Tukar Kado.

Standard

Tukeran kadoIni cerita tentang hari pertama saya masuk kembali ke kantor. Sejak hari sebelumnya  saya sudah diwanti-wanti teman saya agar jangan lupa membawa kado untuk acara Tukeran Kado. Acara akan dilakukan pada hari Senin di minggu pertama saya kembali bekerja. Sudah terbayang akan serunya acara.  Saya pun harus segera menyiapkan kadonya. Nah kado yang harus disiapkan oleh semua orang tentunya memiliki persyaratan khusus. Nilainya harus sekitar Rp 50 000.   Tujuannya adalah agar para penerima kado tidak ada yang merasa dirugikan atas acara itu. Mau terima kado apapun sebagai tukerannya pasti yang ada hanya rasa seru.

Apa ya? Saya benar-benar tidak punya ide yang kreatif mau memberi kado apa. Jadi pada hari Minggu sore, dengan diantarkan oleh suami dan kedua orang anak, saya pergi ke sebuah hypermarket di bilangan Bintaro untuk mencari kado yang keren  dengan harga Rp 50 000. Sibuk hunting aneka barang  dengan harga Rp 50 000. Ada  gantungan baju  yang berputar  dari plastik. Harganya Rp 49 990. Nah ini kayanya cocok. Tapi entah kenapa saya merasa agak kurang sreg dengan hadiah itu. Lalu saya bertemu taplak meja makan dari renda imitasi, harganya Rp 49 000.  Kurang seribu ya. Mungkin nggak apa-apa ya. Kan plus minus. Warnanya putih bersih. Saya suka sih. Tapi lama lama saya amati, kok seperti palsu begitu ya. Mungkin karena saya kadang merenda  sendiri taplak meja saya dari benang katun, jadi begitu melihat  taplak meja renda yang pabrikan, saya merasa agak kurang natural.  Ah..parkir dulu barangnya. Saya mau melihat yang lain dulu.

Anak saya lalu memanggil saya ke bagian binatang piaraan.  “Ma! Bagaimana kalau hadiahnya  marmut saja?  Harganya pas Rp 50 000″ kata anak saya sambil menunjuk beberapa ekor marmut yang berada dalam sangkar kecil. Saya melihat harganya Rp 50 000.Pas!. Tapi saya mikir lagi. Walaupun dibungkus rapat dengan kertas kado, binatang ini tentu akan mencicit. Saya tidak bisa merahasiakan kado saya.  Selain itu belum tentu semua orang suka dengan marmut.Ah! Tidak jadi ah. Saya pun melanjutkan lagi hunting barang seharga Rp 50 000.

Ada frame photo, ada setrika, ada pemanas air listrik (ketelnya sih dari plastik ada tempat  makanan, lalu saya ketemu cangkir set. Ah! yang ini kelihatannya sangat menearikdan layak. Bentuk cangkirnya  tabung persegi empat. Bukan tabung bulat atau cylinder.   lagi lihat-lihat,lalau anak saya yang kecil menyongsong berlari dengan nafas ngos-ngosan . “Aduuuh, Mama. Lama banget sih Ma. Dari tadi dicari-cari  Papa. Belum dapat juga kadonya, Ma?”  Anak saya mengeluh dengan muka manyun dan langsung ndeplok di lantai. Saya jadi merasa tidak enak. Kelamaan milah milihnya. Tanpa ba bibu lagi langsung saya angkat cangkir set itu ke keranjang belanjaan.

Sampai di rumah saya langsung membungkus  kado itu dengan kertas kado yang sekalian saya beli di hypermarket tadi.  Besoknya saya bawa ke kantor.

Sesampai di kantor, teman-teman  melihat kebungkusan kado saya dan langsung pada komentar. “hah! Nggak boleh. Nggak boleh. Kok dibungkus kertas kado? Kan perjanjiannya harus dibungkus kertas koran?” Oh ya! Saya lupa! Salah ya jadinya. “ayo bungkus ulang dengan koran mumpung acar belum di mulai.” kata teman saya. hayaaa! ini jadi ngulang membungkus deh. Akhirnya ya saya membungkus kembali kado itu. Setalah selesai cepat-cepat menyerahkannya ke teman yang bertugas mengumpulkan kado. Lalu acar tukeran kado pun dimulai.  Setiap peserta diwajibkan mengambil nomor undian yang ditempatkan di  mangkok undian yang dikocok. Mirip dalam arisan.  Setiap orang berhak mengambil kado sesuai dengan nomor yang didapatkannya dari undian itu. Seperti sudah diduga, acaranya seru banget. Terutama pas saatnya membuka bersama-sama kado tahun baru yang kita terima. Setiap orang penasaran ingin buru-buru tahu apa yang diterimanya saat itu. Saya sendiri mendapatkan tiga buah dompet etnik  dari Bali yang terbuat dari anyaman daun pandan, yang tentunya bernilai sekitar Rp 50 000. Lah? Kok pas ya dapat dompet hias Bali?. Saya juga semangat untuk melihat benda apa saja yang diterima oleh teman-teman saya yang lain. Ada tempat minum, talenan dan pisau,  baju  mirip daster, kotak makanan, sandal, kotak tisue, bantal, sendok garpu set, bantal dan sebagainya.  Semua benda itu terlihat sangat menarik,  yang dengan sangat kreatif telah dipilih oleh teman-teman saya sebagai kado dengan memanfaatkan budget Rp 50 000.  Ada satu hadiah yang membuat saya ngiler : bibit bunga lavender dan media tanamnya.  Entah siapa yang memberikannya. Sayang tidak jatuh ke tangan saya.

Dan ketika saya tahu cangkir persegi empat yang saya pilih diterima seorang teman , diam-diam sayapun berdoa semoga teman saya itu menyukainya. Semoga ia tidak menganggap pilihan saya lebih buruk dari pilihannya sendiri.

Saya senang dengan acara ini. Pertama tentu karena seru dan hebohnya.  Ke dua karena acara-acara seperti ini membuat kami semakin dekat satu sama lain. Sangat berkesan dan tentunya akan sering saya kenang.

Bagaimana cerita teman-teman dalam menyambut tahun baru? Apakah ada acara seru yang dilakukan?

22 responses »

  1. Putranya jeli juga tuh Bu, mengukur kado yang nilainya pas dengan patokan harga yang ditentukan.
    Meskipun saya belum pernah melakukan (masak tukar kado dengansesama pedagang pasar hhh yang ada malah mbecek kondangan), acara tukar kado seperti ini memang memberikan semangat. Dan anak-anak saya biasanya melakukannya di sekolah pas awal ramadhan

    Like

  2. Tuker kado terakhir saya dapet satu set buku resepnya Ibu Tika suwitomo (Semoga gak salah nama) dan saya langsung teriak kegirangan Mba. Sampe orang sedirektorat ngelihat saya gitu. Hahahaha. Cowok kesenengan dapat buku resep padahal gak pernah dipake juga. 😀

    Like

  3. saya gak ikut tukar kado, tapi sempat membelikan kado untuk acara kantor suami yang jumlahnya harus pas 50 rb dengan dibuktikan menggunakan struk. Ternyata ya pas 50rb dapat hadiah lagi lumayan 🙂

    Like

  4. Kalau saya sih mungkin menyemarakkan pergantian tahun dengan sebuah resolusi dan “point-point” yang harus saya capai di tahun ini. Mungkin seperti itu, kalau masalah tukar kado belum pernah ngerasain juga. Kalau dilihat dari postingnya langsung, kelihatan seru dan sangat “surprise” sekali sepertinya. 😀

    Like

  5. aku agak silit pilih2 kado mbak, nggak kreatif..
    aku pernah dapat kaset (jaman itu) laginya bagus2.., eh malah ada teman yg maksa mau dengar duluan, lama baru dipulangin

    Like

  6. Ya ampun, mbak Daniiii…
    Persiiiisss sama kayak aku. Sabtu besok mau family gathering ke puncak sama temen2 ruangan, dan.. kudu bawa kado juga, cuma bedanya kisaran harga 20 ribu. Dan iya, musti dibungkus kertas koran juga. 🙂
    Btw, emang ada ya, marmut harga 50 rb? Aih… aku baru tahuuu… cuma ya kebayang ya, bungkus2nya gimana… 🙂

    Like

  7. Beberapa tahun lalu saya & rekan2 wanita ditempat kerja juga pernah mengadakan tuker2an kado seperti ini. Kebetulan bertepatan dg hari kasih sayang, tapi kita bukan hari kasih sayangnya yg diperengati tp lebih ke kasih kado, seru2an dan mengakrabkan diri satu sama lain.

    Emang seru ya mba acara seperti ini….sayangnya sdh lama kita tdk melakukannya lagi

    Like

Leave a comment