Dalam sebuah perjalan dari arah Bukittinggi ke Padang, saya yang duduk di belakang melihat-lihat pemandangan yang sangat menarik hati saya. Lembah dan ngarai yang berdinding batu dan tanaman. Diselingi dengan pemandangan sawah dan rumah-rumah penduduk dan bangunan yang satu dua masih ada yang bertahan dengan bentuk atap tradisionalnya. Sangat senang melihatnya.
Setelah melewati Padang Panjang dan saya pikir sekarang kami berada di wilayah Pariaman, mata saya tertuju ke semak-semak berbunga merah di pinggir jalan. Wild bush bean yang berbunga merah!. Wow!. Saya pernah melihat gambar bunga liar itu entah di mana, namun saya belum pernah melihatnya langsung di alam. bunganya sungguh cantik dan warnanya sangat menawan.
Saya ingat, saya pernah melihat bunga sejenis di tepi pantai Benoa di Bali yang saya tulis di sini sekitar dua setengah tahun yang lalu. Hanya saja, yang saya lihat di Bali itu adalah jenis yang berbunga hitam. Sebenarnya mungkin warnanya super merah gelap, namun saking gelapnya jadi terlihat berwarna hitam. Sementara yang di Sumatera Barat ini adalah jenis yang berbunga merah.
Ah, seandainya saya bisa berhenti sejenak dan memotret bunga indah itu. Ooh..betapa inginnya saya berhenti. Namun tentu saja saya tidak enak meminta teman saya yang menyetir kendaraan untuk berhenti begitu saja demi keinginan saya pribadi. Padahal kami di sana kan sedang dalam urusan pekerjaan kantor. Tentu tidak sepantasnya saya minta berhenti. Akhirnya saya hanya diam saja.
Tepat ketika saya berpikir begitu, teman saya melambatkan kendaraannya, menyeberang dan kami berhenti di sebuah halaman rumah makan. Kiambang Raya. “Kita berhenti dulu di sini. Sudah waktunya makan siang” kata teman saya. Ooh??!!. “Kenapa, Bu? Sudah lapar kan?” tanyanya. Horeee!!! Saya girang bukan main. Lupa menjawab pertanyaannya, saya minta ijin untuk menyeberang karena saya ingin memotret bunga Wild Bush Bean yang berwarna merah itu. Karena mengkhawatirkan keselamatan saya saat menyeberang, dengan mempertimbangkan lalulintas bus dan truck lintas Sumatera yang berkecepatan tinggi, seorang teman akhirnya mengikuti saya menyeberang jalan. Dan mulai memotret motret di bawah terik matahari. Dan bunga -bunga itu memang luar biasa indah.
Bunga Kacang Ucu liar berwarna merah (Macroptilium lathyroides). Saya tidak tahu apa namanya dalam Bahasa Minang. Yang jelas tanaman ini agak kurang merambat dibanding saudara-saudaranya yang lain, dan bahkan pohonnya segikit agak bisa tegak. Namun unga dan buahnya sama denga jenis Kacang Ucu yang berbunga hitam.
Cantik-cantik bukan? Lihatlah warna merahnya yang menyala. Walaupun ukurannya kecil, namun warnanya sangat memikat hati. Demikian juga bentuknya yang mirip kupu-kupu. Terayun-ayun di tiup angin tepi jalan.
Jika saja ada orang yang serius membudidayakan kacang ucu ini, saya pikir tanaman ini sangat layak dijadikan tanaman hias .