Tulisan ini masih dalam rangka memberi jawaban dan pendapat atas pertanyaan seorang keponakan tentang bagaimana caranya menghilangkan rasa cemburu.
Cinta dan cemburu sangat umum dianggap sebagai dua hal yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Dimana ada cinta, di sana cemburu datang menemani. Jika kita jatuh cinta pada seseorang, kemungkinan besar kita akan cemburu kepada orang lain yang juga pernah, sedang atau berpotensi jatuh cinta pada orang yang kita cintai itu.
Namun jika kita perhatikan dengan lebih cermat, cinta dan cemburu itu adalah dua hal yang sebenarnya sangat berbeda. Dan bahkan pada suatu titik bisa saling bertentangan satu sama lain. Contohnya:
– Bagaimana rasanya jika kita mencintai ? Hati rasanya senang, bahagia, bawaannya riang, penuh tawa dan senyuman, semua beban terasa ringan, masa depan seolah terbuka lebar, langit terasa cerah dan sebagainya.
– Namun bagaimana rasanya cemburu? Sedih, sakit, marah, benci, iri, kesel, manyun, kemrungsung, mendung kelabu, dunia terasa sesak dan sempit dan sebagainya.
Nah lho?! Beda dan terbalik 180°. Ya.. jelaslah bahwa cinta itu tidak sama dengan cemburu. Ia hanya menempel saja di situ. Ini adalah kesadaran pertama yang harus kita ingat baik-baik. Bahwa cinta dan cemburu itu adalah tidak sama!. Lalu mengapa mereka selalu bersama-sama? Dan darimana datangnya si cemburu itu?
Menurut pendapat saya,cemburu itu datangnya dari rasa ke”aku”an alias ego yang ada di dalam diri kita dan berkembang mengikuti perasaan cinta yang ada di dalam hati kita. Ego yang tinggi mengakibatkan kita ingin memiliki dan menguasai hal-hal yang kita sukai. Termasuk orang yang kita cintai. Untuk memahaminya lebih lanjut, kita juga perlu mengingat-ingat kembali dan berusaha memahami mengapa kita jatuh cinta dan merasa terikat kepada seseorang? Mungkin karena salah satu atau gabungan dari beberapa hal yang ada di bawah ini?
– Fisik & Sexual? – misalnya kita menyukai wajahnya yang rupawan, bodynya yang sexy, kulitnya yang exotis, dsb.
– Materi? – misalnya kita menyukainya karena ia anak orang kaya, duitnya banyak, pakaiannya keren, papanya jendral, ke kampus bawa mobil trend yang terkini?
– Emotional? -kita merasa ia sangat memahami perasaan kita,memberikan perhatian saat kita kesedihan, memberikan bantuan saat kita kesulitan, membuat kita tertawa, memuja kita dan membuat kita merasa tersanjung dsb.
-Skill & Intellegencia? -kita memujanya karena ia pintar, ia berbakat dan berprestasi. Kita menyukai gagasan-gagasannya, cara berpikirnya yang menurut kita yahud banget, pemikiran-pemikirannya yang brilliant, atau karya-karya seninya, dsb.
-Atau karena ikatan Spiritual? ia memberikan pencerahan, motivasi dan inspirasi bagi hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut Ketuhanan, ibadah, agama dan kasih sayang serta pelayanan terhadap sesama mahluk.
Mengapa kita perlu memahami ini? Karena akar cinta ini sangat erat kaitannya dengan keinginan dan ego kita untuk menguasai si dia. Ketertarikan pada seseorang karena faktor fisik, materi dan emotional memicu rasa ego yang sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jika kita jatuh cinta karena faktor skill & intelegencia ataupun karena faktor spiritual. Mengapa? Karena fisik, materi dan emotional adalah tiga hal yang mungkin akan di’share’ oleh seseorang kepada orang lain. Memungkinkan si pencinta untuk berharap akan mendapatkan sebagian (atau banyak?) hal fisik, materi, perhatian yang dimiliki oleh orang yang dicintainya untuk bisa ia nikmati juga atau menjadi miliknya juga. Rasa ingin memiliki yang akhirnya berkembang serakah menjadi rasa “ingin memiliki sendiri”. Exclusively. Nggak mau orang lain ikut berbagi.Kita takut body sexynya dikuasai orang lain. Kita takut hartanya diberikan kepada orang lain. Kita takut perhatiannya diberikan kepada orang lain. Kita nggak mau orang lain juga diperhatikan. Kita mau yang diperhatikan hanya diri kita sendiri saja. Itulah ego. Ego yang memicu rasa cemburu.
Sedangkan dua hal yang belakangan – ketertarikan karena faktor Skill & Intellegencia dan faktor Spiritual, umumnya tidak terlalu banyak memancing ego untuk menguasai. Karena dua faktor itu jika memang benar kwalitasnya baik, akan tetap ada di situ dan tidak akan pernah berkurang, sekalipun dishare juga kepada orang lain. Jadi si pencinta tidak akan pernah merasakan cemburu sehebat apa yang dirasakan oleh orang yang mencinta karena 3 faktor yang sebelumnya (fisik, materi dan emotional).
Pada kenyataannya kita mungkin jatuh cinta pada seseorang karena gabungan dari beberapa faktor di atas. Misalnya, ia bukan saja ganteng dan sexy, namun juga seorang ketua senat yang sangat kharismatik dan romantis. Leadershipskill-nyatak perlu dipertanyakan lagi. Atau ia bukan saja cantik dan penuh perhatian serta keibuan, namun juga seorang yang sangat cerdas dan berprestasi. Gila! IP-nya empat!. Nah akhirnya sulit bagi kita untuk menggali darimana rasa cemburu itu datang. Namun kita tetap bisa menganalisanya dengan cukup baik, jika kita mau.
Lalu langkah apa yang harus kita lakukan, setelah kita tahu bagaimana asal muasal rasa cemburu, ego dan ingin menguasai itu datang?
1/. Berhenti menganggap bahwa orang yang kita cintai adalah milik kita. Dan mulai berpikir bahwa setiap orang adalah milik dirinya sendiri. Dan tak seorangpun berhak menguasai orang lain kecuali Sang Pencipta. Tidak kita. Tidak juga orang yang kita cemburui itu.
2/. Menyadari bahwa tidak ada yang perlu dipaksa dalam cinta. Biarkan saja seperti apa adanya. Kenapa? Karena jika memang cinta itu ada, maka ia tetap akan ada di situ. Seberapa jauhpun ia melangkah keliling dunia, cinta untuk kita akan tetap ada di hatinya. Atau seberapa lamapun waktu telah dilewatinya, cinta untuk kita juga akan tetap di situ. Dan selalu akan ada di situ hingga akhir jaman. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Mau ia katakan atau tidak, mau diakui atau tidak, ya tetap ada di situ. Jadi tidak perlu mencemburui orang lain. Karena cintanya untuk kita tidak akan pernah berubah. Kalaupun ia share sedikit kepada orang lain dalam bentuk pertemanan, perhatian kecil dan sebagainya – itu tidak akan menghilangkan rasa cintanya kepada kita juga. Jadi jangan dipikirkan.
Sebalikya jika cinta itu telah hilang, telah lewat atau tidak ada sama sekali, maka tak ada orang yang bisa memaksanya datang. Jika orang yang kita cintai ternyata memilih orang lain dan bukan diri kita, ya memang sudah jodohnya begitu. Memang ia berhak dicintai. Mengapa? Karena ia memberikan senyum, kebahagiaan, rasa senang, kata-kata yang sopan, memotivasi dan menyenangkan, dunia yang cerah dan sebagainya?
Sedangkan kita si pencemburu, apa yang kita berikan padanya? Kekesalan hati, wajah yang manyun, tidak bersahabat, kata-kata yang tidak menyenangkan dan atau mungkin menyakitkan ? Sangat wajar jika ia memilih orang lain yang memberikan hal yang lebih baik. Jadi segera bebaskanlah diri kita dari wajah yang manyun, senyum yang asam dan kata-kata buruk yang tidak menyenangkan itu.
Tak ada gunanya berkeras kepala memaksa orang untuk mencintai kita. Karena jikapun ia mau, maka ia hanya akan melakukannya karena merasa nggak enak hati, takut dibilang tidak bertanggung jawab, khawatir dibilang tidak setia,atau karena kasihan kepada kita. Namun sebenarnya ia memang tidak mencintai kita? Lalu apakah kita lebih menyukai cinta yang pura-pura? Cinta yang dipaksakan ada padahal sebenarnya tidak ada? Tentu kita tidak mau bukan?
Jadi sudahlah! Tidak usah marah-marah atau memaksa lagi. Terima kenyataan.Tidak perlu pula memaki atau melontarkan kegalauan hati kepadanya.Karena sesungguhnya iapun tidak mau berada di situasi itu. Walaupun ia ingin mencintai, tapi ia memang tidak memiliki cinta untuk kita. Mau diapakan? Mau disuruh jungkir balikpun memang ia tidak punya cinta. Ia tentu tidak bisa memaksa dirinya juga bukan? Jadi kasihanilah dia. Bebaskan dia dari perasaan yang tidak nyaman terhadap kita. Biarkan ia bahagia dengan apa adanya. Lalu bagaimana dengan kita?
Alihkan perhatian kepada hal-hal lain yang menyenangkan dan membuat kita tertawa bahagia. Santai saja. Lanjutkan hidup kita dan temukan orang yang memang benar-benar mencintai kita.
Cintai seseorang dengan seluruh ketulusan hati dan jiwamu dan biarkan ia melakukan hal yang sama untukmu – jika ada. Jika tidak ada? Menjomblo juga bukan pilihan buruk. Kadang-kadang juga malah lebih menyenangkan. Dunia belum kiamat, bukan?.
Nikmati hidup yang ringan dan bahagia tanpa dibebani rasa cemburu.
Itu pendapat saya. Ada yang ingin memberika tambahan ide?