Sansiviera atau Lidah Mertua termasuk tanaman ‘ Orde Lama’. Karena Sansiviera ini, seangkatan dengan Supplir dan Kuping Gajah merupakan tanaman utama di halaman rumah-rumah generasi orang tua kita. Namun demikian, Sansiviera masih banyak digunakan sebagai tanaman pengisi taman-taman modern. Bahkan belakangan ini banyak dimanfaatkan di taman-taman kota untuk membantu mengurangi pekatnya polusi udara karena tanaman ini banyak disebut sebut sebagai antipolutan yang kuat. Tidak heran jika Sansiviera sangat mudah kita temukan di taman gedung-gedung pencakar langit di Jakarta
Walaupun telah mengenal tanaman ini sejak kecil, namun saat pertama kali mendengar nama umum tanaman berdaun cantik ini saya tertawa geli. Wah, mengapa ya disebut sebagai Lidah Mertua? Saya tak jelas bagian mana dari tanaman ini yang ada hubungannya dengan mertua. Apa mungkin karena struktur daunnyanya yang kaku? Sehingga barangkali diibaratkan sebagai lidah mertua (orang tua) yang dianggap kaku? Atau barangkali untuk membedakannya dengan tanaman Lidah Buaya? Entahlah. Namun di mata saya, walaupun ia terlihat kaku, tetap saja Sansiviera sangat menarik terutama jika kita manfaatkan sebagai element taman rumah yang berbatasan dengan tembok. Sansiviera terlihat sangat cocok untuk melembutkan tampilan bangunan yang kaku. Juga sangat berhasil menaturalkan pangkal tembok bangunan yang tidak natural. Hal ini disebabkan karena tampilannya yang kaku (mirip tembok) namun juga sekaligus natural dan hijau segar. Sansievera seolah menjadi jembatan penengah antara element bangunan dan tanaman taman lainnya yang tampilannya lebih lembut dan alami. Oleh karena itu banyak dimanfaatkan untuk menghias taman-taman kecil di gedung-gedung perkantoran di Jakarta.
Ada beberapa jenis Sansivera yang saya koleksi dan atau pernah saya lihat di tukang bunga di Jabodetabek. Yang paling umum adalah Sansiviera trifasciata yang memiliki daun mirip pedang yang lancip dan kaku. Daunnya merupakan kombinasi warna hijau bergaris putih dan kekuningan. Namun demikian, banyak juga jenis Sansiviera yang lain, misalnya Sansiviera yang mirip pedang bulat lancip, Sansiviera kerdil dan Sansiviera berdaun lebar. Warna daun Sansiviera ini pun beragam, mulai dari yang hijau polos gelap, hijau terang, hijau putih, hijau kuning hingga kombinasi hijau putih dan kuning.
Sansiviera sangat mudah dibiakkan dengan memisahkan anakannya yang muncul dari akar rimpangnya. Relatif tidak rewel dan sangat mudah menanamnya. Tampilan yang terbaik dari tanaman ini akan kita dapatkan, apabila tanaman ini kita letakkan di dekat tembok yang mendapatkan sinar matahari cukup namun tidak terlalu terik. Pemaparan sinar matahari yang berlebihan terhadap Sansiviera, akan membuat tampilan daunnya terlihat kurang segar dan kerdil, walaupun tanaman ini tetap tumbuh.
Menata Sansiviera dengan mengkombinasikannya dengan tanaman Liliy Paris menurut saya adalah sebuah ide yang menarik. Kombinasi Lily Paris yang hijau bergaris putih dengan struktur yang mengembang lembut terlihat sangat selaras dengan Sansiviera yang kaku namun masih in-line dengan hijau garis putih atau kuningnya.
Ide menarik yang lain adalah dengan mengkombinasikan variant Sansiviera yang tinggi dan rendah dalam satu pot. Kreasi ini akan menghasilkan pemandangan yang menarik untuk dinikmati di teras rumah.