Nirwana Bali Resort & Golf Club! Saya ingat beberapa tahun yang lalu demo sangat marak dilakukan oleh masyarakat sekitar saat Hotel dan Lapangan Golf ini dibangun pada awalnya – tentunya didasarkan atas kekhawatiran masyarakat akan terganggunya kesucian dan keseimbangan lingkungan hidup di area yang terkenal dengan persawahannya itu. Selain juga dekat dengan Pura Tanah Lot.
Saya tidak mengikuti bagaimana jalannya proses demo itu, namun pada akhirnya kelihatannya semuanya baik-baik saja. Barangkali masyarakat sudah bisa menerima dengan baik. Lapangan pekerjaan baru juga terbuka baik bagi penduduk sekitar maupun pendatang dari luar. Saya tidak pernah mendengar protes maupun demo dilakukan lagi. Dan tentu saja saya tidak bermaksud membahas lebih jauh soal itu. Saya hanya seorang pencinta lingkungan terutama burung-burung yang tentunya lebih tertarik untuk mengetahui apakah burung-burung liar masih terjaga keberadaannya ditempat itu. Dan pada kenyataannya memang, areal lapangan Golf itu sangat asri dan hijau, demikian juga banyak sekali jenis burung burung yang berkeliaran bebas tanpa gangguan dari manusia yang berlalu lalang di bawahnya.
Sangat menyenangkan bisa mengobrol dengan petugas keamanan dan kebersihan yang mengelola tempat itu – karena saya jadi banyak mendapatkan informasi bagaimana burung-burung dan kehidupan liar dilindungi di tempat itu. Sebagaimana halnya berlaku di sebagian besar desa-desa di Bali, perburuan dan penembakan burung & satwa liar sangat dilarang di sana. Itu salah satu hal yang menyebabkan mengapa populasi burung liar masih cukup tinggi di tempat-tempat ini.
Dan tentunya seperti yang saya ceriakan sebelumnya, burung Gelatik adalah merupakan burung terpenting yang menadapatkan perlindungan di tempat ini.
Burung ini menjadi sangat istimewa keberadaannya di tempat ini mengingat bahwa pada saat ini burung Gelatik berada pada posisi Vulnerable dalam Conversation Statusnya dialam liar. Walaupun dulunya dipandang sebagai burung yang sangat umum dan banyak jumlahnya, ataubahkan dianggap sebagai hama bagi para petani,namun kini populasinya semakin menurun drastis dan semakin sulit ditemukan liar di alam.
Selain banyaknya burung Gelatik (Padda oryzivora), saya juga melihat berbagai jenis burung lain masih berterbangan di tempat itu. Salah satu yang banyak jumlahnya adalah burung Tekukur (Streptopelia chinensis). Burung yang memiliki warna kelabu kemerahan dengan sayap berbintik-bintik hitam putih dan ciri khas kalung bintik di lehernya sangat mudah kita temukan di sana. Kita bisa menemukannya di atap bangunan, di barang pohon, di rerumputan bahkan di jalanan.
Lalu ada juga jenis burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis) yang sibuk mengambil madu dari bunga-bunga pohon kelapa ataupun bunga waru yang banyak tumbuh di sana. Burung yang kerap disebut dengan Kedis Percit dalam bahasa setempatnya itu bahkan terlihat membangun sarangnya di daun palm yang relatif rendah dari jangkauan manusia.
Burung-burung lain yang juga saya lihat banyak berkeliaran adalah burung Jalak Kerbau (Acridotheres javanicus), burung Bangau (Bubulcus ibis), burung Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), burung gereja pohon (Passer montanus) dan sebagainya.
Dan bahkan, jika kita mendongakkan kepala kita, maka sangat mudah kita juga menemukan kelelawar yang sedang beristirahat di balik daun daun pohon kelapa.
Nah, jadi sebagai seorang pengamat burung,saya menaruh respek saya pada upaya yang telah dilakukan oleh pihak Nirwana Bali Resort & Golf untuk menyelaraskan pembangunan yang dilakukannya dengan kehidupan alam dan keasrian lingkungan sekitarnya.