Saya diberikan seikat besar daun selada oleh seorang teman. Oleh-oleh dari ladang. Karena jumlahnya cukup banyak, maka selada itupun saya bagi-bagikan lagi kepada kerabat dan tentangga saya yang lain. Sisanya masih tetap cukup banyak. Wah, kalau tidak dimakan, tentu selada-selada segar ini akan segera layu.
Seperti kita ketahui, daun selada biasanya dimanfaatkan sebagai lalapan yang dimakan dengan sambal terasi ataupun jenis sambal yang lainnya. Setidaknya begitu pengetahuan saya selama ini. Tapi daun selada sebanyak ini, tentu tak bisa saya habiskan hanya dengan memanfaatkannya sebagai lalapan saja. Oleh karenanya, saya lalu bertanya kepada kakak ipar saya dan menantunya yang sedang masak di dapur “Daun selada bisa dipakai untuk apa?”. Serempak keduanya menjawab “ Untuk lalapan!!!”. Kalau itu saya sudah tahu. Tadinya saya pikir barangkali ada yang menjawab lain. Ternyata tidak.
Lalu saya bertanya lagi ” Selain untuk lalapan, bisa dimasak untuk apa lagi ya?” Keduanya menjawab sama “ Tidak bisa!”. Entah kenapa saya kok merasa tidak terlalu yakin dengan jawaban itu. Masak sih tidak bisa? Melihat saya yang penasaran, keduanyapun berusaha mengingat-ingat kembali. Ikut penasaran. Namun jawabannya tetap tidak ada.
“Kalau ditumis?. Bisa nggak selada ditumis?” Tanya saya. “Kayanya sih nggak bisa. Soalnya nggak pernah tahu ada orang yang menumis daun selada”. Jawabnya. Iya juga ya.Saya juga belum pernah melihat ataupun mendengar orang menumis daun selada.
Saya menjadi semakin penasaran. Selada kan masih sekeluarga dengan sawi, caisim dan sejenisnya. Kalau mereka bisa ditumis, logikanya seladapun enak ditumis. “ Memang selada pahit ya, kalau ditumis?” tak seorangpun dari kami yang tahu jawabannya. Karena tidak pernah. “Kalau begitu, mari kita coba”. Semua jadi ikut penasaran dan semangat mencoba memasak daun selada dengan versi yang lain.
Hmm..not bad! Setelah jadi, “Ternyata selada ini enak juga ditumis ya..” kata kakak ipar saya. Kami semua setuju sekaligus heran dengan kejadian itu.Tidak ada rasa pahit sama sekali. Rasa tumis daun selada inipun tak jauh beda dengan rasa tumis sayuran lain. Enak kok!. Lalu acara masak daun selada pun berlanjut dengan membuat gado-gado daun selada. Dan dapur pun jadi riuh oleh upaya percobaan masak daun selada.
Wah…Hanya karena kita belum pernah mencoba, bukan berarti bahwa selada itu tidak enak dimasak!. Mengapa selama ini kita membatasi kreatifitas kita terhadap daun selada hanya sebatas lalapan untuk teman sambal terasi? Hanya karena tidak pernah mendengar ada orang lain yang memasak selada? Hmmm!!! Saya berpikir-pikir.Jelas sekali. Kreatifitas hanya akan datang ketika kita mau membuka pikiran kita dengan membuang batasan-batasan berpikir yang memenjarakannya. Jika kita mau berusaha membukanya, maka pemikiran-pemikiran lainpun akan segera mengalir dan memenuhi ruang kreatifitas kita.
Wah, hrsnya kami msh di jkt biar dpt nyicip aneka masakan selada
LikeLike
Ya Gung? masih di Riau?
LikeLike
masih mb, sampai tgl 20 nika….
oya fb andri dan aldo apa y? mw menyapa kangen pancake nya nih hehehe
LikeLike
jadi teringat sama quotes favoritku:
“A mind is like a parachute. It doesn’t work if it is not open.”
― Frank Zappa
“Those who cannot change their minds cannot change anything.”
― George Bernard Shaw
LikeLike
Itu quotes yang sangat bagus sekali. Thanks ya. Yang pertama itu dulu pernah disampaikan oleh seorang atasan saya. Bener juga ya.. kalau parasutnya nggak kebuka, ya..nggak bisa ngembang deh.Mungkin kita juga begitu ya.. Kalau yang ek dua saya baru baca di sini.
LikeLike
buat burger atau hotdog. meski nyiapin roti dan daging asapnya / sosis juga perlu perjuangan 🙂
dan, tentu saja, ketika sudah layu karena terlalu banyak dan tak habis kita makan, menjadi jatah untuk kelinci…
LikeLike
ha ha ha.. iya saya nggak keingetan soal burger dan hotdog yang juga menggunakan selada ini Pak Rizal.
LikeLike
ya karena selada cukup mahal dibanding kangkung maka orang akan pikir pikir kalau mau numis bu. selada harus berjumlah banyak setelah ditumis akan mimpes.
LikeLike
Iya ya Bu Min. Saya juga baru keingetan kalau harga selada memang lebih mahal dari kangkung atau bayam. Mungkin itu juga penyebabnya jadi jarang ditumis orang ya. Bener. Bener..
LikeLike
Berbelok dari kebiasaan, pasti dapat pengalaman baru ya Mbak Dani. Aku juga belum pernah mencoba menumis daun selada, kepantek dipikiran lama bahwa selada enaknya cuma buat lalapan..Thanks ah, besok aku coba merebus daun selada menyiramnya dengan kuah kacang..Btw, tetanggaku ada yg terkena kanker paru-paru. Telah diterapi dan mulai sembuh. Sekarang dia tidak makan nasih. Sebagai ganti nasi dia menggunakan daun selada. Rupanya daun selada kaya kalori juga 🙂
LikeLike
Ooh gitu ya. Aku baru tahu soal daun selada yang kaya kalori. Pengetahuan baru juga, terutama kalau soal kaitannya dengan pemanfaatannya saat kondisi penyembuhan kanker itu. Thanks infonya.
Semoga tetangganya semakin membaik Mbak Evi..
LikeLike
Mbak Eviiiii.. eviindrawanto.com kok nggak bisa kutemukan lagi ya? What is happening?
LikeLike
Hehehehe..kemarin2 kan kena masalah mulu Mbak. Kebetulan anakku beli server bareng teman-temannya, mereka mau usaha sendiri.Nah eviindrawanto.com itu dia angkut ke server baru. Sekarang sdh proses upload Mbak 🙂
LikeLike
ini kembali lagi pada persoalan persepsi ya mbak hehehehehe
wah bisa dijadiin tips masakan untuk keluarga dirumah nich – tumis selada 🙂
d(^o^”)
LikeLike
He he ..iya. Bener juga. tadi nggak kepikir sampai ke situ.
Ya, kalau ada sisa selada bekas lalapan,lumayan juga Ko buat ditumis.. Daripada kebuang percuma. Sayang sayang.
LikeLike
di rumah dibuat selada Padang mbak, diiris aja dicampur sama kuning telur dan irisan timun, disiram saus kacang , mantap
LikeLike
Wahh yang itu aku justru belum pernah mencobanya Mbak. Tapi kelihatannya enak ya..
LikeLike
belum pernah menumis selada mbak, boleh juga ya dicoba.Tapi ujung2nya males paling buat lalapan aja hehehe apalagi Pascal suka makan selada begitu saja
LikeLike
Wah.. Pascal hebat ya. Biasanya anak-anak susah kalau disuruh makan sayur Mbak .
LikeLike
yang tidak bisa masak seperti saya jadi nambah tau nih apa gunanya selada..
Enak kalau dipetik dari ladang trus langsung dinikmati seperti orang korea..
LikeLike
Nanti suatu saat pasti bisa masak dengan sendirinya Mbak Tina..
LikeLike
emmm. . .
saya belum bisa makan selada mba?
saya belum doyan. 😆
mau dimasak atau sebagai lalapan tetap beluummm. . . 😉
LikeLike
Ha ha.. kenapa? Kurang suka rasanya ya?
LikeLike
iyya itu mbaaa ni?
padahal kalau sering makan sama lalap kata mamahku awet muda. 😉
LikeLike
idem teman2 tahunya untuk lalapan, selada, gado2, yang semuanya dimakan segar. salam
LikeLike
ha ha.. rupanya pengetahuan umumnya memang begitu ya Bu Prih..
LikeLike
Mbak Madeee…saya juga belum pernah nyobain tumis daun selada, selain dilalap pake sambal terasi, biasanya daun ini saya jadikan campuran gado-gado…ah, cara pengolahan yang biasa ya?
Betul seperti mbak tulis, kalau saja kita mau mencoba hal-hal yang tidak biasa, pasti pemikiran kita akan lebih terbuka. Tentang dampaknya, pasti akan bisa diminimalisir kalau memang kita sungguh-sungguh melakukannya 🙂
LikeLike
Ya. Kadang kita perlu juga nyoba sesuatu walaupun nggak umum dilakukan orang ya Mbak..
LikeLike
Dengan bahan yang sama, ternyata bisa dibuat aneka masakan yang beda.
Ini juga sebuah pelajaran berharga, bahwa meskipun tema yang diceritakan sama, tapi ketika dituangkan dalam postingan sensasinya bisa beda2…
Resepnya boleh dibagi Mbak? 😀
LikeLike
he he..ya bener Pak. Setiap orang punya gaya bercerita yang beda beda ya pak. Sehingga kadang hal yang sama jadi terasa beda.
Reser apa Pak Mars? Wong cuma sayur tumis biasa begitu saja kok. Bumbunya ya bawang merah, bawang putih dan cabe diiris-iris.Digoreng dg sedikit minyak. Kalau ada boleh juga dimasukkan potongan tomat, lalu dimasukkan daun seladanya yang sudah dibersihkan dan dipotong. Lalu ditambahkan garam (dan gula kalau suka) sesuai selera. Masaknya pake api yang agak besar Pak, biar sayurannnya tetap terlihat hijau segar.
LikeLike
biasanya slada emang cuma buat gado2 atau lalapan. jadi pengen nyicipin kayak apa kalo ditumis… #laper
LikeLike
Enak juga kok.. lumayan sih menurutku..
LikeLike
selada ditumis? Baru tau saya 😀
tapi kok sayang ya hiihhi …
perlu dicoba juga nih
biar tau rasanya. 😀
juga seperti kata k’monda, selada padang …
enak kayaknya *penggemar telor* hehehe
LikeLike
He he he.. coba-coba aja Mbak Niq.
LikeLike
wah tumis selada… pingin nyobain…
selama ini selada hanya di jadikan lalapan sambalnya apa aja yang ada.. sambel goang juga jadi hehe…
LikeLike
Tapi selada dimakan mentah konon lebih sehat ya. masalahnya waktu itu saya kelebihan takut layu he he
LikeLike
ya mungkin asal nyucinya yang bersih hehe
yang pasti saya pecinta lalapan banyak daun daun yang sudah saya coba hehe
LikeLike
Masalahnya, di lalap aja sudah enak, ngapain repot2 di tumis 😀
Bandingkan dengan kangkung … dia harus diolah lagi, karena gk enak kalau di lalap.
LikeLike
ha ha.. bener juga.
Nguras energy aja ya..
Tapi ini kan masalahnya kebanyakan. Kalau nggak habis ya ntar layu. Mana enak dilalap. Kalau ditumis kan lumayan nolong… he he
LikeLike
dari dulu saia tidak pernah suka daun selada
LikeLike
Gitu ya.. Tapi ya selera memang beda-beda ya.Banyakjuga sih yang suka banget sama Selada
LikeLike
Sejauh ini hanya menikmatinya dengan cara dibuat lalap, segar. Kalau sudah layu seperti ditumis, seperti kurang nyaman (*ups, belum nyoba*)
LikeLike
Ya.. kalau kebetulan ada lebih..coba deh ditumis. lumayan kok ( menurut saya sih.. he he)
LikeLike
Sekecil apapun ciptaan Tuhan tentu punya manfaat, ya, Mbak Made …
Saya belum pernah makan tumis salada, taunya cuma lalapan aja hehehe 😀
LikeLike
Iya. Bener juga itu. Ciptaan Tuhan, tentu ada maksudnya hadir di dunia ini ya..
Thanks atas inspirasinya..
LikeLike
Kalau tidak salah di sini dimasukkan dalam nasi goreng loh mbak. Juga sebagai “pembungkus” daging yakiniku.
Mungkin orang-orang tidak menumis karena daun ini mahal 😀 Sayang kalau ditumis padahal bisa dijadikan daun lalapan atau salad
LikeLike
Pingback: Payung Yang Terkembang. « nimadesriandani
Pingback: Urban Farming: Hijaunya Selada. | nimadesriandani
Kreatif mbok Dani. Dapat ilmu saya membaca posting ini.
Selama ini memang buntu, selada ya cuma dilalap, 🙂 Ternyata kita menutup pikiran untuk mencoba dengan hal baru.
LikeLike
Tidak tepat untuk ditumis bukan berarti tidak bisa. Klorofil di selada akan hancur bila dimasak. Jadi selada sebaiknya dimakan mentah saja.
LikeLike
terimakasih masukannya, Mad Ariel. Jika dimakan mentah saja rasanya sudah enak, mengapa harus dimasak ya…
LikeLike