Tag Archives: Kelapa Muda

Kelapa Muda Yang Terlalu Tua..

Standard
Kelapa Muda Yang Terlalu Tua..

Saya diajak teman-teman saya untuk ikut makan siang di sebuah rumah makan yang menurut teman saya enak dan tak terlalu jauh dari kantor. Sebuah  rumah makan Sunda yang seperti umumnya menyediakan  ikan, ayam goreng dan bakar, sayur asem , sambel dan lalapan. Lalu minumannya.. .mata saya bergerak ke daftar minuman yang tersedia. Ada kelapa muda (butiran) dan ada juga es kelapa muda (dalam gelas). Hey…!! Mengapa rumah makan ini aneh sendiri? Di mana-mana, di semua restoran atau rumah makan, harga kelapa muda butiran selalu lebih mahal dari harga es kelapa muda dalam gelas. Sangat jelas karena dari sebutir kelapa muda, jika dikerok dan diambil air beserta daging buahnya tentu menghasilkan  beberapa gelas es kelapa muda. jadi es kelapamuda pasti lebih murah. Tapi mengapa di sini harga kelapa muda butiran lebih murah dari harga es kelapa? Bahkan hingga 33% lebih murah. Karena itu, maka kamipun beramai-ramai memesan buah kelapa muda yang butiran. Lebih murah, lebih alami dan ….lebih banyak tentunya! Read the rest of this entry

Life – Kekompakan Keluarga Dalam Menyambung Hidup.

Standard

Saya sangat senang berjalan-jalan dan melihat-lihat kehidupan orang lain dan melihat bagaimana mereka menjalankan aktifitasnya dalam rangka menyambung kehidupan keluarganya.  Salah satunya adalah pada apa yang saya temukan di  sebuah pojok jalan di kampung Perigi. Di kampung itu, dari arah Sextor IX menuju Graha Raya Bintaro, terdapat sebuah warung  Kelapa Muda yang sangat ramai didatangi pengunjung. Tempatnya terlihat biasa saja, bahkan sedikit becek pada musim hujan. Namun melihat ramainya pengunjung, saya  mengidentifikasikannya sebagai  warung yang  menjajakan makanan ataupun minuman yang enak.  Maka saya sengaja  berhenti  dan memesan  beberapa buah untuk saya bawa pulang ke rumah.

Bu Lilis, sang pemilik warung dengan sigap mengambil golok dan membelah kelapa. Menampung air kelapa dan daging buahnya yang telah dikeruk di dalam sebuah water jug. Sementara anaknya segera membantu membungkus air kelapa muda dan isinya itu ke dalam kantong plastik bening untuk saya bawa pulang. Tidak lupa ia  membungkuskan cairan gula bening tanpa pewarna dalam kantong terpisah. Ternyata memang sangat enak. Sangat beda dengan warung Kelapa Muda yang lainnya di sekitar daerah itu. Barangkali rahasianya ada pada kepiawaian pemilik warung dalam memilih kelapa dan menyiapkan cairan gula. Tingkat ke’muda’an kelapanya sangat pas – tidak terlalu tipis dan tidak terlalu keras;  dan gulanya murni tanpa tambahan zat pengawet maupun pewarna. Seluruh keluarga saya menyukainya.

Lama kelamaan sayapun menjadi salah seorang pelanggan setia warung Kelapa Muda di pinggir jalan itu. Saya mulai sering ngobrol dan memperhatikan bagaimana keluarga Ibu Lilis itu bekerja. Di mata saya, mereka itu benar-benar sebuah team yang kompak. Ibu Lilis memiliki 2 putra yang sering saya lihat dilibatkan untuk membungkus air kelapa dan daging buahnya yang telah dikupas dan dikerok. Keduanya masih usia sekolah. Saya mengagumi kedua orang anak muda itu.  Di saat saya juga banyak melihat anak-anak seumuran mereka hanya bermain,  ngegang dengan teman-temannya serta tak mau perduli akan kesulitan ekonomi orangtuanya,  mereka saya lihat  dengan tekun mau membantu orangtuanya menjaga warung. Tidak terlihat rasa minder atau keluhan di wajahnya yang belia. Mereka sangat sopan dan terlihat sangat sayang pada bundanya.  Tentu orangtuanya telah mendidiknya dengan sangat baik.

Sang Ibu sendiri bertugas membelah kelapa dan menampung air dan daging buahnya ke dalam sebuah tempat. Sang ayah yang jarang muncul, kelihatannya bertugas melakukan transaksi dengan pemasok kelapa dan bila sedang tidak sibuk, iapun bertugas membelah kelapa membantu istrinya. Tumpukan kelapanya cukup banyak. Taksiran saya, dari jumlah tumpukan kelapa yang menurutnya habis dalam sehari,  ia bisa menjual kelapa  sekitar 50- 100 buah per hari. Mungkin ada variasi yang antara lain dipengaruhi oleh musim kemarau atau penghujan, dan hari kerja  atau akhir pekan. Harga jual untuk kelapa Muda biasa adalah Rp 6 000 per butir, sedangkan untuk kelapa ijo ia jual dengan harga Rp 7 000 per butir.  Jika gross margin dari penjualan di warung kelapa muda itu adalah 50%, jadi bisa kita kalkulasi tingkat keuntungan yang didapat dari bisnis ini.  Not bad!!. Minimal bisa untuk menyambung hidup dan membayar uang sekolah anak.

Luar biasa! Keluarga yang benar-benar kompak. Patut saya acungi jempol. Sayapun ikut doakan kesuksesannya. Dan suatu hal yang saya catat dalam hati saya – ketika kita mau menyingsingkan lengan dan menurunkan hati kita dari ketinggian yang berlebihan, maka pintu rejeki pasti akan selalu terbuka. Semakin banyak kita melihat kehidupan orang lain yang beragam, rasanya semakin banyak pula kita melihat jalan untuk meyambung kehidupan keluarga kita.  Dan semakin banyak pula hati kita dipenuhi rasa syukur dan terimakasih kepadaNYA.