Setelah sebelumnya saya menulis tentang beberapa jenis tanaman pakis hias dan Kadaka alias Pakis Sarang Burung, kali ini saya ingin menulis tentang Pakis Tanduk Rusa (Platycerum) alias Simbar Menjangan. Pakis yang menurut seorang sahabat blogger saya Uyayan disebut dengan istilah Kadaka Uncal – semoga apa yang dimaksudkan sama. Pakis ini menarik hati saya karena bentuknya yang luar biasa indahnya. Daunnya keluar menjuntai bercabang-cabang mirip tanduk rusa. Jika habitatnya tepat, maka tanaman ini akan tumbuh subur dengan tanduk-tanduk hijau indah yang banyak jumlahnya, meninggalkan pemandangan yang sangat menakjubkan. Natural art!.
Pakis Simbar Menjangan umumnya hidup di hutan-hutan basah pegunungan. Tumbuh dipohon dari spora yang dibawa oleh burung-burung. Jika sedang berjalan melintasi hutan kecil atau tegalan di daerah pegunungan, saya suka mendongak ke atas ke dahan-dahan pohon. Siapa tahu beruntung bisa melihat anggrek liar yang sedang berbunga ataupun Pakis Simbar Menjangan yang menempel di ketinggian dahan. Di daerah Puncak – Bogor, di tepi jalan yang berkelok-kelok di tepi kebun teh, banyak juga saya lihat pakis ini dijajakan orang. Barangkali diburu oleh penduduk setempat dari hutan-hutan atau kebun-kebun di sekitarnya.
Jika ingin menanamnya, sebaiknya kita pastikan terlebih dahulu bahwa kita memiliki media (pohon mangga, rambutan, jambu, pohon lainnya atau pakis haji) untuk menempelkan akarnya. Anak Simbar Menjangan bisa kita pisahkan dari induknya, kemudian perlahan-lahan kita ikat (dengan tali ijuk, kawat, dsb) ke batang pohon. Pastikan posisi daun utamanya tegak utnuk mendapatkan juntaian daun tanduk yang indah. Cukup sirami dengan air. Daun tegak ini biasanya berfungsi menahan daun-daun kering dan sisa air hujan untuk tetap disana dan menjadi sumber makanan.
Di Bali, tanaman Simbar Menjangan biasanya ditanam di pohon-pohon di halaman rumah ataupun ditempelkan pada batang pakis haji. Percaya atau tidak, pakis ini konon dapat menolak niat jahat tamu yang datang tak diundang ke rumah kita terutama jika kita tanam di halaman depan. Konon si penjahat terpesonakan hatinya oleh bentuk pakis ini, sehingga rasa kebahagiaan mendominasi hatinya dan iapun lupa akan niat jahatnya semula. Tentu saja saya tidak tahu kebenarannya. Namun itulah cerita yang banyak beredar di masyarakat dan faktanya saya perhatikan memang cukup banyak juga orang menanam pakis ini di halaman rumahnya. Namun terlepas dari benar atau tidak benarnya cerita itu, pakis Simbar Menjangan terlihat sangat membantu mewujudkan keindahan lingkungan rumah. Sangat menyatu dengan lingkungan sekitarnya, yang membuat rumah secara keseluruhan lebih artistik.
Waktu saya kecil, saya dan sepupu –sepupu saya yang laki-laki, sering mengambil daun utamanya yang tegak, berbentuk lebar dan kering (bukan yang menjuntai seperti tanduk) untuk bermain wayang-wayangan. Daun ini biasanya saya jadikan Kayon, karena tampangnya memang mirip Kayon yang dibuat dari kulit yang biasanya dimainkan oleh dalang. Jika tidak ada daun Simbar Menjangan ini, daun Nangka keringpun jadilah. Kayon adalah lambang pohon kehidupan. Dan dalam Wayang Bali, Kayon ini selalu berperanan penting dalam perubahan lakon. Sebagai character yang membuka maupun menutup pertunjukan. Kamipun memainkan lakon wayang itu dengan Kayon dari daun pakis Simbar Menjangan kering.
“Samangkana, …”
oh,, itu to namanya. saya sering melihat pakis ini tapi gk tau namanya hehe,,
LikeLike
wah, keren…
LikeLike
Thanks Yisha..
LikeLike
Jd serba guna ya, disamping memberikan keindahan juga dapat menolak niat jahat tamu yang datang tak diundang…
Sukses selalu bu…
LikeLike
Sukses selalu juga buat Pak Noer..Terimakasih
LikeLike
namanya unik ya
LikeLike
Ya… unik banget Mbak. Sesuai dengan bentuknya..
LikeLike
wah ini dia si rusa jantan…
saya juga punya foto-foto seperti ini, tetapi pohon tempat dia tinggal digerogoti…entah mau jadi apa nanti kisah hidupnya..
ngomong2, what does “Samangkana, …” mean?
LikeLike
Ooh sayangnya. Padahal tanamannya bagus ya…
Samangkana apa ya.. he he bingung juga..itu soalnya bahasa dalang di Bali. Kalau diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia barangkali artinya.. “demikianlah ” atau “begitulah”..
LikeLike
DI tempat saya juga namanya kadaka uncal … uncal kan menjangan hehehe … wah jadi inget pelajaran biologi ya, ngebahas ini 😀
LikeLike
Sama ya dengan Pak Uyayan.. itu bahasa Sunda nya barangkali?
LikeLike
iya, memang bahasa Sunda, Mbak Made 🙂
uncal = menjangan 😀
LikeLike
Simbar menjangan dan kayon analogi yang menarik, kayon di Bali mungkin senada dengan gunungan pada wayang kulit di daerah jateng jatim kah? Salam
LikeLike
Ya.. serupa Bu Prih..
LikeLike
simbar menjangan (kadaka uncal) pertama nanam bibitnya saya dapat dari tetangga depan rumah.. nanamnya juga asal saja hanya di iket pake kawat di tempel di pohon mangga depan rumah,, sekarang sudah besar sekali dan tumbuh subur Made walau tak pernah saya pupuk…
menurut saya tanaman ini tidak rewel tidak perlu perawatan khusus..
LikeLike
Salah satu benefit berbaik dengan tetangga..bisa saling sharing bibit tanaman he he
LikeLike
Heee saya pernah juga untuk wayang-wayangan mbok…kebetulan ada di rumah…tapi karena perubahan semuanya dipangkas oleh bapak, karena harus mendirikan bangunan
LikeLike
Ya.. biasanya begitu. Ternyata Mbok juga sudah tidak punya lagi di halaman di Bali. Tapi tadi pas ke rumah nenek dalam rangka Kuningan, masih ta lihat ada di depan merajan. Selamat Hari Raya Kuningan..
LikeLike
Di rumah orang tua saya ada tanduk menjangan ini Mbak Dani. Dia kalau sudah tua, kelopak bulatnya itu mati sendiri, berwarna coklat dan langsung dibungkus lagi oleh kelopak hijau yang baru. Mereka membuat pupuknya sendiri rupapanya Mbak 🙂
LikeLike
Tanaman yang mandiri ya Mabk Evi..
LikeLike
Dulu sempat bingung tanaman ini seperti apa, karena waktu kecil disebutnya tanduk rusa. Ternyata sama saja toh, he…he…
LikeLike
he he.. iya. sama saja..
LikeLike
nambah satu lagi referensi, selama ini saya kerepotan untuk mencarikan contoh tanaman yang mewakili pembahasan materi sekolah, setidaknya dengan gambar ini bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. terima kasih telah berbagi
LikeLike
Sama -sama Pak Sunarno
LikeLike
Daun ini adalah lalapannya Dinosaurus 😀
LikeLike
ha ha.. bisa saja. Karena sudah ada di jaman yang sama dengan dinosaurus ya Mas..
LikeLike
Saya jg pengemar simbar.mau tau dmn bs nyari jns-jns baru
LikeLike
ooh gitu ya. Sama ya. Sayang saya juga nggak tahu dimana kalau mencari jenis jenis yang baru. Maaf banget.
LikeLike
saya juga suka tanduk rusa mbak, terutama yg asli hutan kalimantan, namanya Platycerium ridleyi. bentuknya mirip banget kaya kepala rusa dengan tanduknya yg tegak ke atas. cuma kalo yg ridleyi ini agak sulit buat ngerawatnya..
LikeLike
Wah..saya malah belum tahu yang asli hutan kalimantan.Bagus banget tentunya ya.. Mudah mudahan suatu saat bisa melihat yang asli.
LikeLike
mampir ke blog saya aja mbak, minggu lalu saya baru pesan tanduk rusa ini dari Kalimantan.. liputannya dibahas lengkap loh hehe..
semoga bisa menambah referensi.
kalo mau liat aslinya langsung boleh mampir ke hutan konservasi di halaman samping rumah saya..
LikeLike