya asli berasal dari Bogor yang bekerja menjadi leader di kapal Cruise. Senangnya bukan main. Mbak Maya ini rupanya kuliah juga sambil kerja di kota ini. Waah….salut saya sama Mbak Maya ini. Semoga sukses selalu ya Mbak.

Sehari di Kota Nara, Bisa Lihat Apa Saja?

Standard

Kota Nara, terkenal sebagai kota tua dengan banyak sekali memiliki peninggalan sejarah peradaban Jepang, terutama kuil-kuil Budhist.

Saking banyaknya tempat tempat menarik yang bisa dikunjungi di Nara, sesungguhnya kunjungan sehari ke kota ini tidaklah cukup untuk melihat semuanya. Jadi kita harus memilih yang mana yang memungkinkan kita kunjungi dalam sehari.

Kami memilih Nara Park dan area sekitarnya (area yang berwana hijau di peta di atas) untuk kami kunjungi dalam sehari. Karena menurut Nara Sightseeing Map yang saya dapatkan Kintetsu – Nara Station Tourist Information Center, ada cukup banyak tempat menarik dengan lokasi yang berdekatan di tempat itu.

Kami berangkat dari Osaka sekitar jam 9 pagi dan tiba di Kintetsu Station di Nara setengah jamnya kemudian. Lalu apa saja yang bisa kami lihat dalam sehari di Nara?:

1/. Kofukuji Temple.

Kofukuji Temple adalah sebuah kompleks Kuil Budha yang luas yang terdiri atas beberapa bangunan antara lain sebuah Pagoda bertumpang lima yang merupakan simbol dari kota Nara. Dibangun di abad ke 7. walaupun pernah direkonstruksi beberapa kali misalnya pada tahun 1426.

2/. Taman Rusa.

Ada beberapa tempat di Nara Park ini yang dipenuhi dengan rusa. Mulai dari sekitar Kofukuji Temple , tak jauh dari Nara National Museum hingga sekitar Todaiji Temple.

3/. Yoshikien Garden.

Taman cantik yang dulunya merupakan cabang dari Kofukuji Temple ini menyajikan pemandangan taman khas jepang dengan memasukkan unsur kolam, bunga Azalea, Pinus Jepang , kerikil dan lumut.

4/. Todaiji Temple.

Ini adalah kuil yang samgat terkenal di mana ditempatkan sebuah patung Budha Vairocana yang sangat besar yang dikenal dengan Daibutsu (Great Budha).

5/. Nandaimon.

Nandaimon adalah Gerbang Selatan dari Todaiji Hall yang ukurannya sangat luar biasa. Dan merupakan gerbang terbesar yang ada di Jepang.

Sebenarnya masih banyak sekali yang belum sempat kami kunjungi di Nara, seperti misalnya Kasuga Taisha Shrine yang lokasinya sebenarnya masih di sekitar Nara Park juga, tapi karena keburu sore ksmi tak sempat mampir.

Lalu ada Isuien Garden, Heijo Palace, The Garden of Kasuga, Taisha Shrine, Nara City Museum of Art, Toshodaiji Temple, Yakushiji Temple, Naramachi Traditional Townhouse, Gongoji Temple, Nara National Museum, Narakogei-kan Craft Museum. Sugioka Kason Calligraphy Museum, Naramachi Toy Museum, dan sebagainya masih banyak lagi.

Kelihatannya perlu tinggal beberapa hari agar bisa melihat berbagai tempat menarik di kota tua ini.

Nandaimon.

Standard

Bangunan yang menarik hati saya saat mengunjungi Todai-ji Temple di Nara adalah sebuah pintu gerbang raksasa yang disebut dengan Nandaimon. Jika diterjemahkan artinya adalah Gerbang Besar Selatan (Great South Gate). Disebut begitu karena pintu gerbang yang besar ini memang merupakan pintu gerbang selatan dari Todaiji temple. Dan saya mendapat informasi bahwa Nandaimon ini adalah pintu gerbang yang terbesar yang ada di Jepang.

Terbuat dari kayu yang sangat kokoh, gerbang ini memiliki 3 pintu yang sama ukurannya.

Di bagian kiri kanan pintu ini ditempatkan 2 patung raksasa dari dewa pelindung yang disebut Kongorikishi.

Walaupun umurnya sangat tua, gerbang kayu tua ini terlihat sangat antik dan tetap gagah.

Mengunjungi Todai-ji Temple di Nara.

Standard

Selepas menikmati keindahan taman di Yoshikien Garden, kami melangkah keluar menyusuri jalan di perumahan di kota Nara untuk menuju ke Todaiji Temple.

Menurut peta, harusnya letaknya tidak terlalu jauh dari Yoshikien Garden ini. Jadi kami yakin bisa ke sana tanpa tersesat.

Setelah berjalan kira kira 15 menit, sampailah kami di gerbang kuil Todaiji ini. Sempat melihat-lihat dari luar. Keponakan saya ragu apa kita perlu masuk atau tidak. Setelah dicheck ternyata ticketnya tak seberapa mahal. 500 yen per orang jika hanya ingin mengunjungi Templenya saja. Atau 800 yen jika ingin mengunjungi Temple + Museum.

Karena sudah agak sore, kami memutuskan untuk berkunjung ke templenya saja.

Saya berjalan ke arah Budha Hall, mampir ke tempat air untuk membersihkan tangan dan wajah saya, lalu ke tempat pedupaan dan menyalakan dupa sebentar sebelum memasuki ruangan.

Templenya sendiri berupa satu ruangan yang sangat besar di mana sebuah patung Budha Vairocana ditempatkan di sana. Sehingga ruangan itu sering juga disebut dengan Budha Hall atau Daibutsuden.

Patung Budha ini sungguh sangat besar. Berdasarkan informasi beratnya 550 ton. Tingginya ada sekitar 15 meter. Di sekeliling belakang kepalanya terdapat lingkaran cahaya emas.

Ditempatkan di atas kelopak bunga Padma (lotus)

Saya menyempatkan diri untuk merenung dan berdoa sejenak di tempat itu.

Selain patung Budha yang sangat besar ini, di kiri kanan Budha juga ditempatkan 2 buah patung Dewa, yakni Kokuzo Bosatsu (Dewa Ruang).

Dan satunya lagi adalah Nyoirin Kannon ( Dewa Keberuntungan).

Jika kita berjalan mengelilingi aula, di bagian samping agak pojok belakang, kita juga menemukan 2 buah patung raksasa yang merupakan dewa dewa penjaga.

Dewa dewa ini diyakini menjaga Budha dari hal hal yang buruk.

Mereka adalah Koumokutan ( Dewa Barat).

Dan Tenmontan ( Dewa Utara). Patung dewa dewa ini terbuat dari kayu balok yang diukir dengan sangat indahnya.

O ya, hampir lupa bercerita, di dekat patung Dewa Tenmontan ini terdapat sebuah pilar denganlubang di tengahnya. Kelihatannya sangat sempit, tetapi saya lihat ternyata ada beberapa orang yang bisa lolos masuk ke dalamnya. Baik anak kecil maupun orang dewasa.

Wipro Unza Indonesia, Best Company to Work For in Asia 2019.

Standard

Jumat malam kemarin saya diundang menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan oleh HR Asia di J.W. Mariott Hotel di Jakarta, karena PT Unza Vitalis (Wipro Unza Indonesia) perusahaan tempat saya bekerja, memenangkan kompetisi sebagai salah satu perusahaan terbaik sebagai tempat bekerja di tahun 2019.

Sebagai karyawan, tentu saja saya merasa sangat bangga dengan pencapaian di ajang HR paling bergengsi se-Asia ini. Terlebih jika mengingat bahwa terus terang perusahaan kami yang di Indonesia ini baru pertama kali ikut serta dalam ajang ini dan menang!!!. Sangat mengejutkan dan membahagiakan.

Sedikit informasi, perusahaan PT Unza Vitalis ini diakuisisi pada tahun 2007 oleh Wipro Limited sehingga merupakan bagian dari Wipro Consumer Care. Ber”head office” di Jakarta, pabrik kami ada di Salatiga.

Di Indonesia , perusahaan kami ini memasarkan brand Vitalis, Sumber Ayu, Izzi, Enchanteur, Doremi, Pandansari, Romano, BioEssence dan Safi.

Mr Neeraj Khatri, Presdir PT Unza Vitalis dan Bpk Adi Sumarno, Head of HRD.

Nah, lalu bagaimana kami bisa menang?.

Saya rasa tentu salah satu faktor penentunya adalah tingkat kepuasan karyawan yang diukur melalui survey. Selain tentu saja beberapa faktor lain yang berkaitan dengan organisasi. Nah, saya yakin team HR di perusahaan kami ini dengan sangat kompak telah bekerja keras agar bisa mengantarkan perusahaan ke kemenangan ini.

Misalnya, perusahaan tempat kami bekerja memiliki value yang disebut dengan Spirit of Wipro.

Spirit of Wipro itu terdiri atas 4 point yang kami jalani dalam kehidupan sehari hari di kantor;

1/. Be passionate about clients’success.

2/. Treat each person with respect.

3/. Be global and responsible.

4/. Unyielding integrity in everything we do.

Sungguh, ini bukan sekedar value yang ditulis dan digantung di dinding saja. tetapi sesuatu yang kami jalani sehari-hari. Team HR kami selalu mengingatkan tentang value ini setiap saat.

Saat ini perusahaan mempekerjakan 547 karyawan, yang sangat beragam generasinya, gender, suku dan agamanya. Dan dari seluruh karyawan itu 67.4% adalah kaum millenials. Dan hampir 40 % adalah wanita. Kami sangat menghargai keanekaragaman.

Hal lain yang sangat menarik adalah program-program baik yang dibesut oleh Group maupun dirancang oleh team HR lokal. Antara lain :

Code of Business Conduct .

Ini menarik banget. Karena walaupun banyak perusahaan juga berbicara tentang ini, tetapi di Wipro kami menjalaninya dengan bersungguh -sungguh. Dan kami karyawan berkomitment untuk itu serta ikut memastikan bahwa bisnis berjalan dengan baik secara fair dan beretika. COBC ini mencakup juga masalah pencegahan terhadap bullying di kantor, pelecehan sexual, pelecehan sosial, fisik, gender, agama, suku dan sebagainya, penyalahgunaan wewenang, jabatan, masalah integritas, conflict of interest dan sebagainya.

Prevention of Sexual Harassment (POSH).

Sebagai karyawan, kami semua berhak dong bekerja dengan nyaman dan bebas dari segala bentuk bullying dan pelecehan. Terlebih bagi karyawan wanita yang jumlahnya mendekati 40%. Jika tidak diatur dalam COBC tentu sangat rentan terhadap kasus pelecehan ini. Perusahaan membemtuk komite khusus POSH untuk memverikan pendidikan, penyuluhan dan training kepada seluruh karyawan, termasuk para SPG dan team di lapangan serta karyawan yang berada di Office. Training juga diberikan bagi setiap karyawan baru , dan secara berkala diberikan lagi training penyegaran bagi karyawan lama.

Employee Engagement Program.

Di kantor kami, ada banyak banget Employee Engagement Program yang membuat karyawan semakin betah untuk tetap bekerja di perusahaan. Terbukti dalam survey persepsi karyawan, tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan menjadi 83%, meningkat misalnya jika kita bandingkan pada tahun 2016 yang hanya 79%. Selain itu Attrition ratenya juga cukup rendah dan berkurang dibanding tahun tahun sebelumnya.

Employee Communication Platform.

Banyak forum komunikasi yang disediakan oleh perusahaan. Mulai dari Coffee Morning – ini untuk ngupdate ke karyawan apa apa aja berita terbaru di setiap Department, sehingga karyawan nggak kudet dengan apa yang terjadi di perusahaannya sendiri , lalu ada Employee Gathering – nah ini adalah acara tahunan. Biasanya kita pergi ke suatu tempat, dibikinin acara misalnya outbond atau games-games yang membuat kita makin kompak dan makin semangat gitu. Ada juga Board Magazine yang dipakai untuk naruh berita seputaran group. Ada lagi Leaders Meeting untuk ngupdate sesuatu di lefel Head department. Terus kalau ada apa apa, HR juga menyediakan diri untuk session HR Consultation. Dan percaya nggak, di perusahaan kami ada yang namanya “Thank You Tree” tempat karyawan menggantungkan ucapan terimakasihnya kepada karyawan lain yang telah membantunya.

Sebenarnya masih banyak lagi loh yang menarik di perusahaan tempat saya kerja ini. Misalnya Family Gathering, juga hampir setiap tahun, terus kalau kita berulangtahun nih… dibikinkan acara agar bisa Lunch bersama COO kita. Terus proggram lain lagi contohnya Brand Review Challenge di Social Media, School Holiday Program, ngundang anak anak sekolah untuk datang dan bermain ke kantor kami. Juga Office Contest misalnya lomba kebersihan antar department dalam rangka hari Bumi. Atau Expert Talk ngundang ahli nih ke kantor kita untuk bicara tentang apa saja tergantung topik. Ahli Keuangan, Ahli Kesehatan, Ahli Lingkungan Hidup, dan sebagainya. Gitu deh…pokoknya keren 👍👍👍.

Eco Eyes.

Nah..ini program yang berkaitan dengan upaya kantor kami menjaga keberlangsungan kehidupan di masa depan. Kami peduli bumi kami dan masa depannya. Program Eco Eyes ini dimaksudkan agar kami bisa memantau penggunaan energy, kertas dan air dengan irit dan efisien. Bukan pelit ya.

Jadi karyawan selalu diingatkan dan didorong agar semakin hari semakin bersikap eco-friendly. Bahkan di pabrik kami di Salatiga, kami juga membuat Biodiversity Park bekerja sama dengan ebird.org agar burung burung betah datang dan membuat sarang di halaman pabrik.

Corporate Social Responsiblity (CSR).

Perusahaan tempat saya bekerja juga cukup aktif melakukan CSR. Misalnya bekerjasama dengan Nara Kreatif untuk membantu pendidikan anak anak jalanan, juga secara berkala, karyawan ikut mendonasikan darah melalui Palang Merah Indonesia, juga memberikan sumbangan kemanusian dalam kejadian bencana alam, atau berbuka puasa bersama anak yatim piatu.

Leadership Values and People Development.

Hal yang sangat menarik lain di Wipro adalah tentang Leadership dan pengembangan karyawan. Selain berbagai jenis training baik internal.maupun eksternal yang diberikan, feedback kepada karyawan juga selalu diberikan secaea berkala dan bahkan untuk para leader diberlakukan 360° review, penilaian dari atasan, dari peers, dari internal customers dan dari bawahan. Di Sales di lakukan talent review secara berkala selain untuk mendevelop leadership dari dalam, menyediakan kepemimpinan dari dalam juga untuk membantu team sales dalam mencapai target melalui Sales Award.

Nah… demikianlah cerita saya tentang PT Unza Vitalis atau Wipro Unza Indonesia, perusahaan tempat saya bekerja. Bukan saja tempat saya mengais rejeki setiap hari, tetapi juga tempat saya mengekspresikan pikiran dan ide-ide saya dengan baik, karena didukung oleh suasana kerja yang nyaman dan sangat kondusif, serta penuh semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus berkarya dan mencapai sukses.

Wipro Unza Indonesia, great place to belong!!!.