Jika kita menyempatkan diri untuk berjalan –jalan ke pasar traditional di Bali, terutama pada musim hari raya (Galungan, Kuningan), maka kita akan menemukan banyak sekali jenis bunga-bungaan yang dijajakan secara masal oleh para padagang. Selain bunga mitir (marigold), pancar galuh (balsamia), bunga kasna (edelweiss- di pasar-pasar pegunungan) dan kamboja (plumeria/frangipani), kita juga masih melihat ada jenis bunga massal lainnya yang biasa disebut oleh penduduk local sebagai bunga pecah seribu.
Bunga Pecah Seribu (Hydrangea), umumnya berwarna biru sehingga dipergunakan dalam persembahyangan dalam menghormati Dewa Wishnu, yakni sinar suci dari Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsinya sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta beserta mahluk dan segala isinya. Dengan melihat tampilan bunga yang cantik ini, maka dengan mudah kita akan mengerti bagaimana bunga ini mendapatkan namanya. Dari jauh kita melihat bunga ini sebagai sekuntum bunga biru yang besar, namun jika kita dekati, ternyata terdiri atas banyak sekali kuntum bunga kecil kecil berwarna biru dan setiap kuntumnya terdiri atas pecahan kelopak kelopak bunga kecil yang akhirnya membuat kiat sepakat untuk menyebutnya sebagai Bunga Pecah Seribu.
Sebenarnya Bunga Pecah seribu bisa kita temukan dalam 3 variant warna, yakni Biru, Putih dan Pink. Dan setiap variant warna inipun sebenarnya punya variasi lagi. Misalnya Pecah Seribu variant biru, memiliki beberapa gradasi warna, mulai dari biru yang sangat kinclong, hingga biru pucat mendekati putih. Demikian juga yang variant pink. Mulai dari warna pink yang kuat hingga pink yang pudar. Saya pernah mendapatkan penjelasan dari ayah saya, bahwa warna Bunga Pecah Seribu yang biru pucat bisa kita per’kinclong’ warna birunya dengan menancapkan paku (besi/aluminium) di dekat akarnya. Ketika saya coba mempraktekkan advise ayah saya, wah benar saja ..warna biru bunga ini memang semakin kuat dan cemerlang.
Beberapa tahun kemudian barulah saya mengerti dari buku dan ngobrol ngobrol dengan seorang penjaga di toko tanaman yang terkenal bahwa pigment pada bunga Hydrangea dapat dikontrol dengan cara mengatur keasaman tanahnya. Bunga Hydrangea yang biru rupanya muncul dari tanah yang berpH asam, sedangkan yang pink muncul dari tanah yang ber pH basa. Jadi, sebenarnya ada beberapa bahan yang lebih tepat digunakan jika kita ingin mengatur warna bunga Hydrangea ini. Misalnya menambahkan Aluminium Sulphate pada tanah untuk mendapakan biru atau tambahkan kapur untuk membuat tanah menjadi lebih basa agar mendapatkan warna pink. Namun terus terang saya belum pernah mencoba mempraktekan hal ini.
Related articles:
https://nimadesriandani.wordpress.com/2011/06/05/bakung-biru-pencipta-nuansa-teduh-di-halaman/
https://nimadesriandani.wordpress.com/2010/12/12/254/
https://nimadesriandani.wordpress.com/photo-gallery/tropical-flowers/
Salam kenal Mbak~
Saya sangat menyukai tanaman ini, dulu taunya dari film Jepang. Berbunga pada musim hujan dan indah sekali warnanya yang biru keunguan.
Belakangan baru tahu kalau namanya di Indonesia Kembang Bokor / Panca Warna / Pecah Seribu.
Nah kebetulan saya baru membeli satu pohon kecil, masih berwarna putih kehijauan, tapi sedihnya kata Si Penjual ini tidak tahan lama (lokasi beli: Jakarta, asal tanaman dari Bandung). Biasanya hanya untuk dekorasi, karena setelah bunga tadi agak keunguan, mereka akan rontok. Dan nggak bisa kena panas. Padahal info yang saya rangkum tanaman ini mestinya perenial 😦
Nah pengalaman Mbak memelihara ini bagaimana? Apakah berbunga terus, tidak sekali berbunga kemudian mati? Dan di tempat Mbak memelihara bagaimana suhunya? Panas kah? (karena saya berencana ingin bawa pulang ke Samarinda andai ia dapat bertahan hingga waktu saya mudik)
sebelumnya terima kasih ya Mbak atas info nya…
(oia, perbanyak dong mbak bahas bunga”an nya, saya seneng bgt bacanya)
Salam,
Deska
LikeLike
terima kasih buat info nya yg brharga.Sy lg belajar merawat tanaman bungd panca warna punyaku bunga nya msh warna hijau putih.Tq
LikeLike
Saya baru saja mendapat bibit bunga bokor ini. ternyata stek batang. Batang tua dipotong disemaikan. Tapi ketika kena sinar matahari cepat layu ya? Apakah memang tidak suka matahari?
LikeLiked by 1 person
Sepengetahuan saya, tanaman ini banyak ditanam di dataran tinggi dibawah sinar matahari langsung dan tidak terlalu masalah. Mungkin karena daunnya lebar lebar sehingga tingkat penguapannya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lain.
LikeLike
maaf mbak,,..mbak tau dimana beli bibit bijinya hidrangea dibali..???
LikeLike