Daily Archives: October 18, 2014

Bakti Sosial Reuni SMA Negeri 1 Bangli,Bali : Menabur Benih Ikan.

Standard

baksos tebar benih ikan di danau baturMinggu yang lalu saya kebetulan ada urusan  di  Denpasar. Seorang teman yang tahu saya ada di Bali, mengajak saya ketemuan di SMA 1 Bangli. Tanggal 25 Oktober ini akan ada Reuni Agung, dan besok itu akan ada kegiatan pra reuni. Ia meminta agar saya ikut saja. “Ayo pulang! Besok ada bakti sosial menebar benih ikan” katanya. “Tapi aku mau pulang ke kampung di tepi Danau Batur” kata saya. “Ke danau Batur  sorenya saja. Kan sekalian sambil menebar benih ikan.” saran teman saya. Akhirnya saya tak kuasa menolak. Kangen juga sama teman-teman. ha ha!.

Besoknya saya datang ke Sekolah. Pagi itu diadakan acara Jalan santai.  Whuaa..seru banget ketemu teman-teman!. Cekakak cekikik mengenang masa lalu. Potret sana, potret sini -berselfie ria. Semua pojok depan sekolah dijadikan latar belakang pemotretan. Saking asyiknya, baru sadar ternyata kami sudah ditinggal barisan jalan santai. Waduuuh! Kami menebak-nebak jalur jalan santai yang ditempuh, lalu mencoba mencegat rombongan lewat jalan pintas menembus rumah-rumah penduduk. Ternyata salah!!. Bukan jalur itu yang ditempuh!.. ha ha. Akhirnya terpaksa balik ke pojok Lapangan Kapten Mudita dan menunggu di situ. Nasib membolos dari kegiatan jalan santai. Ketika rombongan pejalan santai kembali dan melihat rombongan itu diliput oleh sebuah station TV, lalu kami menyelinap masuk barisan dan berakting seolah olah kelelahan habis jalan santai sambil berdadah dadah ke kamera TV. Hua!

Hari itu banyak acara deh. Tapi saya sangat terkesan dengan acara Menabur Benih Ikan.  Acara ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan populasi ikan air tawar di badan-badan air di Bangli. Teman saya Alit Parwata menjadi “the man of the day” hari itu. Namanya dipanggil-panggil untuk datang ke panggung, sementara yang bersangkutan menghilang karena sedang  sibuk mendonorkan darahnya di acara donor darah. Mana Alit? Mana Alit?

Awalnya saya tidak terlalu paham kenapa Alit mendadak menjadi “orang penting” hari itu? Mengapa ia dipanggil-panggil ke panggung dan didaulat untuk mengocok undian door prize segala? Sementara kami hanya duduk di sini dan tak seorangpun yang memanggil ke panggung?  Ada apa gerangan? Akhirnya teka-teki itu terjawab. “Memang Alit orang penting hari ini! Kan benih ikan buat acara tabur benih nanti dari dia” jelas Erna, sahabat karib saya.  Rupanya Alit adalah Kadis Peternakan dan Perikanan  di kabupaten Bangli. OOOO.. saya baru tahu. Sekarang saya mengerti mengapa. Ha ha! Pantes saja jadi orang penting.

Acara menabur benih ikan itu dilakukan di dua lokasi. Pertama di Telabah Aya, sebelum makan siang  dan yang ke dua di Danau Batur, pada sore hari.  Telabah, dalam Bahasa Bali artinya adalah sungai kecil atau kali. Berbeda dengan Tukad (Sungai), lebar telabah  biasanya hanya  beberapa meter, dan di beberapa bagian bahkan ada yang sangat sempit  seukuran got yang lebar.  Saya ikut rombongan teman-teman seangkatan saya mengikuti acara itu. Diawali dengan acara symbolis penyerahan bibit ikan oleh Alit selaku Kadis Peternakan dan Perikanan kepada pemuka adat setempat. Baru setelah itu kami beramai-ramai melepas anak-anak ikan.  Anak-anak ikan yang berada dalam kantung-kantung plastik beroksigen dilepas dengan cara membuka kantung plastik perlahan-lahan, lalu menurunkan permukaan plastik berlawanan arah dengan arus air sungai, ditunggu sebentar hingga ikan-ikan itu keluar semua dari kantung plastik dan anak-anak ikan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.  Sebagaimana layaknya sungai di daerah pegunungan, air telabah Aya ini juga sangat bening. Sehingga ikan-ikan yang baru dilepas ini sangat mudah dilihat bergerak-gerak berenang melawan arus di beningnya air.

Sore harinya,  kembali teman-teman mengajak saya melepas benih ikan. Kali ini lokasinya di Danau Batur di Kintamani, Bangli.

Penaburan benih ikan dilakukan di tengah danau dengan menggunakan 2 buah perahu bermesin tempel dan di dekat dermaga di desa Kedisan. Perjalanan ke sana kurang lebih memakan waktu setengah jam. Pemandangan sangat indah sekali. Jalan yang berkelok, Gunung Batur dan Danau yang luas serta bukit-bukit hijau yang mendindingi danau. Sesampainya di bawah, saya memandang lepas ke danau. Ada banyak sekali burung-burung air yang beterbangan mencari ikan.

Saya ikut naik ke dalam salah sebuah perahu yang akan membawa bibit ikan ke tengah. perahu melaju dengan cepat membelah air danau yang biru. Sesampai di tengah, teman-teman saya bergantian mulai melepas anak-anak ikan sambil bergembira. Semoga anak-anak ikan itu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Seperti  saat di telabah Aya, panitya juga memperingatkan agar jangan meninggalkan kantong plastik bekas di tengah danau agar tidak merusak lingkungan.

Alit  memberi saya informasi bahwa jumlah benih ikan yang ditabur adalah sebanyak 30 000 ekor. 25 ekor ditabur di danau Batur, dan 5 000 sisanya ditabur di Telabah Aya.  Sumber benih didapatkan dari UPR Sala, yaitu unit pembenihan ikan milik alumni. Penaburan benih ikan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian alumni terhadap pelestarian lingkungan. Menurut Alit, pada bulan Agustus sebelumnya sempat terjadi ledakan belerang  di danau gunung berapi itu yang mematikan ikan, sehingga kita perlu menebar kembali benih ikan agar populasi ikan dan keseimbangan ekosistemnya terjaga.

Sedangkan untuk Telabah Aya sendiri dilakukan proggram kebersihan saluran irigasi, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan menebar benih ikan agar semua pihak peduli dengan proggram kali bersih.

Menabur benih ikan! Menabur kebaikan untuk masyarakat sekitar. Saya salut kepada teman saya Alit Parwata dan juga kepada teman-teman panitya reuni serta jajaran akademis SMA 1 Bangli  yang menyelenggarakan acara ini. Banyak kegiatan yang bermakna yang dilakukan. Reuni. Bukan hanya sekedar pertemuan hura-hura. Namun pertemuan penuh makna. Mengingatkan kita kembali akan jasa sekolah serta bapak-bapak dan ibu-ibu guru kita, yang telah dengan susah payah mendidik kita hingga kita menjadi diri kita sekarang ini. Banyak yang sukses. Walaupun diantaranya mungkin ada juga yang kurang sukses. Jangan pernah lupa akan almamater. Jika sukses, tidak ada salahnya memberikan kembali kepada sekolah dan masyarakat sekitar. Kebaktian sosial. Donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan lain-lain.

Saya merasa bersyukur dan sangat berterimakasih pernah dididik di sini. Di SMA negeri 1 Bangli. Sekolah yang senantiasa mengingatkan kepedulian kita akan kelestarian lingkungan alam sekitar kita.