Hubungan Manusia.

Standard

..manusia merasa ter’connected’ satu sama lain karena ada suatu persamaan yang menautkan keduanya.

Pemikiran ini muncul di kepala saya ketika Mbak Mechta Deera dan saya ngobrol di time line- face book  tentang Kembang Sepatu.  Seperti halnya dengan blogger lain kecuali Bu Prih, saya belum pernah Kopdaran dengan siapapun teman-teman di dunia maya, termasuk Mbak Mechta Deera.  Bahkan dengan Mbak Evi- yang merupakan blogger pertama yang saya kenal di dunia maya-pun saya belum sempat kopdaran. Untuk dunia perbloggeran, saya ini tergolong kuper.

Dengan Mbak Mechta, memang ada sesekali berkunjung ke laman masing-masing. Namun tak terlalu sering juga.  Entah kenapa, ketika ngobrolin tentang bunga Kembang sepatu, tiba-tiba ada sesuatu yang membuat saya serasa telah berteman lama dengannya.  Ada sesuatu yang membuat saya merasa tersambungkan.  Mengapa seseorang merasa tersambungkan dengan cepat padahal mereka belum kenal satu sama lain?  Pertanyaan itu menggantung di kepala saya beberapa saat.

A life timesLalu saya ingat akan seorang blogger lain yang bernama Klaus Kommoss, pemilik blog ” A Life Times Two” – blog tentang petualangan dua orang manusia bernama Klaus dan Parvin dalam menjalani kehidupan. Ini adalah blog petualangan yang paling menginspirasi saya selama ini.  Klaus adalah seorang  insinyur kelahiran Jerman, sedangkan Parvin istrinya adalah sorang kelahiran Iran,  yang menjadi physicist  di Jerman.  Sangat beruntung ia menulis di blognya dalam Bahasa Inggris, dan bukan Bahasa jerman, sehingga saya bisa membacanya. Saya menemukan bahwa petualangan-petualangan mereka sangat menarik dan penuh perenungan akan hidup. Sehingga dalam sekejap saya merasa sangat nyambung. Walaupun saya tidak kenal mereka berdua, namun saya merasa sangat dekat. Seolah-olah saya telah mengenalnya selama bertahun-tahun. Ada sesuatu, entah apa  yang membuat saya merasa seperti itu.  Itu pula yang ditulis oleh Klaus  di komentarnya di Blog saya.

Ia mengatakan masih struggle menterjemahkan tulisan saya * maklum tulisan -tulisan saya berbahasa Indonesia, sementara ia tidak berbahasa Indonesia*. Tapi ia  juga menyetujui salah satu ungkapan saya bahwa setiap orang memiliki kisahnya sendiri untuk ditulis ataupun diceritakan kepada orang lain.  Dan ia menambahkan ” ... and when you look at it with an open heart they are all quite amazing. Sometimes you can even see your very own story reflected in someboy elses narration and this way you have a chance to see the mysterious “impersonal” or universal quality of all stories and feel the connectedness” tulisnya.

Saya sangat setuju dengan pendapatnya. ketika membaca tulisan seseorang, terkadang memang kita merasa kisah kitalah yang sedang diceritakannya dan akhirnya merasa nyambung.  Dan sayapun menambahkan “…when we read somebody elses story we feel very closed as if we’ve already known that person for years. There must be something generic exists in every human heart. That I guess, the natural instinct to seek happiness and peace. And I think the way we approach happiness in life will make we feel connected quickly” Pendapat saya. Saya yakin ada sesuatu yang sifatnya “generik’ di hati setiap manusia, yang menyebabkan seseorang merasa tersambung dengan cepat dengan orang lain.

Sayang sekali, sekitar bulan September 2012 saya menengok blog ini, saya menemukan bahwa ternyata Klaus sudah wafat. Tidak ada kisah petualangan lagi yang ia ceritakan. Tentu saja saya sedih. Namun tulisan-tulisannya sangat hidup dan tetap hidup di hati saya.  Namun jika ditanya lebih jauh, apakah saya mengenal  Klaus dan Parvin? Tentu saja saya belum pernah bertemu dengan mereka di dunia nyata. Mungkin itulah yang terjadi jika seorang blogger meninggal dunia. Tubuh fisiknya mungkin saja sudah tidak ada, namun tulisan-tulisan, buah pemikiranya tetap ada di sana, abadi di udara.

Hal ini semakin membuat saya berpikir bahwa selalu ada persamaan yang membuat kita mengapa merasa dekat dengan seseorang. Coba perhatikan orang-orang yang dekat dengan kita.  Para sahabat, pasangan atau bahkan mantan pacar di masa lalu, semuanya yang pernah dekat dengan hidup kita pasti memiliki suatu kesamaan yang entah apa dengan kita yang membuat kita merasa dekat dan tersambungkan dengannya sedemikian cepat.  Rentetan kebetulan-kebetulan sama yang cukup banyak.

Dan dengan teman-teman blogger, tentu saja saya merasa tersambungkan dengan cepat, minimalkarena satu hal….sama-sama hobby menulis.

5 responses »

  1. Saya sangat setuju dengan pendapatnya. ketika membaca tulisan seseorang, terkadang memang kita merasa kisah kitalah yang sedang diceritakannya dan akhirnya merasa nyambung. —> terkadang ada juga yang ngerasa kesal marah, karen ngerasa ang diceritain di tulisan itu adalah kisahnya 😀

    Like

  2. Saya garis bawahi kalimat ini mba, bahwa seseorang memiliki kisahnya sendiri untuk ditulis atau diceritakan kpd orang lain.
    Kalimat yg luar biasa mba. Setidaknya kalimat itu menginspirasi saya untuk tak malu saya menuliskan keseharian yg saya alami dlm blog saya.
    Semoga saja pengunjung blog saya tidak bosan dgn cerita saya yang memang demikian adanya.
    Salam hormat dari Bekasi, mba.

    Like

Leave a reply to Lidya Cancel reply