Daily Archives: October 5, 2014

Bukittinggi: Hanya Sebatang Pohon Karet.

Standard

Burung Cerukcuk 2Saya sedang menikmati sarapan pagi saya di sebuah hotel di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pagi hari yang sangat menyenangkan. Matahari baru saja menyembul dari balik atap bangunan, mengusir kabut pagi. Saya mengambil posisi duduk di pinggir, sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung namun masih  bisa memandang langit dan taman hotel yang hijau dan asri. Pelayan restaurant menawarkan secangkir teh hangat dan saya mengangguk berterimakasih.  Saya menyukai kota berhawa sejuk ini.

Beberapa puluh ekor burung walet tampak bercericip di langit, terbang berputar-putar mengelilingi sebuah menara. Terbang berkejar-kejaran dengan teman-temannya. Alangkah riang gembiranya kawanan burung itu. Saya hanya memandanginya saja. Ikut bersyukur akan kegembiraan pagi. Tidak berniat untuk memotretnya karena saya tidak  tahu bagaimana teknik memotret burung terbang di angkasa.

Burung Cerukcuk 3

Di halaman tampak tumbuh sebatang pohon karet (Ficus elastica) yang jika ditilik dari ukuran dan jumlah lumut serta tanaman epifit yang tumbuh di batang dan cabangnya menampakkan usianya yang tentu bukan baru setahun dua tahun.  Pohon itu tampak sangat artistik dengan ketuaannya. Di pucuk-pucuk cabangnya tampak banyak sekali buah-buah kecil bermunculan dari sela-sela daunnya yang kaku. Sumber makanan yang berlimpah bagi burung-burung. Saya pikir sebentar lagi tentu saya akan menyaksikan kehadiran burung-burung pemakan buah di sini. Benar saja. Tak seberapa lama seekor burung kecil muncul dan hinggap di dahan. Sayang saya belum siap dengan kamera saya.

Burung Cerukcuk 4

Berikutnya beberapa ekor Burung Cerukcuk (Pycnonotus goiavier) mampir. Seekor tampak cukup dekat dengan posisi saya duduk.  Nah, yang ini tentu ada kesempatan buat saya memotret. Burung itu memakan buah-buah karet yang melimpah. Pindah dari satu cabang ke cabang yang lain.  Barangkali mereka memilih hanya buah-buah yang masak dan ranum. Setelah menelan 4-5 buah karet, kedua ekor burung itu terbang.

Berikutnya datang lagi 4 ekor burung Cerukcuk lain. Mereka juga melakukan kegiatan yang sama makan dan pergi. Lalu bergantian lagi dengan beberapa ekor burung yang lain.

Walaupun Burung yang sama sudah cukup sering saya lihat di belakang rumah saya,namun saya tetap senang melihat burung ini di sini. Setidaknya memberi saya pemahaman yang baik bahwa penyebaran Burung ini ternyata memang sangat luas di tanah air – setidaknya saya bisa mencatat minimal mulai dari sisi barat pulau Sumatera, sepanjang pulau Jawa,  pulau Bali , pulau Lombok.

Burung PekingNamun rupanya yang membutuhkan pohon karet itu bukan hanya burung Cerukcuk. Banyak burung-burung kecil juga berdatangan.  Misalnya di cabang utama pohon itu tumbuh beberapa rumpun anggrek merpati. Nampak beberapa ekor burung Peking (Lonchura punctulata) entah mencari makan, entah bersarang di sana.

Burung Bondol Tunggir Putih

 

Demikian juga di cabang yang lain. Saya melihat Burung Bondol Tunggir Putih (Lonchura striata). Semua ikut bernaung dan ikut makan di sana.  Saya memandangnya sambil menghabiskan teh hangat saya. Saya mendengar bahwa hotel itu sedang direnovasi saat ini. Semoga pohon karet itu tidak ditebang. Sehingga ia tetap bisa menjadi penyangga kehidupan bagi mahluk-mahluk lain yang berkunjung ke sana.

Hanya sebatang pohon karet.  Namun walaupun hanya sebatang, buahnya sangat berlimpah. Alangkah banyaknya buah pohon karet itu. Dan alangkah banyaknya jumlah burung yang dihidupinya. Baik untuk mencari makan, untuk berteduh ataupun hanya untuk sekedar mengistirahatkan sayapnya sejenak.

Walaupun hanya sebatang, namun betapa sangat penting keberadaannya. Jika kita bisa menyelamatkan keberadaan pohon, walaupun hanya sebatang, tetap sangat besar artinya bagi keberlangsungan mahluk hidup lain di sekitarnya.